Tidak semua hal dalam hidup ini bisa berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Banyak pula kondisi dimana kita diharuskan menerima beberapa hal yang tidak kita inginkan.
Apalagi bagi anak, bagi orangtua saja hal tersebut bukanlah perkara yang mudah. Makanya, ketika anak merasa gagal dengan apa yang dia usahakan, sebagai orangtua kita tidak boleh terus menyalahkan.
Bayangkan saja ketika diri kita sendiri gagal, apa yang kita harapkan dari orang lain dan apa yang justru membuat kita kesal karena sikap orang lain. Anak pun sama. Sehingga sebagai orangtua kita harus pandai memposisikan diri.
Lantas, bagaimana cara menyikapi anak yang sedang merasa gagal dengan usahanya?
1. Validasi perasaan anak
Yang pertama, orangtua harus memvalidasi perasaan anak. Artinya kita harus membenarkan bahwa tidak mengapa dan sebuah hal wajar jika seseorang merasa sedih dan kecewa.
Kita harus memberi pembuktian kepada anak bahwa diri kita sendiripun sama. Ketika kita kehilangan sesuatu, maka kita merasa sedih. Sehingga anak akan memahami bahwa apa yang dia rasakan bisa di mengerti oleh orangtuanya.
2. Mendengarkan cerita anak dengan penuh perhatian
Ketika anak sedang menceritakan kegagalan dan rasa sedihnya, kita harus memberikan perhatian sepenuhnya kepada anak. Jangan sampai perhatian kita teralihkan, meskipun sekadar memalingkan wajah dari kontak mata bersama anak.
Sebagai orangtua, kita harus terlebih dahulu memahami bahwa hal ini bukanlah hal yang sepele untuk anak, bukan hal yang mudah. Anak membutuhkan kita untuk ada di dekatnya dan mendengarkan segala hal yang dia katakan.
Dengan memberikan perhatian penuh kepada cerita anak, anak akan menganggap bahwa orangtuanya peduli kepadanya. Sehingga ia akan tumbuh menjadi seseorang yang terbuka kepada orang tuanya sendiri.
Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian penuh dari orangtuanya ketika mereka membutuhkan, cenderung akan tumbuh menjadi seseorang yang tertutup. Bayangkan, jika suatu saat nanti mereka memiliki masalah dan enggan berbagi dengan kita sebagai orangtua. Kalau sudah seperti itu, tidak ada yang bisa diperbaiki kembali.
3. Tunjukkan bahwa orangtua ada di pihaknya
Salah satu cara membantu anak menerima kegagalan adalah menunjukkan kepada anak bahwa kita ada di pihaknya. Caranya adalah bisa dengan mengatakan "Mama paham kakak sedih, mama bisa merasakan itu." Sehingga anak akan mengerti bahwa orangtuanya merasakan apa yang dia rasakan.
Kita juga bisa mengatakan "Mama juga tadi lihat kakak sudah berusaha dengan sangat keras. Mama bangga sekali" Sehingga anak akan merasa diapresiasi serta memahami bahwa orang tuanya tahu dia sudah berusaha semaksimal mungkin.
Selanjutnya kita bisa mengatakan "Lain kali, kita coba lagi, ya!" Sehingga anak merasa mendapatkan dukungan untuk berusaha lebih keras lagi dan menyadari bahwa masih banyak kesempatan yang menantinya dengan versi yang lebih baik.
Dengan begitu, anak akan merasa dirangkul dengan kata-kata orangtuanya dan tidak merasa mengemban perasaannya sendirian.
4. Menjadi sahabat untuk anak
Ketika anak sedang sedih dan kecewa, biasanya dia akan menolak peran atau figur orang tua. Kini, yang dia butuhkan adalah sosok seorang teman.
Orangtua harus pandai menyesuaikan kondisi dan mencaritahu bagaimana caranya untuk bisa memposisikan diri sebagai seorang teman untuk anaknya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memeluk dan membagikan pengalaman, membawa camilan untuk teman ngobrol berdua, atau yang lainnya.
Ketika anak mampu menggambarkan orangtuanya sebagai seorang sahabat, anak akan lebih leluasa dan nyaman untuk bercerita.
5. Bantu anak memperbaiki kesalahannya
Yang terakhir, kita harus berusaha untuk membantu anak memperbaiki kesalahannya. Namun, jangan langsung ketika anak sedang sedih. Cobalah untuk bersabar dan menunggu beberapa waktu.
Ketika anak sudah mulai tertarik melakukan kesenangannya lagi, kita bisa mendampinginya dan memberikan sedikit arahan berdasarkan kesalahannya yang telah berlalu.
Itu dia 5 cara menyikapi anak yang sedang merasa gagal. Terapkan yuk!
Baca Juga
-
6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi
-
Jarang Disadari, 4 Pengaruh Silent Treatment dalam Hubungan Rumah Tangga!
-
Yoursay dan Suara Semakin Melegenda, Selalu Menjadi Rumah untuk Penulisnya
-
4 Tips Tetap Rukun dengan Pasangan Meskipun Beda Pilihan Capres di Pemilu 2024
-
Taman Cerdas Soekarno Hatta Jebres, Multifungsi dan Favoritnya Semua Kalangan
Artikel Terkait
-
5 Jam Diperiksa di Polda Metro, Eks Kuasa Hukum Anak Bos Prodia Dicecar 31 Pertanyaan
-
6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi
-
25 Poster Ramadhan Anak SD dan Link Download-nya, Referensi Gambar untuk Diwarnai Sendiri
-
Kisah Pilu Satrio Sarwo Trengginas, Putra Dono yang Ditinggal Meninggal Sejak Kecil
-
Gibran Sebut Banyak yang Gagal Paham dengan IKN, Warganet Singgung Kondisi Ibu Kota Baru
Lifestyle
-
Microcredentials vs Sertifikat Online, Mana Menjanjikan di Dunia Kerja?
-
4 Serum dengan Tranexamic Acid untuk Warna Kulit Lebih Merata, Wajib Coba!
-
5 Tinted Lip Balm untuk Cover Bibir Hitam, Semua di Bawah Rp100 Ribu!
-
6 Dilema Anak Bungsu: Antara Ekspektasi Keluarga dan Cita-Cita Pribadi
-
4 Padu Padan Outfit Minimalis dari Jinyoung B1A4, Sederhana tapi Menawan!
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?