Di zaman sekarang, semua orang punya kebebasan untuk menyuarakan pendapatnya. Media sosial, forum diskusi, dan kolom komentar menjadi ruang terbuka di mana siapa pun bisa berbicara. Namun, sering kali kebebasan ini disalahartikan.
Banyak yang merasa bahwa selama mereka punya hak berbicara, mereka bisa mengatakan apa saja tanpa mempertimbangkan kebenaran atau konsekuensinya. Akibatnya, muncul banyak komentar dan opini yang lebih didasarkan pada emosi daripada logika.
Salah satu masalah terbesar dalam demokrasi adalah kesalahpahaman bahwa setiap pendapat itu sama berharganya, tanpa melihat apakah pendapat itu berdasarkan fakta atau tidak. Seseorang bisa dengan mudah memberikan komentar tajam terhadap suatu isu tanpa memahami konteksnya.
Ketika dikritik atau dibantah dengan argumen yang lebih kuat, bukannya introspeksi atau berdiskusi lebih jauh, banyak yang justru memilih untuk defensif dan berlindung di balik kalimat, “Ini hak saya untuk berpendapat.” Seolah-olah hak berbicara berarti kebal dari konsekuensi.
Padahal, kebebasan berbicara bukan berarti bebas dari tanggung jawab. Jika sebuah opini salah atau menyesatkan, itu bisa berdampak besar, terutama di era informasi menyebar dengan cepat seperti sekarang.
Tanpa adanya kesadaran untuk memilah informasi dan berpikir kritis sebelum berbicara, ruang diskusi yang seharusnya sehat malah berubah menjadi tempat yang penuh dengan asumsi, misinformasi, dan debat yang tidak produktif.
Algoritma media sosial juga memperparah situasi ini. Banyak orang hanya disajikan informasi yang sesuai dengan pandangan mereka, menciptakan ruang gema yang memperkuat keyakinan mereka tanpa membuka ruang untuk perspektif lain.
Akibatnya, bukan hanya orang menjadi semakin yakin dengan pendapatnya, tetapi mereka juga semakin sulit menerima kritik atau perbedaan pendapat.
Perdebatan yang seharusnya bisa menjadi ajang bertukar pikiran malah berubah menjadi ajang saling serang tanpa arah.
Demokrasi yang sehat bukan hanya soal berbicara, tetapi juga soal mendengar dan berpikir kritis. Kebebasan berpendapat tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan tanggung jawab untuk mencari tahu dan memahami sebelum berbicara.
Sekiranya setiap orang mau meluangkan waktu untuk membaca lebih banyak, memeriksa fakta, dan mempertimbangkan sudut pandang lain sebelum mengomentari sesuatu, maka diskusi akan jauh lebih bermutu.
Pada akhirnya, memiliki hak untuk berbicara tidak berarti bisa asal bicara. Setiap pendapat memang berhak disampaikan, tetapi juga harus siap dipertanyakan dan diuji kebenarannya.
Demokrasi akan lebih bermakna jika digunakan untuk membangun pemahaman bersama, bukan sekadar ajang menunjukkan siapa yang paling keras suaranya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ketika Pekerjaan Sulit Dicari, tapi Janji Politik Mudah Diberi
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Review Novel 'Jane Eyre': Ketika Perempuan Bicara soal Harga Diri
Artikel Terkait
-
Menteri Ekonomi Kreatif Dukung Penuh Revisi UU Hak Cipta
-
Sejuta Anak Punya Cerita: Menjadikan Pendidikan sebagai Hak, Bukan Impian
-
Ahmad Dhani Bersumpah Lindungi Hak Komposer: Untung Saya Penjaga UUD 1945
-
Rilis Poster Karakter, Ini 3 Pemain Utama Drakor Oh My Ghost Clients
-
Dorong Regulasi Baru, Kementerian Ekraf Jamin Royalti Seniman Bayar di Muka dan Lisensi Digital
Kolom
-
Alon-alon Waton Kelakon: Benarkah Prinsip Ini Bikin Orang Jawa Hidup Malas?
-
Soal Gambar Alat Kelamin di Ujian Biologi: Edukasi atau Pelanggaran Etika?
-
Ulasan Film Pengepungan di Bukit Duri: Cerminan Realita Sosial Indonesia!
-
Kampung Haji Indonesia di Mekkah: Proyek Nasionalis atau Pencitraan Semata?
-
Dominasi Konten Video Pendek dalam Aktivitas Digital Gen-Z
Terkini
-
BOYNEXTDOOR Usung Emosi Jujur Lewat Beragam Genre di Spoiler Album No Genre
-
Misteri Rumah Tua dan Penyihir Jahat dalam Novel House of Secrets
-
Handphonemu Kemasukan Air? Berikut Ini 3 Cara Aman untuk Mengatasinya
-
Blak-blakan! Gustavo Franca Ungkap Jalan Terjal Persib Bandung Menuju Juara
-
Tunjukkan Kepedulian, 4 Aktor Korea ini Rayakan Hari Anak dengan Berdonasi