Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Muhamad Firdaus | Rizky Melinda Sari
Ilustrasi cinta.[Pexels]

Kunci bahagia terletak pada diri kita sendiri. Kita yang mengatur perasaan kita sendiri, bukan orang lain. Sering kali kita merasa tidak bahagia bukan karena lingkungan yang berlaku buruk terhadap kita, tetapi kita sendiri yang menutup diri dari kebahagiaan.

Sejatinya, kebahagiaan bukan hanya milik mereka yang punya segalanya. Setiap manusia berhak untuk merasa bahagia. Bisa jadi salah satu alasan ketidakbahagiaan kita selama ini karena kita sendiri yang menutup mata dan hati serta terlalu fokus pada hal-hal buruk.

Berikut beberapa hal yang membuat kita merasa sulit untuk bahagia.

1. Gagal move on

Terlalu fokus dan berlarut-larut pada masa lalu hanya akan berdampak buruk pada diri kita sendiri. Apa yang sudah terjadi di masa lalu, biarkan seperti itu adanya. Sekeras apapun kita menolak kenyataan yang ada, hal tersebut tidak akan membuat apa yang sudah terjadi dapat terulang.

Lebih baik fokus untuk mempersiapkan masa depan sembari memperbaiki diri agar apa yang terjadi di belakang tidak kembali terulang.

2. Insecure

Selalu membanding-bandingkan pencapaian diri sendiri dan orang lain hanya akan membuat kita semakin tidak percaya diri dan merasa tidak berharga. Ingat, jalan serta pencapaian setiap orang berbeda. Masing-masing manusia mempunyai jatah gagal dan berhasil dalam hidupnya.

Tidak berarti ketika kita berada di bawah, kita akan selamanya ada di posisi itu. Roda pasti berputar. Percuma iri dengan pencapaian orang lain, tetapi kita tidak tergugah untuk meniru kerja keras orang tersebut. Jadikan pencapaian orang sebagai motivasi, bukannya sebagai alat pembanding yang hanya akan membuat kita merasa kurang terus-terusan.

3. Overthinking

Terlalu berlarut-larut memikirkan risiko yang belum tentu terjadi di masa depan hanya akan menghabiskan waktu yang ada secara percuma. Cukup pikirkan seperlunya dan secukupnya ketika akan bertindak. Setelah paham dengan segala teknis dan kosekuensi yang akan diterima jika kita melakukan suatu hal, langsung saja tanpa berpikir lebih lama untuk melakukan aksi. 

Semakin lama kita memikirkan risiko serta tantangan yang kita kira akan terjadi di masa depan, semakin lama pula kita tahu hasil akhirnya akan seperti apa. Intinya, coba saja dulu. Urusan berhasil atau tidak, lihat saja nanti.

4. Kurang bersyukur

Apa yang kita miliki saat ini cenderung kita anggap sepele dan biasa saja. Padahal bisa jadi dulu kita sangat menginginkannya. Seperti misalnya, dulu menabung dengan keras sampai rela tidak jajan untuk membeli ponsel terbaru. Lantas setelah berhasil membelinya, kita merasa biasa saja dan malah tertarik dengan barang lain yang jauh lebih mahal.

Jika kita terus menginginkan sesuatu tanpa bersyukur pada apa yang telah kita miliki, akhirnya hanya akan membuat kita tidak bahagia karena selalu dibayangi perasaan kurang terus-menerus.

5. Keliru mengartikan bahagia

Coba bayangkan dan renungkan kembali definisi bahagia. Apakah bahagia berarti bisa memiliki segala sesuatu yang kita inginkan? Apakah bahagia selalu berkorelasi dengan uang?

Tanpa kita sadari, kesehatan, kedamaian, keberadaan, kepedulian, dan hal-hal sederhana lainnya, selama kita bisa bersyukur dan menghargainya, dapat membuat kita merasa bahagia. Jangan gantungkan kebahagiaanmu sepenuhnya pada sesuatu yang tidak pasti seperti uang, ketenaran, harta, bahkan orang lain. Karena semua itu dapat hilang.

Itulah lima hal yang dapat menjauhkan bahagia dari diri kita. Sebenarnya kita bisa bahagia dengan hal-hal sederhana. Kuncinya hanya satu, selalu bersyukur.

Rizky Melinda Sari