Nama Fatimah dan Ali dalam sejarah Islam sudah tidak asing lagi. Kedunya adalah putri dan menantu dari Rasulullah Saw. Fatimah menikah dengan Ali saat berusia 18 tahun, sedang Ali berumur 23 tahun.
Mereka berdua membangun rumah tangga selama kurang lebih 10 tahun. Dalam rumah tangga itu, Fatimah tampil sebagai seorang istri yang setia mendampingi suaminya dalam segala kondisi. Fatimah juga tercatat sebagai pendidik terbaik yang telah sukses mendidik anak-anaknya.
Tidak banyak penulis muslim yang menulis sejarah rumah tangga Ali dan Fatimah. Padahal, kisah rumah tangga mereka mampu memberi inspirasi dan menjadi teladan dalam membina mahligai rumah tangga.
Maka, hadirnya buku ini sangat tepat sebagai bacaan pemuda-pemudi muslim, baik yang masih akan melangsungkan pernikahan atau pun yang sudah membangun rumah tangga. Buku ini dapat membantu kita untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Banyak hikmah yang kita dapatkan dari buku ini.
Buku ini ditulis oleh Badiatul Roziqin dengan judul Balada Cinta Suci terbitan Diva Press setebal 252 halaman. Buku ini mengulas tentang kehidupan Sayyidah Fatimah yang dibesarkan di bawah naungan wahyu, kehidupan Ali bin Abi Thalib yang cerdas dan pecinta keadilan, keistimewaan Fatimah, pernikahan suci Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah, serta keturunan suci Ali dan Fatimah.
Di dalam buku, dikisahkan bahwa Fatimah menggiling tepung dengan tangannya sendiri sehingga sampai melepuh. Ia mengambil air hingga menimbulkan rasa sakit di pinggangnya. Ia membersihkan rumahnya sehingga pakaiannya berdebu. Begitu seterusnya. Intinya, Fatimah selalu menjalani kehidupan dengan sederhana bersama suami tercinta.
Ali menghormati Fatimah, begitu juga sebaliknya. Ali hidup bersama istri tercintanya itu dan tidak menikah dengan wanita lain hingga Fatimah meninggal dunia. Keduanya adalah dua pribadi yang terkenal karena kezuhudan, kesederhanaan, kedermawanan, kemuliaan, kebijaksanaan, kesucian, dan keluasan ilmunya.
Sedangkan keistimewaan Fatimah sebagaimana yang tercantum dalam buku ini adalah sangat disayang ayahnya, dididik di dalam rumah kenabian yang suci dan tempat turunnya wahyu, sejak kecil belajar menghafal firman-firman-Nya, tidak suka melebih-lebihkan sesuatu, serta ia hidup paling dekat dan paling lama bersama Nabi Muhammad.
Membaca buku ini sungguh banyak manfaatnya. Kita menjadi tahu tentang kehidupan Rasulullah dari kehidupan keduanya. Bahasanya mudah dimengerti sehingga tidak perlu mengerutkan kening untuk memahami kata-katanya. Ringan dan renyah. Selamat membaca!
Baca Juga
-
Menkeu Purbaya Tanggapi Tragedi Terbakarnya Mobil Milik Bank BUMN yang Bawa Rp4,6 Miliar
-
Deddy Corbuzier Rayakan Ultah Sabrina di Tengah Proses Perceraian, Netizen Soroti Tulisan di Kue
-
Makin Panas, Pihak Ruben Onsu Tunjukkan Bukti Transfer Ratusan Juta ke Sarwendah untuk Nafkahi Anak
-
Na Daehoon Tampil Kasual saat Jalani Sidang Cerai Perdana, Julia Prastini Tak Hadir Tanpa Kabar
-
Amanda Manopo Nangis saat Kenny Austin Datang ke Rumah, Temui Sang Ayah Minta Restu Menikah
Artikel Terkait
Ulasan
-
Romansa dan Luka Masa Lalu dalam Novel Reuni Berdarah 1995
-
Ulasan Film Korea Mantis: Ketika Pembunuh Bayaran Jadi Pekerjaan Tetap
-
Menghayati Realita Hidup dari Keteduhan Kata dalam Kumpulan Puisi Kawitan
-
Ketika Nasib Baik dan Buruk Bertukar dalam Novel Komik Good/Bad Fortune
-
Pelangi di Mars: Akhirnya Film Sci-Fi Indonesia Sekelas Hollywood Terwujud?
Terkini
-
Penunjukan Nova Arianto, Timnas Indonesia U-20 dan Bukti Konkret Perpecahan di Tubuh PSSI
-
Macaulay Culkin Bahas Soal Film Home Alone Terbaru, Ini Ide Versinya
-
Wajib Tonton: 7 Film Adaptasi Kisah Nyata dengan Cerita Penuh Makna
-
Belum Rilis, Netflix Umumkan One Piece Live Action Musim 3
-
SEA Games 2025 dan Target Medali Perak yang Terlalu Rendah bagi Timnas Indonesia U-22