Terkadang orang yang terlibat hubungan toksik ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Ketika berhasil melepaskan diri bertahun-tahun lamanya dari jeratan hubungan asmara yang gak sehat, kemudian banyak omongan yang menyalahkan dirinya seperti kalimat, “Kemarin emang ke mana aja, kok, baru sekarang pisahnya?”.
Rasanya kejam sekali kalimat seperti tadi diucapkan pada korban hubungan toksik. Karena terdapat kondisi di mana korban gak bisa lepas meskipun sudah menderita lama. Dibutuhkan keberanian besar untuk mengambil risiko agar bisa lepas dari pasangan toksik.
Lalu, apa saja penyebab seseorang susah melepaskan diri dari hubungan toksik?
Berikut 3 penyebab seseorang susah melepaskan diri dari hubungan toksik:
1. Pasangan sangat manipulatif
Salah satu ciri pasangan toksik, yakni sifatnya sangat manipulatif. Sekalipun salah, ia pintar sekali bersilat lidah membuat korbannya yang justru merasa bersalah dan meminta maaf.
Hal inilah yang sering membuat korban hubungan toksik terjebak lama di hubungan yang penuh derita tersebut. Ia jadi tidak yakin dengan pemikirannya sendiri atau nilai yang ia anggap benar, karena selalu dipatahkan oleh pasangan manipulatif. Akhirnya, korban merasa kalau hubungan yang toksik itu normal-normal saja, meskipun menderita lahir batin.
2. Pasangan mengancam
Ancaman sering banget dijadikan senjata oleh pasangan toksik, yang menyebabkan korbannya susah lepas dari jeratan hubungan yang gak sehat tersebut. Ancaman yang kerap dilancarkan oleh pelaku, yakni mengancam akan bunuh diri bila korbannya putus atau meninggalkannya.
Selain itu, ancaman berupa penyebaran video seksual juga kerap jadi senjata ampuh yang bikin korban harus menderita bertahun-tahun di asmara yang menyakiti. Hal ini juga bisa menjadi pelajaran untuk tidak melakukan hubungan seks pra nikah, karena risikonya tinggi, terutama bagi perempuan.
3. Merasa tak layak dicintai
Biasanya pasangan toksik akan berusaha mendominasi kehidupan korban sampai ia sangat bergantung padanya. Setelah itu, pelaku akan berusaha memanipulasi mental korban untuk meyakinkan kalau dia harusnya bersyukur punya pelaku yang mau mencintainya.
Pasangan yang toksik demi membuat korban bertahan akan terus melancarkan berbagai kekerasan verbal yang gunanya menjatuhkan mental korban supaya dia merasa gak layak dicintai dan mendapat pasangan yang normal (tidak toksik). Inilah kenapa korban hubungan asmara toksik biasanya sulit sekali lepas dari jeratan pelaku.
Semoga dengan membaca uraian tadi, kita gak lagi enteng menghakimi korban ketika dia baru lepas dari jeratan hubungan asmara toksik setelah sekian lama. Kita gak tahu bagaimana perjuangannya untuk bisa lepas dari jeratan hubungan yang menyakitkan tersebut. Mari jadi pribadi lebih baik dan bijaksana, yuk!
Baca Juga
-
Hottest Merapat! Lee Jun Ho 2PM Umumkan Tur Konser pada Januari 2025 Mendatang
-
Min Hee-jin Mantap Ambil Langkah Hukum Usau Tinggalkan ADOR
-
Sejarah Baru! ATEEZ Jadi K-Pop Artist Ketiga dengan Album No. 1 Billboard
-
Jeongnyeon: The Star Is Born, Puncaki Peringkat Drama Korea dan Aktor Terbaik
-
Nantikan! Ji Seung Hyun dan Jung Hye Sung Siap Menghibur di Film Aksi Komedi Baru
Artikel Terkait
Lifestyle
-
4 Pelembab Witch Hazel Atasi Bruntusan dan Sebum pada Kulit Berminyak
-
Mau Beli iPad? Ini 7 Seri Paling Worth It Buat Kerja, Kuliah, dan Ngonten
-
Gaya Ngantor sampai Nongkrong, Intip 4 OOTD Versatile ala Kim Ji Hoon!
-
4 Serum dengan Tranexamic Acid untuk Kurangi Produksi Melanin, Bye Noda PIH
-
4 Brightening Serum Lokal dengan Glutathione untuk Efek Cerah Maksimal
Terkini
-
Sabrina Carpenter Bintangi dan Produksi Film Musikal Alice in Wonderland
-
Tunjuk Ivar Jenner Jadi Kapten, Indra Sjafri Pertimbangkan Banyak Hal?
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
-
Literasi dan Numerasi Menurun: Alarm Bahaya untuk Pendidikan Nasional?
-
Final Ketiga Beruntun, BL Gaungkan Nama Gregoria "Kumamoto" Mariska Tunjung