"Hai, gimana kabarnya?" kalimat ini saat ini seringkali kita dengar akhir-akhir ini baik melalui kerabat dekat, keluarga, maupun teman terdekat. Di tengah berbagai perubahan yang sedang terjadi, kesehatan mental tengah menjadi isu menarik yang sedang diperbincangkan.
Beberapa kali ditanya, "Bagaimana kamu bisa menghadapi segala perubahan yang mendadak ini?" "Bagaimana biar tidak stress?". Yah tentu, tidak ada yang tidak stress ditengah pandemi seperti ini bahkan orang yang sudah berkecukupan sekalipun.
Buku Love for Imperfect Things karya Haemin Sunim, telah memberi banyak pelajaran bagi banyak orang untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi.
Buku ini membantu untuk menerima diri sendiri di tengah dunia yang penuh dengan tuntutan. Buku yang memberikan pelajaran untuk menerima ketidaksempurnaan yang ada dalam diri sendiri maupun orang lain.
Berikut 3 hal penting yang dapat kalian ambil dari buku ini:
1. "Berhasil atau tidaknya sebuah usaha itu bukan perihal utama, karena yang paling penting adalah berjuang".
Kalimat ini telah menusuk hingga ke ulu hati bagi beberapa orang yang sempat menyerah sebelum melakukan suatu hal apapun.
Buku ini mengajarkan bahwa banyak hal yang dapat kita ambil dari sebuah perjalanan atau sebuah perjuangan dibandingkan dengan fokus pada hasil akhir.
2. "Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain tetapi bandingkan diri sendiri dengan versi diri di masa lalu".
Berhenti membandingkan diri dengan pencapaian orang lain karena kita tidak tau seberapa letih dia telah berjuang untuk mendapatkan versi terbaik dia saat ini.
Semua orang memiliki fase pencapaian masing-masing, bersyukur dan fokus pada perubahan diri sendirilah hal yang paling dapat diambil dari buku ini.
3. "Ketika kita baik kepada diri sendiri, maka dunia perlahan-lahan akan baik kepada kita".
Kampanye selflove telah banyak digalakkan akhir-akhir ini, begitu juga dengan isi buku ini yang mengajarkan kita untuk memiliki penerimaan pada diri kita sendiri.
Buku ini membantu sebagian orang untuk menerima segala bentuk kekurangan kita sebagai bentuk motivasi untuk melakukan suatu perubahan yang lebih baik lagi dan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Banyak sekali aspek yang diajarkan dalam buku ini baik tentang keluarga, tentang kepedulian terhadap sesama, dan tentang bagaimana menerima diri sendiri. Selain itu, ternyata berdamai dengan keadaan itu juga perlu lho untuk membuat kita lebih maju.
Buku ini dikemas dalam bahasa Inggris yang cukup mudah dipahami membantu pembaca untuk semakin larut dalam kalimat-kalimat magis penulis yang menenangkan hati.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Review Buku Hidup Tak Selalu Baik-Baik Saja, Ketika Hidup Tak Sesuai Ekspektasi
-
Review Buku Sebuah Kota yang Menculik Kita, Fenomena Sosial dalam Bingkai Puisi
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
Lifestyle
-
Mau Tampil Classy? Intip 4 Padu Padan Outfit Minimalis ala Yoo Yeon-seok
-
3 Facial Wash dengan Kandungan Aloe Vera Terbaik, Cocok untuk Kulit Kering!
-
3 Varian Serum dari COSRX Ampuh Kecilkan Pori-Pori dan Hidrasi Kulit Kering
-
4 Pilihan OOTD Chic ala Jang Gyu-ri, Fashionable di Setiap Kesempatan!
-
5 Cara Ampuh Mengusir Keinginan Ngemil di Malam Hari, Bye-bye Badan Melar!
Terkini
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia
-
Gantikan Kim Nam Gil, Ini Alasan Kim Moo Yeol Bintangi Drama Korea Get Schooled
-
Hidup Sehat Dimulai dari Mindset, Bukan dari Isi Dompet
-
Ulasan Film Wolfs: Kolaborasi Dua Fixer Profesional dalam Misi Sarat Intrik
-
Review Buku Hidup Tak Selalu Baik-Baik Saja, Ketika Hidup Tak Sesuai Ekspektasi