Entah mulai kapan mainan-mainan ini mulai ditinggalkan. Yang jelas, di dunia yang sudah akrab dengan internet ini, anak-anak jaman sekarang lebih betah berjam-jam duduk menghadap telepon seluler Android atau iPhone dan komputer, ketimbang menghabiskan waktu bermain di luar ruangan.
Padahal jika diusut-usut, permainan jadul ini amat banyak manfaatnya. Keuntungan yang jarang disadari ketika anak memainkan permainan jadul ini adalah imajinasi yang makin terasah, si kecil menjadi aktif bergerak, sehingga terhindar dari penyakit berbahaya dan mengajarkan anak komunikasi yang baik dengan teman-temannya.
Tentunya kita tak mau mainan ini punah kan? Jika kelak mempunyai anak, kita wajib sekali untuk mengenalkan mainan-mainan ini kepada mereka. Nah, berikut ini adalah mainan-mainan jadul yang butuh kita selamatkan keberadaannya.
1. Yoyo
Dulu di setiap bubaran sekolah dasar, penjual Yoyo kayu kerap kali dikerubungi bocah-bocah lelaki yang ingin membeli mainan ini. Bagi anak-anak jaman dulu, asyiknya bermain Yoyo adalah bisa menguasai trik-trik mengayunkan yoyo yang biasa diadu dengan teman-teman. Uniknya, penjual Yoyo kayu di Indonesia cukup kreatif dengan menambahkan batu api pada lempengannya, sehingga saat yoyo menyentuh aspal atau lantai yang keras akan mengeluarkan percikan api yang tidak berbahaya. Jika Anda ingin membeli mainan yoyo kayu ini sekarang, mungkin akan sedikit sulit mencarinya.
2. Bekelan
Jika anak perempuan jaman sekarang sering merengek minta beli boneka Barbie, anak perempuan jaman dulu merengeknya ingin dibelikan bola bekel lho.. Jadi pada jaman jayanya, anak-anak perempuan sering berkumpul sekitar 2 sampai 5 orang untuk ikut bermain bekel. Permainan ini mengandalkan ketangkasan si pemain dalam menangkap bola sekaligus membolak-balik biji bekel. Yang membuat seru, bekelan juga memiliki tingkat level kesulitan. Semakin lama pemain bertahan, semakin sulit tantangan untuk membalikkan biji bekelnya.
3. Boneka kertas
Inilah mainan paling sederhana di tahun 90-an tapi sudah cukup bikin hati anak perempuan senang. Pada dasarnya mainan ini hanya terbuat dari kertas yang dicetak dengan gambar kartun tokoh perempuan lengkap dengan beberapa set bajunya. Dengan harga yang tergolong cukup murah, anak-anak jaman dulu sering menghabiskan uang jajannya untuk untuk mengkoleksi berbagai jenis pakaian boneka kertas. Bermain boneka kertas sejatinya amatlah mudah, anak tinggal mengandalkan imajinasinya dan kemudian mengganti baju tokoh sesuai alur cerita yang sedang mereka mainkan.
4. Kelereng/gundu
Kelereng merupakan mainan paling legendaris bagi anak lelaki sejak jaman dulu. Cara bermainnya cukup mudah, sejumlah kelereng dari para pemain ditempatkan di dalam lingkaran, kemudian para pemain satu persatu mulai menjentikkan kelereng jagoannya. Kelereng yang keluar lingkaran bisa di bawa pulang oleh pemenang. Namun kini, semakin sedikitnya lahan dan gempuran game elektronik membuat permainan kelerang makin jarang dimainkan.
5. Karambol
Siapapun yang punya meja karambol pada jaman itu rumahnya pasti ramai oleh sorak-sorai pemain dan penontonnya. Permainan karambol yang mirip-mirip bilyard memang cukup menegangkan dan bisa diikuti maksimal oleh empat pemain. Kebiasaan para pemain karambol adalah menaburkan bedak di meja karambol agar biji bisa meluncur dengan lincah di atas meja. Begitu ada yang kalah biasanya hukumannya dengan mencoreng muka pemain yang kalah dengan bedak. Nah lhoo.. Siapa yang kurang jago dijamin pulang-pulang wajahnya putih semua!
Artikel ini dikirim oleh Octavianti di Jakarta
Anda memiliki cerita atau foto menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com
Baca Juga
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
Artikel Terkait
-
Jepang Krisis Demografi, Desa Ini Gantikan Penduduknya dengan Boneka
-
Jumlah Penduduk Makin Berkurang, Warga Desa Ichinono di Jepang Membuat Boneka Menyerupai Orang untuk Memecah Kesunyian
-
Pesta Boneka #9 Resmi Dibuka, Hadirkan Program Pertunjukan hingga Lokakarya
-
Ini Dia yang Harus Diincar Gen Z Selain Boneka Labubu
-
Pesta Boneka #9: Benih Harapan dari 25 Negara di Yogyakarta
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino