Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rizki Lestari
Ilustrasi elang mengasuh anaknya.[istockphoto]

Kita mungkin sering mendengar beberapa model cara mengasuh anak, ada yang sangat ketat dan disiplin, atau ada yang bebas tapi terbatas, bahkan ada orangtua yang membiarkan anaknya dirawat orang lain.

Tapi tahukah kita, bahwa ada hewan tertentu yang taktiknya bisa ditiru dalam membesarkan anak? Berikut 5 perlakuan mendidik anak khas alam liar, simak ya!

1. Pelajaran terbang mandiri dari elang

Elang adalah hewan mandiri. Ketika anak elang sudah cukup umur, maka ia akan meninggalkan sarangnya untuk membentuk kehidupannya sendiri. Begitupula dengan manusia, ayah dan ibu membesarkan anak yang suatu saat juga akan menikah dan membangun rumah tangganya sendiri.

Dalam pelajaran terbang, anak elang akan dibiarkan belajar terbang dengan bantuan angin, mereka akan memulai untuk mencoba belajar terbang di atas sarang mereka. Induk hanya akan mengawasi, tidak lebih.

Sebagai orangtua kita juga harus membiarkan anak belajar memahami dan mengeksplor diri dan dunianya sendiri dibawah pengawasan kita. Tanpa ikut campur jauh-jauh kedalamnya. Dengan begitu mereka bisa lebih mandiri dan bertanggung jawab.

2. Bergaul ala serigala

Serigala bukan hewan soliter, sama seperti manusia yang merupakan makhluk sosial. Keduanya sama-sama membutuhkan satu sama lain, dan untuk menjalin hubungan dibutuhkan cara bersosialiasi yang baik.

Serigala mendidik anak-anaknya dengan kontribusi semua anggota kelompok, mulai dari berburu hingga menjadi anggota yang baik dalam kelompok.

Kita bisa mendidik anak secara berkelompok pula, anak tidak harus belajar dari satu sumber saja. Keluarga, guru, teman dan orang-orang di lingkungannya bisa menjadi sumber ilmu yang akan memberinya banyak pengetahuan. Dengan pengarahan yang tepat, anak akan tumbuh bijaksana dan bisa membawa diri dalam masyarakat.

3. Belajar empati dari gajah

Gajah hidup berkelompok dan kebanyakan anggota adalah betina, anak-anak gajah akan sangat dilindungi di tahun-tahun awal kehidupan. Ibu gajah membiarkan anaknya jatuh, terpeleset atau masuk kedalam lumpur, tapi ia juga menolongnya untuk keluar serta memandikannya. Dengan kata lain,ibu gajah akan selalu ada selama anak-anak membutuhkan.

Jika kita membiarkan anak merasakan rasa sakit dan menyelesaikan masalah kecil yang menimpanya, sama yang seperti ibu gajah lakukan, maka anak bisa lebih adaptif terhadap insiden yang jauh lebih besar ke depannya. Juga anak akan memiliki rasa empati yang besar terhadap sesama, jika kita tetap mendukungnya seperti saat ibu gajah menolong anaknya.

Semoga artikel ini bisa memberikan referensi agar anak-anak bisa mendapat pelajaran berharga sekaligus mental yang sehat.

Rizki Lestari