Media sosial telah mengubah lanskap dunia hiburan, memungkinkan siapa saja untuk meraih ketenaran. Tak hanya para selebritas lama, kini orang biasa pun bisa mencuri perhatian dan menjadi fenomena di dunia maya.
Membandingkan dengan perjalanan para pesohor di masa lalu, perbedaan yang terasa begitu jelas. Dulu, menjadi seorang artis atau selebritas bukanlah hal yang mudah.
Dibutuhkan usaha keras, pengorbanan, dan waktu yang panjang untuk menapaki tangga popularitas. Bahkan, orang-orang berbakat pun harus memulai dari bawah, berjuang sekuat tenaga untuk meraih sorotan.
Dulu, tampil di layar televisi adalah prestasi yang tak ternilai. Hanya segelintir orang yang berhasil menembus seleksi alam dan bertahan dalam kerasnya industri hiburan, tampil di depan mata jutaan pasang mata di seluruh negeri.
Inilah yang membuat para artis legendaris dikenal tak hanya oleh generasi mereka, tapi juga oleh banyak generasi setelahnya. Nama mereka abadi, tetap melekat di hati, bahkan meskipun mereka telah tiada.
Kini, segalanya bisa diraih dengan sekejap mata, tanpa perlu bakat istimewa atau usaha gigih. Banyak orang percaya bahwa ketenaran bisa diraih dalam hitungan hari—yang mereka perlukan hanyalah aksi kontroversial yang diunggah di media sosial.
Dalam sekejap, mereka jadi sorotan publik, muncul di televisi, diundang wawancara, dan kehidupan pribadi mereka menjadi bahan obrolan masyarakat.
Namun, yang sering terabaikan adalah kenyataan bahwa sebagian besar dari mereka tidak menciptakan karya bermakna atau menunjukkan bakat yang pantas dibanggakan. Bahkan, ada yang meraih ketenaran lewat hal-hal yang sia-sia atau sangat tidak pantas dijadikan contoh.
Ironisnya, masih banyak yang terpesona dan memberikan perhatian lebih pada fenomena semacam ini, meskipun itu justru mengundang keheranan.
Ketenaran instan memang terasa menggoda, namun tak jarang ia menguap secepat datangnya. Selebriti yang sedang menjadi sorotan hari ini bisa saja terlupakan, digantikan oleh figur baru yang tak kalah kontroversial esok harinya.
Fenomena ini menciptakan realitas banyak orang lebih berlomba menciptakan sesuatu yang bersifat kontroversial daripada menghasilkan karya bermakna.
Maka dari itu, saatnya kita menjadi pengguna media sosial yang lebih bijak dan beradab. Apa yang kita ucapkan, apa yang kita tonton, bahkan apa yang kita tanggapi—semuanya mencerminkan kualitas diri kita. Mari pilih sesuatu yang baik untuk menebar dampak positif melalui jejak digital yang kita tinggalkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rahasia Gelap Konten Clickbait Media Sosial: Kenapa Kita Gak Bisa Berhenti Ngeklik?
-
Pentingnya Melestarikan Budaya Lokal di Tengah Arus Globalisasi
-
Pilihan Karier ala Milenial: Kenapa Freelance Semakin Diminati?
-
Jejaring Sosial: Kunci Sukses Bisnis Online di Era Digital
-
Membayangkan Dunia Tanpa AI dan Robot: Bagaimana Manusia Hidup?
Artikel Terkait
-
Kabar Duka dari Irish Bella, Sang Ayah Meninggal Dunia
-
Ini Alasan Komdigi Bikin Aturan Baru untuk Larang Anak Main Medsos
-
Emilia Contessa Nyanyikan "My Way" Seminggu Sebelum Tiada, Teori Liar Lagu Tersebut Diungkit Netizen
-
Ibu Indra Bekti Berjuang Lawan Penyakit Diabetes Sebelum Meninggal Dunia
-
8 Potret Artis Rayakan Imlek bareng Keluarga, Ada yang Baru Ketahuan Mualaf
Kolom
-
Whoosh: Antara Kebanggaan Nasional dan Tuduhan Mark-Up
-
Delman di Tengah Asap Kota: Romantisme yang Menyembunyikan Penderitaan
-
Satu Tahun Prabowo Gibran: Antara Kepuasan Publik dan Kegelisahan Kolektif
-
Boleh Cuti Haid, Asal Ada Bukti: Kenapa Hak Perempuan Harus Diverifikasi?
-
Ketika Laki-Laki Takut Sama Perempuan Sukses: Fenomena Men Marry Down
Terkini
-
Mata Lelah Gara-gara Layar? Ini 6 Jurus Sakti Biar Gak Cepat Rusak
-
4 Serum Retinal Lokal yang Efektif Haluskan Tekstur Kulit dan Lawan Kerutan
-
Erick Thohir dan Shin Tae-yong Kembali Saling Follow, Hubungan Membaik?
-
Laundry Majapahit: Tradisi Jadi Modal Ekonomi Kreatif Baru
-
Shin Tae-yong Ungkap Peluang Kembali Nakhodai Timnas Indonesia, Bersedia?