Setiap orang tua pasti memiliki harapan pada anaknya. Ingin mereka lebih bahagia, lebih sukses, tidak mengulang kisah buruk orang tuanya, meneruskan warisan keluarga, dan lain sebagainya.
Semua ini terasa lumrah karena biar bagaimanapun, orang tua sangat menyayangi anaknya, sehingga mereka ingin hal yang terbaik bagi buah hati.
Namun ternyata, apa yang ada di benak orang tua seringkali berbeda dengan isi hati anak, maka ekspektasi mereka pun juga berbeda.
Bisa jadi sebenarnya sang anak sudah punya banyak talenta dan prestasi, tapi orang tua menuntut dan berekspektasi buah hatinya untuk sukses di bidang yang tidak disukai anak.
Tak jarang, hal ini membuat anak overthingking dan pusing sendiri karena merasa tidak berguna. Hal ini terasa berat bagi si anak.
Sementara dari sisi orang tua, fenomena ini juga menjadi melelahkan dan beban pikiran karena menganggap anaknya 'belum jadi apa-apa'.
Namun di sisi lain, bila anak sudah berhasil sesuai standar dan harapan orang tua, ternyata dibangga-banggakan juga bisa menjadi tekanan tersendiri bagi si anak.
Serba salah memang!
Pujian berlebihan yang sering dilontarkan orang tua pada kerabat dan teman yang mereka temui secara tidak langsung membuat si anak berpikir ingin selalu terlihat baik.
Hal tersebut tentu menjadi beban tersendiri karena si anak berusaha mempertahankan label baik yang tersemat padanya. Padahal, anak mungkin tidak ingin terlalu dipuji seperti itu.
Selain itu, pujian yang diterima anak juga bisa membuatnya takut merasa tinggi hati dan iri orang yang mendengarnya.
Sebab, dua penyakit hati ini sangat berbahaya dalam keluarga maupun lingkungan pergaulan. Berbagai masalah bisa timbul karena bermuka dari sifat ini.
Oleh karenanya, harapan tinggi orang tua maupun terlalu dibangga-banggakan ternyata menjadi momok pikiran mayoritas anak. Terutama di usia 20-30 tahunan.
Saling terbuka dan komunikasi mungkin bisa menjadi jalan tengah bagi kedua belah pihak. Sehingga orang tua tidak banyak pikiran karena menganggap anaknya belum jadi apa-apa. Sedangkan bagi si anak ia menjadi lebih paham dan punya tujuan yang lebih jelas bagi masa depannya.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Galau Brutal, Joshua SEVENTEEN Tak Ingin Ditinggal Doi di 'Love Is Gone'
-
Posisi di Futsal, Saat Semua Punya Peluang untuk Unjuk Gigi di Lapangan
-
Teknik Dasar Futsal, Hal yang Harus Kamu Punya untuk Raih Dukungan Satu Tribun
-
Posisi Menentukan Prestasi, Bedah Formasi Futsal saat Berlaga di Lapangan
Artikel Terkait
Kolom
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
Koperasi Merah Putih: Antara Harapan dan Ancaman Pemborosan Dana Rakyat
-
Tugas dan Status: Membedah Jebakan Ganda yang Menguras Mental Pelajar
-
Gaji UMR, Inflasi Gila-gilaan: Mimpi Kemapanan Generasi Z yang Terjegal
-
Gen Alpha Beda dari Kita! Pola Asuh Zilenial Ubah Segalanya
Terkini
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir