Kita mungkin sering mendengar beberapa model cara mengasuh anak, ada yang sangat ketat dan disiplin, atau ada yang bebas tapi terbatas, bahkan ada orangtua yang membiarkan anaknya dirawat orang lain.
Tapi tahukah kita, bahwa ada hewan tertentu yang taktiknya bisa ditiru dalam membesarkan anak? Berikut 5 perlakuan mendidik anak khas alam liar, simak ya!
1. Pelajaran terbang mandiri dari elang
Elang adalah hewan mandiri. Ketika anak elang sudah cukup umur, maka ia akan meninggalkan sarangnya untuk membentuk kehidupannya sendiri. Begitupula dengan manusia, ayah dan ibu membesarkan anak yang suatu saat juga akan menikah dan membangun rumah tangganya sendiri.
Dalam pelajaran terbang, anak elang akan dibiarkan belajar terbang dengan bantuan angin, mereka akan memulai untuk mencoba belajar terbang di atas sarang mereka. Induk hanya akan mengawasi, tidak lebih.
Sebagai orangtua kita juga harus membiarkan anak belajar memahami dan mengeksplor diri dan dunianya sendiri dibawah pengawasan kita. Tanpa ikut campur jauh-jauh kedalamnya. Dengan begitu mereka bisa lebih mandiri dan bertanggung jawab.
2. Bergaul ala serigala
Serigala bukan hewan soliter, sama seperti manusia yang merupakan makhluk sosial. Keduanya sama-sama membutuhkan satu sama lain, dan untuk menjalin hubungan dibutuhkan cara bersosialiasi yang baik.
Serigala mendidik anak-anaknya dengan kontribusi semua anggota kelompok, mulai dari berburu hingga menjadi anggota yang baik dalam kelompok.
Kita bisa mendidik anak secara berkelompok pula, anak tidak harus belajar dari satu sumber saja. Keluarga, guru, teman dan orang-orang di lingkungannya bisa menjadi sumber ilmu yang akan memberinya banyak pengetahuan. Dengan pengarahan yang tepat, anak akan tumbuh bijaksana dan bisa membawa diri dalam masyarakat.
3. Belajar empati dari gajah
Gajah hidup berkelompok dan kebanyakan anggota adalah betina, anak-anak gajah akan sangat dilindungi di tahun-tahun awal kehidupan. Ibu gajah membiarkan anaknya jatuh, terpeleset atau masuk kedalam lumpur, tapi ia juga menolongnya untuk keluar serta memandikannya. Dengan kata lain,ibu gajah akan selalu ada selama anak-anak membutuhkan.
Jika kita membiarkan anak merasakan rasa sakit dan menyelesaikan masalah kecil yang menimpanya, sama yang seperti ibu gajah lakukan, maka anak bisa lebih adaptif terhadap insiden yang jauh lebih besar ke depannya. Juga anak akan memiliki rasa empati yang besar terhadap sesama, jika kita tetap mendukungnya seperti saat ibu gajah menolong anaknya.
Semoga artikel ini bisa memberikan referensi agar anak-anak bisa mendapat pelajaran berharga sekaligus mental yang sehat.
Baca Juga
-
Khas Anak Nyasar, Pesona Nakal Stray Kids dalam Album Oktober MAXIDENT
-
Jangan Ketinggalan! Ini Rangkuman Kabar Comeback Musim Panas THE BOYZ
-
The Boyz Comeback dengan Album "TIMELESS", Deobi: Seneng Tapi Kasihan Juga
-
ISAC Kembali Diadakan, Interaksi Idol Ini Viral Saking Gemasnya
-
Produksi Mandiri, Xdinary Heroes Buat 5 Lagu untuk Album 'Hello World!'
Artikel Terkait
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Kim Jong Un Dapat Hadiah Hewan dari Putin, Rusia-Korut Pererat Kerja Sama
-
Misteri Kepunahan Hewan Raksasa Terungkap! Ini 6 Penyebabnya
-
Anak Muda Papua Tengah Dirikan Yayasan Pecinta Hewan, Demi Kesejahteraan Peternak
-
Syarat Memelihara Hewan di Pemukiman Padat Penduduk
Lifestyle
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua