Jalannya roda perekonomian yang cukup pesat dan dinamis memaksa kita untuk dapat menyesuaikan dengan keadaan ekonomi secara individual. Beberapa di antara kita mampu untuk mengikuti ritme roda perekonomian berjalan, namun sebagian lainnya yang tidak bisa menyesuaikan arah perekonomian berjalan, terpaksa harus tenggelam ke dalam salah satu lubang permasalahan ekonomi yaitu kemiskinan.
Maka mungkin saja semakin maju perekonomian, semakin banyak pula penduduk miskin yang dimiliki. Salah satu penyebabnya ialah tidak terjadinya pemerataan pendapatan nasional hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Dalam teori ekonomi, untuk mengukur ketimpangan distribusi pendapatan maka digunakan indeks gini atau biasa disebut juga koefisien gini.
Pada Maret 2019, Indonesia mempunyai indeks gini sebesar 0,382 seperti yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sejak tahun 2012, pencapaian indeks gini sebesar 0,382 merupakan level terendah indeks gini yang pernah ada.
Namun, apakah dengan tingkat indeks gini yang rendah tersebut berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia, yang dimana pada dasarnya jika indeks gini semakin rendah maka akan semakin banyak penduduk yang dapat menikmati pendapatan nasional.
Jika dilihat dari persentase penduduk miskin di Indonesia dari tahun 2012 hingga 2019, terjadi gerakan yang beriringan dengan indeks gini, yang di mana jika indeks gini naik maka persentase penduduk miskin juga naik, begitu sebaliknya. Misalnya saja pada tahun 2019, penduduk miskin di Indonesia berkurang dari 9,82 persen menjadi 9,41 persen.
Namun, walaupun terjadi penurunan, belum dapat dikatakan menyelesaikan masalah kemiskinan. Hal paling mendasar menurut penulis yang dapat mengeluarkan penduduk miskin dari kemiskinan yaitu pendidikan. Kemiskinan disebabkan salah satunya oleh pengangguran, yakni mereka tidak mempunyai pekerjaan sehingga mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mereka tukarkan dengan barang-barang kebutuhan konsumsi.
Kebanyakan mereka yang menjadi pengangguran karena tidak memenuhi kualifikasi dari lowongan yang tersedia atau dengan kata lain mereka kurang pengetahuan dan pengalaman bekerja.
Sehingga, untuk memecah rantai masalah ekonomi ini, perlu sekali dibenahi sistem pendidikan yang ada, agar seluruh rakyat Indonesia mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan sarana pendidikan, terkhusus bagi mereka penduduk miskin.
Sangat perlu juga diberikan kesempatan bagi penduduk miskin untuk dapat menempuh pendidikan secara gratis hingga tingkat dimana mereka telah mempunyai kualifikasi yang cukup, kemudian dicari dan disalurkan kepada lapangan kerja yang membutuhkan. Sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan dapat keluar dari lubang kemiskinan.
Pengirim: Muhammad Anwar Ibrahim Daulay / Mahasiswa Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia
E-mail: muhammadanwarpsp@gmail.com
Baca Juga
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
Artikel Terkait
-
MK Ubah UU Cipta Kerja: Apa Kabar Gaji Karyawan?
-
Tindak Lanjuti Putusan MK, Airlangga Rakor Bahas Ekonomi Indonesia
-
Indonesia Deflasi Selama 5 Bulan, Pemerintahan Prabowo Diminta Segera Benahi Ekonomi Negara
-
Anggito Abimanyu Beberkan 4 Tujuan Utama dari Kongres ISEI XXII
-
5 Alasan JP Morgan Beri Prospek Positif Ekonomi Indonesia Tahun 2024
Lifestyle
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
4 Gaya Fashion Youthful ala Kim Hye-jun yang Ideal untuk Acara Mid-Forma
-
3 Rekomendasi Serum yang Mengandung Buah Nanas, Ampuh Cerahkan Kulit Kusam
-
4 Rekomendasi OOTD Kasual Ryu Hye Young, Bikin Tampil Lebih Trendy Saat Hangout
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
Terkini
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'