Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi maaf. (Freepik.com)

Menjadi pribadi yang pemaaf merupakan hal yang baik. Tidak mengapa jika kamu mempertahankan sikap baik itu dan terus menjadi orang yang baik. Namun satu yang perlu kamu perhatikan adalah, jangan mau dimanfaatkan oleh orang lain. 

Pasalnya, kebanyakan orang yang menjadi pribadi pemaaf rentan dimanfaatkan oleh orang sekitarnya. Mereka sesuka hati berbuat kesalahan dan jahat karena mengetahui sudah pasti kamu maklumi dan maafkan. 

Jadi, meskipun kamu adalah orang yang gemar memaafkan, kamu tetap harus memperhatikan beberapa hal. 

1. Apa kerugianmu?

Yang pertama harus kamu pikirkan, atas kesalahan orang lain yang diperbuat tersebut, hal apa yang merugikanmu? Sebesar apa kamu mengalami kerugian dan seperti apa dampak untuk dirimu sendiri. 

Pasalnya, sebelum kamu memperhatikan banyak hal, kamu harus menjaga harkat dan martabat dirimu sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai kerugian tersebut membuatmu merasa disepelekan oleh orang lain atau bahkan menimbulkan kerugian jangka panjang. 

2. Berapa kali si dia melakukan kesalahan?

Kamu juga patut mempertimbangkan berapa kali si dia melakukan kesalahan yang menimbulkan dampak untukmu? Kalau sekadar satu kali, maka bisa jadi hal tersebut merupakan murni ketidak sengajaan. 

Pernah tidak kamu memikirkan orang yang sama dan melakukan berkali-kali kesalahan yang sama kepada orang yang sama. Apakah dia benar-benar menganggap itu sebuah kesalahan? Atau sudah dianggap sebagai kebiasaan dan memiliki tujuan tertentu? 

3. Seperti apa reaksinya?

Bagaimana reaksi seseorang ketika berbuat salah kepadamu juga bisa menjadi penentu. Apakah dia mengakui kesalahannya? Meminta maaf? Atau justru mengelak dan mencari pembenaran untuk diri sendiri. 

Akan lebih baik jika kamu lebih menghargai mereka yang berani mengakui kesalahannya dan menerima resiko yang kamu berikan. Kamu harus berpikir ribuan kali untuk memaafkan seseorang yang bahkan mengelak dari kesalahannya sendiri. 

4. Apa perubahannya setelah melakukan kesalahan?

Seseorang yang bersalah memiliki sebuah sikap yang perlu diubah. Setelah dia ketahuan bersalah, bagaimana sikapnya? Apakah dia mencoba memperbaiki dirinya dan mengubah hal yang salah, diam di tempat, atau justru seolah melupakan kesalahannya sendiri? 

Memang benar, setelah kita memaafkan seseorang, maka bukan urusan kita lagi perihal pribadi orang tersebut. Namun ketika kamu memaafkan seseorang, kamu juga harus mempertimbangkan usahanya untuk memperbaiki diri. 

Karena jika dia terus menjadi orang yang sama, maka kesalahan yang ada akan terus berulang dengan sama. 

Itu dia 4 hal yang harus kamu perhatikan ketika memaafkan orang lain. Tulisan ini tidak menuntutmu untuk berhenti menjadi orang yang pemaaf. Justru kamu harus tetap mempertahankan hal itu. Namun, kamu juga tidak boleh direndahkan hanya karena kamu mudah memaafkan. Semoga kamu bisa mengambil pelajaran untuk dirimu sendiri, ya!

Mutami Matul Istiqomah