Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Mutami Matul Istiqomah
ilustrasi menikah muda (pixabay).

Menikah adalah takdir yang sudah digariskan. Banyak manusia bercita-cita menikah di usia sekian, tetapi ternyata Tuhan membuat pernikahan lebih cepat atau bisa juga mundur dari yang diharapkan.

Seringkali kita berpacaran dengan seseorang, lalu memimpikan akan menikah beberapa tahun kemudian. Namun, bukannya menikah, malah menjadi mantan. Takdir Tuhan memang tidak ada yang tahu, kan?

Banyak orang mengira ketika ingin menikah ya tinggal menikah saja. Akad, lalu sah. Padahal sebelum itu banyak hal yang harus dipelajari, disadari, dan dipersiapkan.

Apalagi memilih untuk menikah muda. Benar - benar harus bersiap diri diusia mudamu mengemban amanah baru, tanggung jawab baru, dan banyak pembelajaran baru dalam hidup.

Jangan ngaku siap nikah muda kalau belum bisa mengbah 5 hal di bawah ini, ya!

1. Labil

Labil memang tidak terhindarkan dari kaum muda-mudi. Hidup yang masih seenaknya sendiri seringkali membuat anak muda lepas dari prinsip, mudah tersinggung dan terprovokasi, serta seringkali mengulangi kesalahan yang sama berulangkali. Padahal dalam rumah tangga, kita harus menyatukan dua kepala. Kalau sikap ini terus dipelihara, jangan ngaku siap menikah.

2. Ego yang Tinggi

Dalam rumah tangga tidak ada istilah suami harus selalu mengalah dari istri, atau istri harus selalu mengalah dari suami. Memang, hakikatnya seorang istri harus patuh kepada suami. Namun ketika ada beberapa hal yang menjadi perhatian serta harus didiskusikan, kedua manusia ini harus sama -sama berpikiran jernih, mengutamakan semuanya demi kebaikan bersama.

Bukan untuk kepentingan pribadi semata. Ketika seseorang masih memiliki ego yang tinggi, seringkali akan menjadi susah diajak berdiskusi. Alih-alih mendapat solusi, malah menjadi ajang perdebatan tiada henti. 

3. Menginginkan Hidup yang Bebas

Beradaptasi dengan kehidupan baru memang bukan hal yang mudah. Sebelum menikah, mungkin kita masih bebas keluyuran setiap malam, bebas menghamburkan uang, bebas bertemu dengan teman -teman, bebas berinteraksi dengan orang lain dalam media sosial. Tapi setelah menikah, beberapa hal memang harus dibatasi.

Bukan berarti menikah adalah mengekang, tapi memang ada hidup manusia lain yang dipertanggungjawabkan, serta ada hati yang harus dijaga.

4. Pemalas

Pemalas termasuk salah satu hal utama yang harus diubah ketika seseorang ingin menikah. Sejatinya bagi seorang suami, dia bertanggung jawab untuk mencari nafkah dan menghidupi anak istri. Sedangkan untuk istri, dia bertanggung jawab terhadap keberlangsungan urusan rumah tangga dan tumbuh kembang anak.

Lelaki pemalas lama-ama akan malas bekerja. Maunya leyeh - leyeh tapi tetap dapat uang banyak dan nutup sana-sini. Ngimpi?

Perempuan pemalas lama-lama akan malas mengurus urusan rumah tangga. Dikiranya piring kotor bisa bersih sendiri, baju kotor bisa bersih dan terlipat rapi dilemari sendiri, rumah kotor bisa bersih dan wangi sendiri, anak bayi bisa tumbuh besar sendiri, ya? Meskipun bisa meminta tolong Asisten Rumah Tangga, tapi istri yang rajin lebih disayang suami dan mertua.

5. Tidak Bertanggung Jawab dengan Hal Kecil

Menikah adalah pertanggung jawaban yang besar, karena menyangkut kehidupan -kehidupan manusia. Seseorang yang dengan hal kecil saja tidak bisa bertanggung jawab, bagaimana nanti dia bertanggung jawab dengan banyak hal besar?

Misalnya, kamar tidur saja (termasuk hal kecil). Jika menjaga keberlangsungan kamar tidur agar setiap hari rapi dan bersih saja masih dibantu orangtua, yakin siap berumah tangga? Setelah berumah tangga, keberlangsungan hidup sehari-hari sepasang suami istri adalah tanggung jawab mereka sendiri.

Bukan lagi menjadi tanggung jawab orangtua. Sebelum mengaku siap mengemban tanggung jawab yang besar alangkah lebih baiknya kita belajar konsisten bertanggung jawab dengan banyak hal kecil dalam keseharian kita.

Menikah memang tidak menuntut sempurna. Tapi, alangkah baiknya sebelum menikah kita lebih rajin berbenah. Bukan hanya soal uang ataupun barang, tapi berbenah sikap dan kebiasaan. Mana yang harus ditingkatkan dan mana yang harus dihilangkan. 

Semoga yang berniat menikah muda selalu dilancarkan urusannya, dan semoga selalu istiqomah sehingga bisa mewujudkan keluarga yang sakinnah, mawaddah, warrahmah. Begitulah hal yang harus kamu perhatikan sebelum merasa siap menikah muda.

Mutami Matul Istiqomah