Ada tiga kata ajaib yang terkadang diabaikan oleh sebagian orang. Mereka mengabaikannya karena mungkin menganggap tiga kata tersebut tidak perlu untuk diucapkan ketika berinteraksi dengan sesama.
Penjelasan tentang tiga kata ajaib tersebut saya temukan dalam buku berjudul Dihantui Masa Lalu Dibayangi Masa Depan (Laksana, 2022) karya Zulfa Nura. Tiga kata ajaib yang dimaksudkan adalah: maaf, tolong, dan terima kasih. Mari kita ulas satu per satu. Pertama, maaf. Ucapkan maaf ketika sengaja mupun tidak sengaja melakukan kesalahan. Kedua, tolong. Ucapkan tolong ketika membutuhkan sesuatu atau meminta pertolongan. Ketiga, terima kasih. Ucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu atau setelah diberi bantuan.
Zulfa Nura menjelaskan, tiga kata itu (maaf, tolong, dan terima kasih) bisa dibilang merupakan bentuk ketulusan dalam berinteraksi antarsesama manusia. Kata maaf sebagai bentuk ketulusan dari penyesalan atas kesalahan yang dilakukan, kata tolong sebagai bentuk ketulusan dalam meminta bantuan, dan kata terima kasih sebagai bentuk ketulusan rasa menghargai dalam menerima sesuatu.
Para orangtua, atau setidaknya mereka yang hidup dengan menghargai moral, etika, dan sopan santun, pasti mengajarkan tiga ucapan sederhana pada anak-anak kecil yang baru belajar berinteraksi dengan orang lain. Di lingkungan masyarakat, kebiasaan penggunaan tiga kata (maaf, tolong, dan terima kasih) ini dalam keseharian menjadi bentuk pretasi tersendiri bagi orangtua dalam mengajarkan sopan santun pada anak-anak mereka. Anak-anak dengan kebiasaan semacam itu dianggap memiliki “manner” atau adab yang baik (Dihantui Masa Lalu Dibayangi Masa Depan, halaman147-148).
Hal yang penting dipahami bersama, ketika orangtua mengajarkan tiga kata tersebut (maaf, tolong, dan terima kasih) kepada anak-anaknya, latihlah mereka agar berusaha ikhlas dan tulus saat mengucapkannya. Jangan sampai anak merasa terpaksa saat mengucapkannya.
Sebab tak ada gunanya ketika kita meminta maaf, meminta tolong, atau mengucap kata terima kasih, tapi tidak dengan hati yang tulus dan ikhlas. Misalnya, saat ingin memohon maaf kepada seseorang, ucapkan dengan penuh rasa sesal dan ketulusan. Sehingga orang akan sudi memaafkan dan bisa merasakan ketulusan kata maaf dan penyesalan orang tersebut.
***
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Mengungkap Arti Kata 'Stecu' yang Viral di Media Sosial, Ternyata Berasal dari Daerah Ini
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
35 Kata-Kata Selamat Hari Paskah 2025 Penuh Doa dan Harapan Baru
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ucapkan Ini usai Azriel Minta Maaf saat Lebaran, Kris Dayanti Bikin Haru: Orang Tua Bijak
Ulasan
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Pura Batu Bolong, Wisata Religi di Tepian Pantai Senggigi Lombok
-
Ulasan Film Secret Untold Melody: Rahasia Cinta di Balik Denting Indah Piano
Terkini
-
Baru Tayang Raih Rating Tinggi, 5 Alasan The Haunted Palace Wajib Ditonton!
-
Lingling Jadi Idol K-Pop Malaysia Pertama, Siap Debut Akhir Mei 2025
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Ketiga Lagu 1999 di Program 'Music Core'
-
Dibintangi Marlon Wayans, Film Horor Bertajuk Him Bagikan Teaser Perdana
-
Due Tahun Kepergian Moonbin, Moon Sua Cover Lagu Always Remember Us This Way