Remaja memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan generasi selanjutnya. Di dalam proses menuju dewasa ini, banyak sekali hambatan yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka, salah satunya adalah rasa insecure.
Insecurity adalah perasaan tidak aman yang dapat terjadi pada setiap orang. Ketidakamanan bisa terjadi saat Anda merasa khawatir, malu, dan tidak percaya diri. Saat orang hidup dalam ketidakamanan, orang cenderung merasakan ketakutan dalam hal apapun.
Contohnya, takut berbicara dengan orang lain, takut untuk meluapkan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Salah satu alasan yang menyebabkan orang merasa tidak aman adalah mereka menilai dirinya terlalu rendah.
Saat Anda kurang percaya diri dan malu karena diri sendiri, misalnya karena bentuk fisik dan kemampuan, maka Anda akan menimbulkan rasa tidak aman yang membuat Anda dapat membandingkan diri Anda terhadap orang lain. Situasi seperti ini dapat membuat remaja pada umumnya merasa depresi yang berlebihan, sehingga memicu adanya gangguan jiwa.
Remaja cenderung merasakan tekanan, khawatir, dan rasa tidak percaya diri yang berlebihan karena harapan mereka yang tinggi. Perasaan yang terjadi dalam proses pertumbuhan remaja ini dapat menimbulkan dan meningkatkan perasaan insecure dlam hidup mereka, yang berdampak negatif.
Rasa insecure yang berlebihan pada remaja terhadap dirinya dapat menyebabkan terganggunya mental mereka, sehingga mengakibatkan kefatalan yang serius. Kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah terhadap isu ini mempunyai pengaruh besar bagi faktor fisik dan faktor kejiwaan seseorang.
Salah satu korban akan masalah ini adalah penyanyi sekaligus aktris asal Korea Selatan yaitu Choi Jin-ri atau dikenal sebagai Sulli. Sulli adalah artis Korea Selatan yang meninggal dikrenakan bunuh diri pada tahun 2019. Kematian Sulli sangat viral dan menggemparkan para fans di seluruh dunia.
Setelah diteliti, penyebab kematian Sulli adalah perasaan Insecure terhadap komen netizen yang konsisten pada media sosialnya. Sehingga, Sulli merasa depresi yang berlebihan dan mengganggu mentalnya. Hal ini membuktikan, bahwa rasa insecure atau rasa ketidakamanan yang berlebihan berpotensi membahayakan nasib seseorang jika tidak ditangani dengan baik.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan insecurity terjadi:
1. Trauma
Trauma sangat mempengaruhi perilaku remaja. Remaja yang pernah mengalami trauma di masa lampaunya sering kali memiliki reaksi yang lebih intens ketika mereka merasa ada hal yang meningkatkan mereka atas memori masa lampaunya. Hal ini menyebabkan remaja menjadi tidak percaya diri kepada dirinya untuk mencoba lagi hal yang. berhubungan dengan masa lampaunya.
2. Pergaulan
Pergaulan adalah faktor eksternal yang sangat berpengaruh dalam pribadi remaja. Pergaulan dapat memengaruhi sifat remaja, pegaulan yang baik dapat membuat sifat Remaja tersebut menjadi baik, begitu pula sebaliknya. Pergaulan yang buruk berpotensi memberi efek buruk pada Remaja itu sendiri. Salah satu efek pergaulan buruk adalah kurangnya dukungan terhadap suatu yang baik untuk pribadi mereka.
Pergaulan yang buruk akan selalu menuntun pribadi remaja pada hal yang melenceng. Hal ini menyebabkan remaja yang baik bisa terbawa arus dan memaksakan diri mereka untuk bergaul yang didasari oleh gengsi, sehingga mereka
tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
3. Ekspektasi yang tinggi
Rasa insecure remaja juga bisa didukung oleh ekspektasi mereka yang tinggi. Hal ini menyebabkan mereka overthinking dan menjadi depresi. Di saat kondisi seperti ini, remaja akan menyalahkan dirinya sendiri jika ekspektasi mereka tidak sesuai
4. Komen negatif
Komen negatif sangat berpengaruh terhadap sifat remaja. Banyak sekali remaja di Indonesia yang menyakiti dirinya sendiri bahkan bunuh diri yang dikarenakan oleh komen dan kritikan negatif terhadap dirinya. Hal ini disebabkan oleh kecemburuan, keirian dan rasa dendam terhadap sesama.
Efek dari komen negatif ini bisa berupa hilangnya rasa percaya diri, depresi, dan yang lebih buruknya adalah bunuh diri. Banyak sekali Remaja merasa tertekan oleh komen tehadap dirinya, sehingga hal ini mendorong mereka untuk menyakiti dirinya sendiri bahkan bunuh diri.
5. Tidak percaya diri
Tidak percaya diri adalah faktor pemicu insecurity terjadi. Di saat Remaja tidak percaya akan dirinya sendiri, mereka akan membandingkan dirinya kepada orang lain, lalu merendahkan dirinya sendiri. Hal tersebut memicu rasa ketidakamanan pada pribadi remaja karena mereka selalu membatasi diri mereka sendiri untuk
berekspresi.
Faktor di atas tentunya dapat merugikan kesehatan mental bagi remaja, mental illness dapat menganggu pikiran dan kejiwaan remaja. Gangguan ini menyebabkan remaja menjadi sulit berpikir jernih dalam aktivitasnya sehari-hari.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam isu ini, mental illlness adalah penyakit kejiwaan yang serius dan dapat merenggut nyawa remaja. Orang tua harus dapat menanggapi dengan bijak terhadap anak yang terkena mental illness. Dukungan dan motivasi orang tua sangat penting dalam pemulihan anak yang mengidap Mental Illnesss.
Selain orang tua, dukungan dan saran dari lingkungan terdekat seperti sahabat, juga penting untuk memulihkan pengidap Mental Illness. Masukan positif dari kerabat terdekat yang bisa dipercaya dapat membuat merasa nyaman untuk bercerita.
Untuk mengatasi masalah ini, anda juga harus memiliki keinginan dari dalam diri anda untuk lepas dan bergerak maju. Motivasi diri anda sendiri untuk lebih percaya diri. Dengan demikian, anda bisa melihat kemampuan diri anda yang sangat berpotensi, karakter, ketulusan atau nilai bagus yang terdapat pada diri anda.
Jika saran dan motivasi orang tua dan lingkungann terdekat belum bisa memberi solusi, maka disarankan untuk para pengidap mental illness dapat konsultasi ke Psikolog dan Psikiater. Dengan konsultasi, remaja yang terkena mental illness bisa mendapatkan solusi yang jelas dan tepat. Dengan konsultasi, mereka juga bisa mengetahui potensi apa yang selama ini ada dalam diri remaja tersebut, sehingga dapat membangkitkan semanngat mereka lagi.
Mental illness semata-mata adalah hal yang remeh di mata beberapa orang, tetapi jika anda merasakannya jangan malu untuk meminta bantuan dan sharing kepada orang tua, sahabat, dan konsultasi pada Psikolog dan Psikiater. Dengan cara tersebut, mental illness dapat dilawan, dan Anda bisa pulih.
Pengirim: Salma Digna Awwali Firdi / Mahasiswi London School of Public Relations Jakarta
E-mail: salmadigna@gmail.com
Baca Juga
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
Artikel Terkait
-
Tips Menghindari Kesalahan karena Tidak Memperhatikan Detail Penting
-
Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Insecure, Belajar Mencintai Diri Sendiri
-
Ulasan Novel Logika Asa, Perjuangan Diri di Tengah Tuntutan Keluarga
-
Alasan Mengapa Kamu Memandang Buruk Orang Lain
-
Atasi Keresahan dengan Cara yang Efektif Lewat Buku Lepas dari Kecemasan
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino