Ketika seorang laki-laki belum dirasa pantas untuk melamar seorang perempuan, namun tetap saja bersikukuh memantaskan diri dan teguh pendirian, tetapi pihak perempuan masih kurang bersedia, maka biasanya yang terjadi adalah tunangan gantung.
Sebutan tunangan gantung diberikan karena memang proses itu berlangsung dalam jangka waktu lama, bahkan tidak tahu sampai kapan akhirnya. Sehingga tunangan gantung ini menutup peluang bagi orang lain yang ingin menyampaikan proses pertunangan kepada salah satu di antara mereka berdua. Berikut tiga hal yang biasanya menjadi alasan penyebab terjadinya tunangan gantung.
1. Banyaknya pertimbangan
Banyaknya pertimbangan menyebabkan seseorang maju-mundur untuk melakukan proses pertunangan. Baik pertimbangan tentang si dia atau pun faktor kita sendiri. Yang menjadi pertimbangan biasanya, dia harus cantik atau tampan, kaya, pintar, jadi dokter, sekampung, anak kuliahan, setara tinggi badannya, yang humoris, dan lain-lain.
Jika permintaan jodohnya dengan syarat begitu panjang, maka wajar jika lama sekali menentukan keputusan untuk bertunangan atau tidak, antara menerima lamaran atau tidak, antara meneruskan pertunangan menjadi pernikahan atau tidak.
2. Tidak ada chemistry
Bagi seseorang yang beraliran chemistry, maka akan menjadikan pertimbangan ini sebagai pertimbangan utama. Mereka akan berargumentasi, "Bagaimana hendak membangun rumah tangga, jika tidak ada ikatan hati aku dan dia?" Karena menurut mereka perasaan saling klik sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan.
Dalam teori ilmu komunikasi memang disebutkan bahwa di dalam menjalin hubungan sangat dibutuhkan sambungan rasa. Namun, jika itu dijadikan tolok ukur utama, maka bisa jadi tidak akan menikah jika menunggu sampai ada orang yang nyambung komunikasinya.
Fakta lain menyatakan ada beberapa orang yang berhasil menikah tanpa harus nyambung komunikasinya. Ada yang baik-baik saja komunikasi pernikahannya sekalipun dulu saat pertunangan tidak ada chemistry.
3. Melamar bukan pada saat yang tepat
Jika mengajukan pertunangan pada saat masih sekolah atau belum ada pekerjaan atau penghasilan tetap, maka akan menjadi alasan menggantungnya pertunangan. Si calon mertua akan bilang, "Silakan cari kerjaan dulu sebelum melamar anak saya. Anak saya akan dengan sukarela saya lepas kepada laki-laki yang sudah jelas masa depan dan pekerjaannya. Sebab, saya tak ingin anak saya kelak kelaparan."
Selain itu, waktu yang tidak tepat saat melamar adalah di masa sekolah. Sebab, saat masih sekolah, kita akan terikat dengan peraturan sekolah seperti tidak boleh hamil, dan dari segi keuangan, saat masih sekolah akan mengandalkan pemberian orangtua. Maka, jika pada kondisi seperti itu, mengajukan pertunangan bukanlah saat yang tepat.
Demikianlah tiga hal yang menjadi alasan terjadinya tunangan gantung yang biasa terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Baca Juga
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Mengenal Puisi Sederhana Penuh Makna dalam Buku Perjamuan Khong Guan
-
Temukan Potensi Diri dan Kekuatan Pikiran dalam Buku Mind Power Skills
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
Artikel Terkait
-
Lama Berkencan, Mick Jagger Akhirnya Tunangan di Usia 81 Tahun
-
Promo Gantung Spesial Idul Fitri Alfamart: Sirup ABC Squash Harganya Gak Sampai 10ribu!
-
Tak Kuat Jalani 'Sakitnya Melahirkan' Sebagai Ujian Pra Nikah, Pria Tiongkok Alami Nekrosis Usus
-
Review Film Pulung Gantung Pati Ngendat: Ketika Mitos Menjadi Teror Nyata!
-
Tewas Gantung Diri di Rumah Kosong, Pria di Palmerah Diduga Nekat Akhiri Hidup Gegara Cinta Segitiga
Lifestyle
-
4 Tampilan OOTD ala Tzuyu TWICE, Makin Nyaman dan Stylish!
-
4 Padu Padan Kasual Anti Mainstream ala J-Hope BTS, Cocok Buat Daily Style
-
Fresh dan Trendi, Ini 4 Ide Padu Padan OOTD Kasual Sporty ala Yuqi (G)I-DLE
-
Dari Chic sampai Edgy, Intip 4 Daily Outfit Seonghwa ATEEZ Buat Ide Gayamu!
-
Simpel dan Elegan! Begini 4 Gaya Harian Soft Classy ala Kim Ji-yoon
Terkini
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya