Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Karima Achmad
Ilustrasi Stress di Depan Laptop (Pexels/Andrea Piacquadio)

"Jaman dulu saya melamar kerja susah sekali, rajin membeli koran mencari lowongan pekerjaan, berkeliling membawa lowongan di bawah panas terik matahari, belum lagi susahnya mencari alamat kantor yang akan dituju dari peta".

Seperti itulah mungkin kata-kata yang sering terlontar dari para baby boomer saat melihat Gen-Z dan Millenial sambat tak kunjung mendapat pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang semakin sedikit? Kualifikasi perusahaan yang tidak masuk akal? The power of orang dalam? No, no, no! Jangan jadikan hal yang diluar kendali kita alasan pembenaran. Saatnya berbenah dari hal-hal sepele yang jarang kita perhatikan dalam melamar pekerjaan dari e-mail. Simak 7 kesalahan yang sering ditemui rekruter dari lamaran pekerjaan di e-mail berikut.

1. Subject e-mail tidak jelas

Entah karena terburu-buru mengirimkan e-mail atau sudah mengantuk sehingga tidak fokus atau bahkan memang belum mengerti tata cara berkirim e-mail dengan formal. Subject e-mail sangat penting bagi rekuter untuk mengetahui informasi awal dari pelamar. Format paling sederhana dalam mengirimkan e-mail lamaran pekerjaan yaitu memuat posisi yang akan dilamar dan nama pelamar. Meskipun tidak semua lowongan pekerjaan memberikan aturan penulisan subjek pada e-mail lamaran pekerjaan, namun tidak membenarkan kita untuk memberikan judul asal-asalan.

2. Alamat e-mail bukan nama asli

Memang tidak pernah ada aturan spesifik mengenai penggunaan alamat e-mail untuk lamaran pekerjaan, namun sekali lagi untuk memudahkan rekruter dalam menyeleksi akan lebih baik jika kita menggunakan alamat e-mail yang mudah diingat dan jelas penulisannya. Banyak ditemui alamat e-mail yang menggunakan nama karakter superhero atau anime untuk melamar pekerjaan atau bahkan alamat e-mail kelompok praktikum atau organisasi kepanitiaan. Gunakanlah alamat e-mail dan foto profil formal sehingga membuat kita terlihat lebih profesional.

3. Badan e-mail kosong

Apabila jaman dulu orang melamar pekerjaan dengan membawa amplop berisi surat lamaran pekerjaan yang ditulis di kertas folio dan beberapa dokumen pendukung seperti fotokopi ijazah, transkrip nilai dan sertifikat pelatihan, begitu pula dengan lamaran pekerjaan dengan email. Bayangkanlah saat pertama kali rekruter membuka amplop e-mail yang pertama kali mereka baca adalah surat lamaran kita yang kita tulis di badan e-mail. Badan e-mail lamaran pekerjaan berisi tujuan kita mengirimkan e-mail yaitu untuk melamar pekerjaan serta penjelasan singkat profil kita sehingga rekruter tertarik untuk mengenal kita lebih jauh dengan membuka dokumen yang kita lampirkan. Meskipun demikian, buatlah badan email dengan penjelasan singkat, padat, jelas dan tidak bertele-tele.

4. Tanda tangan email belum update

Sebagian orang sudah banyak yang menggunakan tanda tangan otomatis pada e-mail. Sebagian orang lainnya lebih memilih menuliskan tanda tangan e-mail yang berbeda tergantung pada e-mail yang akan dikirimkan. Tidak ada yang lebih baik dari keduanya. Tanda tangan e-mail secara otomatis merupakan sebuah fitur e-mail yang memudahkan kita untuk menuliskan template tanda tangan sehingga kita tidak perlu menuliskannya berkali-kali setiap mengirimkan e-mail. Perlu diperhatikan dalam penulisan tanda tangan ini memuat informasi singkat dan sesuai dengan tujuan kita dalam melamar pekerjaan. Bagi yang pernah tergabung dalam organisasi, kepanitiaan atau menjadi asisten dosen/laboratorium perlu melakukan pengecekan kembali apakah tanda tangan sudah diperbarui sesuai dengan status terbaru sebagai pencari kerja profesional.

5. Lampiran dokumen pendukung tidak lengkap

Dokumen pendukung yang biasa dilampirkan dalam lamaran pekerjaan biasanya bergantung pada persyaratan yang tercantum dalam lowongan pekerjaan. Ada perusahaan yang memberikan informasi dokumen apa saja yang diperlukan ada pula yang tidak. Lampiran dokumen yang pasti dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan oleh rekruter adalah CV. Apabila lowongan pekerjaan tidak meminta untuk mengirimkan scan Ijazah maka kita tidak perlu melampirkan scan Ijazah. Meskipun demikian, pastikan CV yang kita lampirkan memuat seluruh informasi penting yang dibutuhkan rekruter dari dokumen pendukung lain seperti informasi IPK dan tahun kelulusan. Banyak sekali artikel yang mengulas bagaimana CV yang menarik hati rekruter di internet. Semoga penulis berkesempatan mengupas tuntas pembuatan CV dan penulisan badan e-mail di artikel selanjutnya.

Nah, itulah sebagian kecil kesalahan yang sering dilakukan saat mengirimkan lamaran pekerjaan melalui e-mail. Apabila pembaca menganggap artikel ini bermanfaat, silahkan kunjungi laman penulis untuk menemukan artikel lain tentang informasi penting lainnya.

Karima Achmad