Linkedin merupakan platform media sosial yang peruntukkannya khusus tentang profesional. Media sosial tersebut bersifat global dan semua pengguna LinkedIn bisa melihat apa yang kita posting.
Tentunya berbeda dengan Facebook, Instagram, dan Twitter. LinkedIn lebih menekankan pada konten-konten yang berkaitan dengan pengembangan profesional, seperti bimbingan karir, tips karir, tips motivasional, lowongan kerja, maupun kerjasama bisnis.
Hal itulah yang membuat pengguna LinkedIn lebih bijaksana dalam memposting konten di LinkedIn. Sebab, apabila memposting konten negatif pada LinkedIn juga berpengaruh pada reputasi diri kita terhadap pengguna LinkedIn yang lain.
Terutama untuk para pencari kerja yang kerap banyak memposting konten-konten yang berisi tentang keluh kesah, tendensimenjelek-jelekkan perusahaan sebelumnya, bahkan hal-hal berbau ujaran kebencian.
Apabila perekrut melihat konten-konten yang negatif, perekrut pasti berpikir ulang untuk merekrut pencari kerja dengan rekam jejak digital yang kurang baik.
Hal-hal yang berbau sensitif, seperti perbedaan pandangan politik, masalah agama, urusan privasi, kesukuan atau primordialisme, dan lain sebagainya seharusnya dihindari dalam menggunakan platform LinkedIn
Sebab, pengguna LinkedIn berasal dari beragam pandangan politik yang berbeda, agama yang berbeda, suku maupun ras yang berbeda. Banyaknya konten-konten berbau sensitif di LinkedIn memicu perdebatan, bahkan tak jarang ada yang perang debat di LinkedIn.
Berikut 3 hal yang tidak seharusnya diposting di LinkedIn
1. Konten Berbau Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian atau hate speech yang bertujuan menyerang individu ataupun kelompok tertentu dengan hasutan, fitnah dan berita-berita bohong. Sebab konten-konten berbau ujaran kebencian sangat berpotensi menimbulkan perpecahan dan permusuhan antar individu maupun kelompok.
2. Konten Berkaitan dengan Urusan Privasi
Urusan privasi tidak seharusnya disebarluaskan melalui media sosial. Sebab urusan privasi adalah aib pribadi yang cukup ditutup rapat-rapat.
Memposting konten berkaitan dengan hal privasi berarti sama saja dengan menyebarkan kejelekan diri sendiri maupun keluarga. Urusan individu dengan individu yang lain maupun urusan keluarga diselesaikan secara personal.
3. Konten CV Tanpa Memblur Data Pribadi
Untuk mendapatkan pekerjaan, banyak pencari kerja memposting CV mereka di LinkedIn. Dengan begitu mereka akan mendapatkan informasi pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun kompetensinya
Meski tidak salah, masih banyak pencari yang memposting CV atau Curriculum Vitae tanpa memblur atau menyamarkan data pribadi mereka, seperti tempat tanggal lahir, alamat, dan nomor kontak.
Mengingat data pribadi sangat sensitif dan rawan sekali akan penyalahgunaan data pribadi. Hal inilah yang patut diwaspadai dalam memposting konten CV di LinkedIn.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
Australia Bikin RUU Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Jika Dilanggar Dendanya Mencapai Rp500 Miliar
-
Segini Pendapatan Catheez dari Konten Eksklusif Instagram, Pantas Enteng Tolak Endorse Judi Online
-
Daftar Harga Konten Eksklusif Selebgram, Pendapatan Fuji Tertinggi Meski Terbilang Murah
-
Jadi Tren Lagi di Medsos, Apa Itu Independent Women?
Lifestyle
-
3 Calming Toner Berukuran Jumbo, Solusi Hemat untuk Redakan Kemerahan
-
3 Varian Serum dari Bio Beauty Lab, Ampuh Atasi Kulit Kusam hingga Penuaan
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
3 Produk The Originote Ukuran Jumbo, Ada Micellar Water dan Sunscreen Spray
Terkini
-
Min Hee-jin Tuntut Rp56 M terhadap Agensi ILLIT Atas Pencemaran Nama Baik
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Belajar Menerima Trauma Masa Lalu dari Buku Merawat Trauma
-
Rumah Makan Padang Melisa, Kelezatan Tiada Tara di Kota Jambi
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?