Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Latifah
Ilustrasi tas branded (unsplash.com/@laurachouette)

Perasaan insecure atau tidak percaya diri dapat membuat seseorang ‘lapar’ akan pengakuan. Ingin diakui sebagai orang berada, berusaha mati-matian selalu memakai pakaian bermerek atau makan di restoran hotel bintang lima, padahal kemampuan sebenarnya tak ada.

Ketika gengsi yang dikedepankan, akan ada banyak hal buruk yang bisa menimpa diri. Berikut ini beberapa contohnya.

1. Menghilangkan peluang

Salah satu dampak dari terlalu mementingkan gengsi adalah bisa membuatmu kehilangan peluang. Beberapa kali tawaran kerja ditolak dengan alasan bergaji kecil. Padahal gaji kecil selama itu masih dalam batas wajar, tak mengapa dibanding tak bekerja sama sekali menimbang kamu yang masih nol pengalaman.

Untuk apa gengsi dipelihara jika malah membuatmu tak punya harta. Mau ke mana-mana masih saja minta pada orang tua, padahal jika kamu menerima tawaran kerja yang dulu, kamu sudah bisa berpenghasilan dan jadi lebih mandiri.

2. Hidup jadi penuh masalah

Tak ada faedahnya hidup dengan mengedepankan gengsi. Justru bisa membuatmu terus-menerus terimpit masalah.

Gaji selalu habis untuk bayar cicilan, tak ada tabungan, boro-boro memikirkan investasi, yang ada malah hutang di sana-sini.

Semua itu disebabkan bela-belain ke luar negeri atau membeli HP canggih terkini, hingga tas mewah supaya dibilang sosialita.

3. Menghalalkan segala cara

Dampak buruk dari terlalu mementingkan gengsi adalah jadi gelap mata. Demi mencapai tujuannya, rela menghalalkan segala cara.

Supaya bisa membiayai gaya hidupnya yang selangit, bahkan sampai tak malu jual diri atau melakukan hal-hal kontroversi demi meraih popularitas yang nantinya berujung duit.

4. Menghambat perkembangan diri

Orang yang gengsinya tinggi, biasanya sangat anti kritik. Diberi saran bukannya malah berterima kasih, tapi malah membela diri bahwa apa yang dilakukannya sudah benar.

Pola pikir sempit seperti itu, merasa bahwa dirinya selalu benar pada akhirnya akan menghambat dirinya untuk berkembang. Karena sudah keras kepala dengan metode yang diyakini dan menutup pintu dari kemungkinan perbaikan atau peningkatan.

5. Cenderung menghibur diri dengan cara yang salah

Menggunakan mobil mahal, tinggal di apartemen mewah, atau memakai pakaian dengan baju dari desainer ternama, tak menjamin akan merasakan kebahagiaan sejati apabila semua itu ditujukan untuk memenuhi gengsi. Karena hal tersebut sama saja menjalani hidup dengan standar orang lain.

Akibat sering membohongi diri sendiri dan hidup terus berselimutkan topeng kepura-puraan, membuat orang yang mementingkan gengsi cenderung menghibur diri dengan cara yang salah. Misalnya menggunakan narkoba atau minum-minuman keras supaya bisa terlepas dari kekosongan dalam dirinya dan bisa merasakan apa itu kebahagiaan meskipun hakikatnya semu.

Tak ada bedanya makan di warteg kaki lima atau restoran hotel berbintang, toh nantinya sama-sama kenyang juga. Bukan berarti tak boleh untuk menjalani gaya hidup mewah, tapi jangan memaksakan demi gengsi, padahal keadaan tak memungkinkan.

Tak perlu gengsi memakai motor keluaran lama. Tinggal bekerja lebih giat lagi untuk nantinya bisa beli mobil tanpa harus kredit. Tak perlu malu tinggal di kontrakan, tinggal usaha lebih keras dan cerdas lagi supaya nanti bisa terbeli rumah yang diidam-idamkan.

Intinya, semua itu akan ada waktunya. Selama kita terus berusaha, apa yang kita inginkan cepat atau lambat pasti bisa diraih. Tak perlu menipu diri demi memenuhi gengsi. Tanpa pamer sana-sini, orang pun akan tahu dengan sendirinya kok kalau kita sudah mampu.

Latifah