Vote dan komen adalah salah satu fitur yang ada di Wattpad guna pembaca mendukung penulis favorit mereka. Dengan adanya vote dan komen, pembaca juga bisa menunjukkan ekspresi dan emosi yang mereka rasakan saat membaca suatu cerita fiksi.
Fitur ini tentu menarik karena tidak ada di buku fisik dan beberapa aplikasi membaca. Sehingga dengan adanya komen para pembaca seperti bisa membagi keseruan dari novel yang mereka baca dengan pembaca lainnya.
Fitur vote dan komen juga bisa menunjukkan antusiasme pembaca dan kepopuleran suatu karya di aplikasi orange tersebut.
Di sisi lain, penulis juga menyukai fitur ini karena dengan vote dan komen yang masuk, mereka merasa diapresiasi hingga termotivasi untuk terus melanjutkan karyanya hingga selesai.
Namun fitur menarik ini sepertinya mulai mengalami pergeseran fungsi dari pembaca dan penulis itu sendiri. Dari sisi penulis, mereka seperti 'memaksa' atau 'mengemis' vote dan komen agar karyanya ramai atau agar mereka mau melanjutkan bab selanjutnya dari karya yang sedang mereka tulis.
Sebaliknya, dari sisi pembaca, tidak semua pembaca senang meninggalkan kesan selama membaca. Ada juga yang lebih nyaman untuk fokus membaca hingga tuntas.
Selain itu, selera pembaca juga tidak bisa dipaksakan. Sehingga wajar kalau terkadang penulis justru tidak mendapat dukungan dari teman dekatnya, tapi ia mendapat dukungan dari pembaca yang lain karena perbedaan selera bacaan.
Syarat vote dan komen yang diajukan penulis juga sering kali menimbulkan spam. Karena pembaca hanya ingin bab selanjutnya dari novel yang mereka baca tanpa sebenarnya benar-benar ingin meninggalkan komen.
Fenomena ini memang akrab di media literasi digital. Padahal seharusnya, para pembaca memanfaatkan kolom komentar benar-benar untuk mendukung dan meninggalkan kesan atas karya yang baru mereka baca. Sebaliknya bagi penulis, fitur vote dan komen ini seharusnya tidak membuatmu seolah 'memaksa' atau 'mengemis' dukungan pada pembaca.
Karena tidak semua orang senang berekspresi dan masing-masing buku memiliki pembacanya sendiri. Sehingga tidak perlu memaksakan preferensi bacaan ke orang lain.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Isu Diskriminatif di Balik Film Jepang 'Sweet Bean'
-
Bukan Sekadar Berpesta, Ini Kekonyolan Masa Muda di BIGBANG We Like 2 Party
-
Kontras dengan Judulnya, Ini Kisah Patah Hati di Lagu Key SHINee 'Easy'
-
Hampers Tidak Wajib, Tapi Jangan Ajak Orang Lain Stop Kirim Hadiah Lebaran
-
Lebaran Penuh Kepalsuan, saat Momen Suci Berubah Menjadi Tekanan Tahunan
Artikel Terkait
-
3 Rekomendasi Novel Penulis Indonesia tentang Pendakian Gunung, Sudah Baca?
-
Jadi Penulis Itu Pilihan, Bukan Pelarian
-
Tersangka Pencucian Uang, Nikita Mirzani Disindir Balik Sutradara Dirty Vote: Kena Tulah!
-
Ironi Penulis di Tengah Gempuran AI: Otak Diperas, Gaji Tidak Dibayar
-
Protes Meningkat, Prabowo Berterima Kasih pada Jokowi, Zainal: Memperkuat Narasi Dirty Vote
Kolom
-
Polri dan Proyek Jagung: Lahan Subur atau Ladang Masalah?
-
Koran Cetak di Era Digital, Masihkah Relevan?
-
Krisis Literasi Informasi Pelajar di Era AI, Memudahkan atau Membingungkan?
-
Warisan Ki Hajar Dewantara: Relevansi Semboyan Taman Siswa di Zaman Modern
-
Politika Ki Hajar Dewantara dalam Membangun Pendidikan dan Bangsa Indonesia
Terkini
-
5 Drama yang Dibintangi Mild Lapassalan, Ada Mu-Girl Miracle Matchmaking
-
Langkah Terjal Dejan/Fadia di BAC 2025, Lawan Berat Menanti di Babak Awal
-
Kai EXO Hadirkan Musik Afrobeat di Lagu Comeback Terbaru 'Wait On Me'
-
Kim Soo-hyun Gugat YouTuber Garosero Institute atas Kasus Penguntitan
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits