Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fadly Burahima
Ilustrasi memarahi anak (pexel)

Sebagai orang tua, pasti ada saat-saat di mana akan merasa sangat marah atas perilaku anak. Beberapa mungkin dapat mengatasi rasa marah tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang mengekspresikannya dengan bentakan bahkan teriakan.

Jika dilihat secara sepintas, memarahi anak dengan cara bentakan ataupun teriakan mungkin tidak akan menimbulkan masalah fisik. Namun, jika ditelisik lebih dalam lagi, terlalu sering memarahi anak dengan cara seperti itu sebenarnya bisa berdampak negatif pada fisik, lebih tepatnya pada perkembangan otak dan juga mental anak.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.

1. Gangguan Perkembangan Otak

Mengutip dari Alodokter, anak yang terlalu sering dimarahi, dibentak, bahkan diteriaki akan berdampak pada perkembangan otaknya. Ukuran otak anak akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran rata-rata.

Diketahui pula, otak manusia lebih mudah mencerna informasi dan kejadian negatif ketimbang positif. Terlebih pada otak anak.

Oleh sebab itu, ketika anak dimarahi, bagian otak yang bertugas mencerna suara dan bahasa akan mengalami hambatan perkembangan. Bagian itu akan jadi "tumpul" atau dengan kata lain, kedepannya anak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

2. Kurangnya Rasa Percaya Diri dan Menjadi Penakut

Bahaya yang kedua adalah anak akan memiliki rasa percaya diri yang kurang dan menjadi seorang yang penakut. Mengutip dari Parenting, ketika anak terdiam saat dimarahi orang tua, bukan berarti hal itu menandakan kepatuhannya.

Ia terdiam karena muncul rasa takut. Jika hal ini terus terjadi, bukan hal yang mustahil anak tidak akan menjadi pribadi yang percaya diri. Sebaliknya ia malah menjadi seorang yang penakut.

Di sisi lain, anak akan menganggap bahwa dirinya tidak disayang oleh orang tua. Ia akan merasa apa saja yang dilakukannya selalu salah dimata orangtuanya.

3. Bisa Menjadi Seorang Pemarah Dan Keras Kepala

Anak adalah peniru yang ulung. Ia akan mencontohi perilaku orang tua. Ketika ia mendapati orang tua kerap memarahinya, membentaknya, bahkan meneriakinya, maka suatu saat ia akan melakukan hal itu juga. Entah itu pada saudaranya, teman-temannya, atau bisa juga pada orangtuanya.

Ia juga akan menjadi sosok yang egois dan keras kepala. Tidak mau mendengarkan nasehat serta acuh dengan lingkungan sekitar.

Kalau sudah disituasi seperti itu, maka hubungan emosional antara anak dan orang tua pun akan merenggang. Anak hanya akan menyimpan dendam yang terus menerus terhadap orangtuanya.

Itulah beberapa dampak negatif dari perilaku orang tua yang terlalu sering membentak anak. Semoga bisa dijadikan bahan renungan agar tidak terlalu sering melakukan hal tersebut.

Fadly Burahima