Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Lilya Pramesti
ilustrasi lebaran (Pexels.com/ Rodnae Production)

Setelah sebulan penuh menahan lapar dan dahaga, umat Muslim di seluruh dunia akan menyambut lebaran dengan sukacita. Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah momentum yang dinanti-nanti, tidak terkecuali bagi umat Muslim yang tinggal di negara-negara dengan jumlah penduduk mayoritasnya non Muslim.

Menurut data World Population Review (2020), jumlah pemeluk agama Islam adalah yang terbesar nomor 2 di dunia. Di urutan pertama ada umat agama Kristen yang terdiri dari Katolik dan Protestan sebanyak 2,38 miliar orang. Sedangkan jumlah pemeluk agama Islam di dunia mencapai 1,91 miliar orang.

Di antara pemeluk agama Islam tersebut, tak sedikit yang juga tinggal di negara-negara minim pemeluk agama Islam seperti Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Cina dan Australia. Lalu, bagaimana umat Muslim di negara-negara tersebut merayakan Hari Raya Idul Fitri?

1. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, pemeluk agama Islam merupakan minoritas dan di antaranya banyak berpusat di New York. Hampir satu juta jiwa umat Islam setiap tahun nya merayakan lebaran di New York. Mereka mengadakan salat Idul Fitri di lima borough dan juga di Masjid At-Taqwa Brooklyn.

Dahulu, ketika komunitas Muslim di Amerika Serikat sangat sedikit tepatnya sekitar  tahun 1980-an, lokasi-lokasi tersebut digunakan umat Muslim untuk kampanye anti-narkoba. Hasilnya, sekitar 15 tempat penjualan narkoba di kawasan tersebut harus tutup.

Umat Muslim di Amerika Serikat sangat beragam karena berasal dari berbagai ras. Oleh karena itu, keberagaman tata cara perayaan lebaran sangat mencolok dan menjadi keunikan tersendiri.

2. Republik Rakyat Tiongkok

Hanya sekitar 25 juta penduduk Tiongkok yang memeluk agama Islam. Mayoritas diantaranya merupakan etnis Uighur dan etnis Hui.

Setiap kali tiba Hari Raya Idul Fitri, umat Muslim di sana berama-ramai melakukan ziarah makam Sayyid Ajjal. Beliau adalah gubernur Provinsi Yunan yang pertama kali memperkenalkan Islam dan menjadi pelopor praktik toleransi antar agama di wilayah tersebut.

Umat Muslim Tiongkok berada di dua wilayah berjauhan. Penduduk Muslim di Tiongkok sisi utara terbiasa merayakan lebaran dengan makan menu-menu berbahan dasar sapi. Sedangkan yang di Tiongkok selatan mereka lebih suka makanan hasil laut dan angsa.

3. Kepulauan Fiji

Republik Kepulauan Fiji berada di timur laut Australia. Di sini, umat Muslim merupakan minoritas dengan jumlah yang kurang dari 70 ribu orang. Kebanyakan dari mereka beraliran Sunnia dan menempuh pendidikan di Sekolah Hanafi.

Sama seperti di Indonesia, lebaran di Fiji ditandai dengan umat Muslim yang berbondong-bondong ke tempat ibadah dengan mengenakan baju bagus. Biasanya hanya laki-laki yang pergi salat Idul Fitri.

Jika kamu berkunjung ke Fiji saat lebaran, kemungkinan kamu bisa mencicipi hidangan manis berupa mi soun yang dimasak dengan susu hangat. Selain itu, ada juga kari ayam, permen dan makanan-makanan khas India.

4. Inggris

Hari Raya Idul Fitri tidak ditetapkan sebagai hari libur umum. Kendati demikian, umat Muslim masih bisa mengadakan salat berjamaah di pagi hari. Sepulang salat, mereka akan berkunjung ke kerabat yang ada Inggris sambil menikmati menu hidangan khas negara masing-masing. Muslim Pakistan yang merupakan mayoritas di Inggris, biasanya menyantap Handesh, Fulab, Bengali, dan Samosa.

5. Rusia

Lebaran sangat dinanti-nanti oleh umat Muslim di Rusia. Pasalnya, mereka berpuasa selama 20 jam sehari selama Ramadan, sekaligus menjadi puasa terpanjang di dunia.

Jika di Indonesia ada menu opor ayam dan rendang, di Rusia saat lebaran orang-orang menyantap daging domba yang baru disembelih. Selain itu, aneka cokelat dan kacang-kacangan juga menjadi favorit anak-anak Muslim Rusia.

Lilya Pramesti