Dalam berambisi menjadi seorang penulis, setiap orang tentunya punya alasan dan motivasinya tersendiri. Untuk dapat diakui sebagai penulis profesional seseorang harus mengawalinya dari tahapan penulis pemula terlebih dulu.
Supaya seorang penulis pemula bisa cepat memperoleh predikat tersebut, maka dia wajib menyelami seluk-beluk dunia kepenulisan dengan lebih serius lagi. Tak habis di situ, konsistensi sekaligus ketekunannya dalam menghasilkan karya-karya tulis pun mesti ditingkatkan. Dia juga diharuskan untuk mampu menghindari dosa-dosa besar alias kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan penulis pemula. Wah, kira-kira apa saja itu, yah? Berikut ini ringkasannya.
1. Malas membaca
Mungkin nggak sih jika seorang penulis itu sanggup menulis dengan lancar tanpa rajin membaca sebelumnya? Jawabannya mustahil! Agar mahir mengubah suatu ide ke dalam bentuk tulisan, seorang penulis wajib menyukai dulu kegiatan membaca.
Boleh diibaratkan aktivitas yang satu ini tuh bahan bakar setiap penulis dalam melahirkan ide-ide spektakuler. Selain memperluas perbendaharaan kata, manfaat lain dari membaca bagi seorang penulis adalah untuk memudahkannya menyusun kalimat yang nggak cuma enak dibaca tapi juga menarik.
2. Tidak punya jadwal menulis
Jika kamu benar-benar serius ingin menjadi seorang penulis, maka jadikan kegiatan menulis itu sebagai salah satu agenda wajib dalam rutinitas harianmu. Bukan hanya menulis di kala senggang, atau sekadar buat mengisi waktu luang.
Ciptakanlah jam khusus yang tepat untukmu menulis, entah itu pagi hari setelah bangun tidur, atu malam hari usai pulang kerja. Yang terpenting pastikan di jam tersebut energimu untuk menulis itu ada dan terkumpul.
3. Membandingkan karyamu dengan karya orang lain
Semua penulis pemula pasti pernah beranggapan kalau karya tulisnya itu lebih buruk ketimbang karya milik orang lain. Nah, penting buat kamu ketahui, bahwa setiap karya itu nggak ada yang sempurna, selalu ada cela untuk dikomentari. Sebagai penulis yang belum lama berkecimpung di dunia tulis-menulis, rasanya wajar kalau karyamu itu masih terdapat banyak kekurangan yang tidak disengaja.
Perbandingan itu sebaiknya kamu jadikan sebagai pelecut supaya kamu semakin bersemangat lagi dalam meningkatkan kualitas tulisanmu, bukannya membuatmu minder hingga enggan untuk menulis lagi.
4. Ikut berbagai macam kelas menulis tanpa menulis
Mengikuti kelas menulis itu memang berguna sekali untuk mengembangkan kemampuan menulis. Tapi, kalau hal tersebut malah membuat kamu jadi rajin menghadiri kelas menulis di sana sini tanpa mulai menulis, sama saja bohong, ‘kan?
Buat apa mengikuti puluhan kelas menulis, kalau ujung-ujungnya ilmu yang kamu dapatkan itu tak satu pun ada yang kamu terapkan. Ingat, fokus utama seorang penulis itu menulis, bukannya mengikuti banyak kelas menulis tanpa menghasilkan karya apa-apa.
5. Kurang memperkaya referensi
Referensi dalam menulis itu diperlukan banget supaya tulisan kamu dapat dipercaya kebenaran isinya. Jangan cuma menulis dengan mengandalkan sudut pandangmu yang terbatas saja.
Sertakan juga penemuan dan pendapat dari beberapa pakar/ahli agar tulisan kamu tidak menyesatkan atau berisikan informasi yang keliru. Nggak mau ‘kan bikin pembaca jadi kebingungan atau salah persepsi gegara tulisanmu?
6. Asal menulis
Asal menulis tanpa memikirkan maksud dan tujuan dari tulisan tersebut merupakan sikap penulis yang kurang bijak, ya! Apalagi kalau tulisan itu ditunjukkan buat khalayak. Jangan sampai tulisan kamu malah jadi sumber bacaan yang nggak bermutu. Oleh sebab itu, penting buatmu menentukan pesan atau penjelasan apa yang hendak kamu sampaikan melalui tulisanmu. Mulai dari sekarang, setop menulis seenak jidat!
7. Plagiat
Poin terakhir ini boleh dibilang dosa besar yang tak termaafkan dari seorang penulis baik pemula apalagi profesional. Bayangkan kamu sudah susah payah menulis, lalu tiba-tiba ada seseorang yang menjiplak karyamu dengan sesuka hati, kira-kira bagaimana perasaanmu? Kesal? Marah? Pastinya!
Tak hanya menimbulkan kejengkelan dan merugikan, tindakan plagiarisme ini juga melanggar hukum dan bisa dianggap sebagai tindak pidana, lho! Jadi, ingat-ingat risiko yang bakal kamu tanggung sebelum berani melakukan plagiat.
Sekarang sudah tahu dong apa-apa saja yang termasuk dosa besar dari penulis pemula? Karena namanya saja sudah dosa, masih mau nggak nih buat melakukannya?
Baca Juga
-
5 Hal yang Perlu Dipersiapkan sebelum Bike to Work, Semangat Gowes!
-
Dear Pekerja, Ini 5 Hal yang Mesti Kamu Lakukan di Hari Pertama Masuk Kerja
-
5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan saat Tak Kunjung Mendapatkan Pekerjaan
-
5 Tips agar Terhindar dari Sifat Sombong saat Memperoleh Keberhasilan
-
Terlihat Wajar, 5 Hal Ini Justru Bikin Lelah Mental
Artikel Terkait
-
Jadi Penulis Itu Pilihan, Bukan Pelarian
-
Belajar dari Tabiat Tom Lembong di Sidang, Intip Manfaat Menulis Menurut Ahli
-
Ulasan Buku Momwriter's Diary, Jadi Ibu Berdaya sekaligus Penulis Produktif
-
Journaling untuk Kesehatan Mental: Rahasia Ketenangan yang Terabaikan
-
Jurnal Emosi: Menulis Bebas Untuk Melampiaskan Emosi dan Beban Diri
Lifestyle
-
4 Daily Look ala Ryeoun yang Simpel tapi Stylish, Siap Jadi Ide OOTD Kamu!
-
4 Ide OOTD Chic ala Hong Hwa-yeon yang Bikin Kamu Makin Stylish Kapan Saja!
-
4 Ide Outfit Hangout ala Megawati Hangestri, Anti Ribet dan Tetap On Point!
-
3 Inspirasi Clean Outfit Pria ala Hwang Minhyun, Simpel tapi Stylish!
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
Terkini
-
Viral karena Film Pabrik Gula, Ini Sejarah Singkat Tradisi Manten Tebu
-
Bawa Timnas U-17 ke Piala Dunia dan Makin Gemilang, Posisi Nova AriantoBelum Tentu Aman
-
Ranking di Sekolah: Memotivasi atau Justru Memberi Tekanan?
-
Fase Penyisihan Grup Usai, Nova Arianto Semakin Lekat Duplikasi Jejak sang Mentor
-
Duka yang Diabaikan: Remaja Kehilangan Orang Tua, Siapa Peduli?