Hubungan yang sehat adalah hubungan yang diimpikan oleh setiap orang. Sebab, dengan adanya hubungan yang sehat, tentunya kedua belah pihak akan merasakan kenyamanan di dalam hubungan. Tapi, bagaimana jika kita berada di dalam hubungan yang tidak sehat atau dalam istilahnya hubungan yang toksik?
Tidak bisa dipungkiri, tentunya kita pernah terjebak di dalam hubungan yang toksik ini. Beberapa dari kita tentunya akan memilih untuk keluar dari hubungan itu sebelum menuju ke hubungan yang lebih lanjut. Walau begitu, masih ada beberapa orang yang memilih untuk tetap bertahan pada hubungan toksik ini.
Lantas, mengapa hal ini terjadi? Mengapa masih ada orang yang tetap bertahan di suatu hubungan yang toksik? Meskipun mereka sudah tahu bahwa hubungan itu hanya dapat merugikan dirinya sendiri, bahkan untuk masa depannya juga.
Berikut ada beberapa alasan kenapa seseorang tetap bertahan pada hubungan yang toksik.
1. Memiliki kepercayaan bahwa pasangan dapat berubah
Alasan pertama kenapa seseorang tetap bertahan pada hubungan yang toksik ialah karena mereka percaya bila suatu saat pasangan bisa berubah. Walaupun, pasangan mereka telah berbuat kesalahan yang sama berkali-kali. Akan tetapi, mereka menganggap bila kesalahan itu ialah kesalahan kecil yang dapat dimaafkan.
Padahal, ini jelas salah besar. Terlalu mudah memaafkan kesalahan pasangan justru bisa membuat pasangan merasa keenakan dan bukannya berubah, dia malah akan semakin menjadi.
2. Terlanjur dibutakan oleh cinta
Alasan berikutnya ialah karena sudah terlanjur dibutakan oleh cinta. Jika sudah dibutakan oleh cinta, maka seseorang akan berubah menjadi sulit untuk dinasihati. Mereka seolah-olah menutup telinganya dari kalimat orang lain yang berusaha untuk menyadarkannya dari hubungan yang salah itu.
Akan tetapi, kembali lagi, ketika kita sudah dimabuk oleh cinta, maka semua akan terasa indah. Mereka akan cenderung kesulitan untuk membedakan mana hal yang baik dan yang buruk. Termasuk saat bersama pasangannya.
3. Takut akan rasa kesepian
Karena sudah terbiasa bersama-sama dengan pasangan, maka tentunya kita akan merasa takut akan kesepian jika memutuskan hubungan dengan pasangan yang ada sekarang ini. Hal inilah yang membuat orang-orang cenderung sulit untuk mengakhiri hubungannya, sekalipun hubungan itu sudah tidak sehat.
Padahal, tanpa mereka sadari, hubungan yang tidak segera diakhiri itulah yang nantinya akan membuatnya lebih sengsara dibanding rasa kesepian yang menghantui.
Itulah beberapa alasan kenapa seseorang masih bertahan di dalam hubungan yang toksik. Ada pula beberapa orang yang merasa takut untuk menjalin hubungan yang baru, sehingga mereka memilih untuk tetap bertahan di hubungan yang lama.
Ya, memang. Bertahan atau melepaskan adalah pilihan masing-masing dari setiap kita. Akan tetapi, kita harus tahu dan segera sadar bahwa terus-menerus terkungkung di dalam hubungan yang toksik bukanlah opsi yang tepat.
Ada baiknya, kita segera mengakhiri hubungan toksik itu sebelum nantinya terjebak lebih dalam di hubungan yang lebih lanjut. Semoga artikel ini bermanfaat.
Baca Juga
-
4 Hal yang Bikin Si Doi Ilfeel Banget sama Kamu, Yuk Hindari!
-
5 Ciri yang Menunjukkan Seseorang Memiliki Kepribadian Omega, Kamu Termasuk?
-
Pasangan Tidak Peka? Ini 4 Cara untuk Menghadapinya!
-
4 Gejala Batu Amandel, Salah Satunya Bau Mulut
-
5 Hal Penting tentang Ablutophobia, dari Definisi hingga Treatment
Artikel Terkait
Lifestyle
-
3 Flat Shoes di Bawah 200 Ribu yang Bikin Look Makin Chic
-
Bikin Wangi Seharian! 3 Parfum Pria Cocok Banget Buat Kado Pacar
-
4 Pelembab Lactobacillus untuk Perkuat Skin Barrier pada Semua Jenis Kulit
-
Tampil Elegan di Meja Makan: Kuasai 10 Aturan Penting Ini
-
Anti Luntur di Cuaca Panas! 7 Bedak Tabur Waterproof untuk Outdoor Activity
Terkini
-
FIFA Matchday Bulan November dan Ulah 2 Negara Tetangga yang Harusnya Bikin Malu PSSI
-
Moderate Reader: Indonesia Peringkat Ke 31 Negara Paling Giat Membaca Buku
-
Filosofi Menanam Bunga Matahari untuk Tumbuh di Tengah Quarter Life Crisis
-
IDID Melawan Batasan dan Tetap Jadi Diri Sendiri di Lagu Terbaru, Push Back
-
Meraba Realita Musisi Independen yang Hidup dari Gigs Berbayar Seadanya