Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Umi Khoiriyah
Ilustrasi kolaborasi antar geng [Freepik/tirachardz]

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang kreatif, penuh inovasi, dan memiliki cara unik dalam menyelesaikan masalah. Salah satu ciri khas mereka adalah membentuk "geng" atau kelompok yang solid dalam pergaulan sehari-hari.

Geng bisa terbentuk karena memiliki kesamaan dalam hal tertentu, atau bisa juga terbentuk karena sering kumpul bareng. Geng juga tidak melulu tertuju ke hal yang negatif atau bullying. 

Namun, siapa sangka kalau kebiasaan ini justru bisa menjadi modal berharga dalam menghadapi dunia kerja? Dengan memanfaatkan kolaborasi antargeng, sekolah dapat menciptakan simulasi dunia kerja yang efektif, seru, dan relevan bagi Gen Z.

Mengapa Kolaborasi Geng Penting?

Di dunia kerja, kemampuan bekerja sama dalam tim adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan. Gen Z yang terbiasa membentuk kelompok berdasarkan minat dan kesamaan nilai dapat memanfaatkan ikatan tersebut untuk menciptakan kerja sama yang produktif.

Ketika geng-geng ini diberi proyek untuk diselesaikan bersama, mereka belajar bagaimana mengelola tugas, membagi peran, dan menyelesaikan masalah secara kolektif, mirip dengan dinamika kerja di perusahaan modern.

Melalui proyek tersebut, mereka juga akan bebas berekspresi, bebas berpendapat dan berkreasi, cocok sekali bagi Gen Z yang menyukai kebebasan. Mereka masih bisa mempertahankan keseimbangan waktu antara belajar dan berkreasi.

Simulasi Dunia Kerja di Sekolah

Sekolah dapat mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang memungkinkan geng-geng siswa bekerja sama layaknya tim dalam sebuah perusahaan. Berikut beberapa contoh implementasinya:

1. Proyek Start-Up Mini

Setiap geng bertindak sebagai sebuah start-up kecil dengan peran yang berbeda-beda, seperti CEO, marketing, desain, dan pengembang produk.

Mereka diminta untuk membuat produk atau layanan dan mempresentasikannya di hadapan investor. Di sini guru atau juri tamu dari dunia industri bisa berperan sebagai investor.

Misalnya, membuat platform aplikasi pertemanan berbasis minat yang mempertemukan siswa berdasarkan hobi dan bakat yang dimiliki. Ini memungkinkan mereka menjalin relasi sosial yang positif di sekolah.

2. Kolaborasi Lintas Geng

Agar simulasi dunia kerja terasa lebih nyata, geng yang berbeda diberikan tantangan untuk bekerja sama. Misalnya, satu geng fokus pada desain produk, sementara geng lain menangani pemasaran dan distribusi. Hal ini mengajarkan pentingnya kerja sama lintas divisi di dunia kerja nyata.

Kolaborasi lintas geng juga memungkinkan mereka untuk saling bertukar ide tanpa memandang dari mana jurusan mereka dan dari mana geng mereka. Karena yang menjadi fokus utama adalah ide-ide kreatif agar proyek tersebut bisa berjalan dengan baik.

3. Simulasi Kantor Kreatif

Sekolah dapat menciptakan suasana kerja seperti di perusahaan dengan membentuk tim proyek berbasis geng. Mereka diberi tugas menyelesaikan suatu tantangan industri, seperti membuat kampanye media sosial untuk produk lokal atau mengembangkan solusi inovatif untuk masalah sosial.

Di sini, mereka bisa belajar aspek dasar berwirausaha dengan mengembangkan kreativitas dan kemandirian dalam mengerjakan setiap tantangan yang diberikan.

Guru juga bisa memberikan sesi mentoring untuk memberikan solusi dari hambatan kerja yang mereka dapatkan selama mengerjakan proyek.

Kesimpulannya, kolaborasi antar geng bukan hanya sekadar tren pergaulan, tetapi bisa menjadi simulasi dunia kerja yang efektif bagi Gen Z.

Dengan memanfaatkan kebiasaan ini secara positif, sekolah dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi masa depan siswa.

Jadi, sekarang bukan saatnya lagi menganggap geng sebagai sesuatu yang negatif. Karena dengan strategi yang tepat, geng bisa menjadi wadah kreativitas dan inovasi bagi generasi masa depan!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Umi Khoiriyah