Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Delia Sanjaya
Ilustrasi mesin ketik (Pexels/Ron Lach)

Ini hanya berbagi pengalaman saat saya bersekolah di salah satu SMK di kota Rangkasbitung. Saya mengambil jurusan Administrasi Perkantoran, yang mana saat itu tahun 2014 saya duduk di kelas 1 SMK. 

Saya sebenarnya tidak tahu pelajaran apa saja yang akan dipelajari jika saya memilih jurusan tersebut. Saya hanya berpikir bahwa yang namanya perkantoran paling tidak jauh dari surat menyurat, mengarsipkan surat, bejalar membuat berbagai macam jenis surat di komputer, itu yang saya bayangkan. 

Ternyata, ada hal menarik yang saya baru temui di sana. Saya tahu mesin tik, tapi sangat jarang menggunakannya. Saat di SMK tempat saya bersekolah, menggunakan mesin tik ternyata jadi salah satu pelajaran yang ada di jurusan administrasi perkantoran. 

Ada beberapa fakta menarik yang saya rasakan saat belajar mesin tik selama tiga tahun lamanya.

1. Melatih Kesabaran Jika Salah Ketik Saat Hampir Selesai Membuat Surat

Ilustrasi seseorang dengan mesin ketiknya (Pexels/Andrea Piacquadio)

Sepertinya jika mengetik dengan komputer atau laptop, saat ketikan kita salah dan ingin dihapus, sangatlah mudah karena tinggal klik satu tombol. Namun, berbeda dengan saya yang menggunakan mesin ketik manual. Mesin ketik tersebut digerakkan manual dengan tangan, seperti menggeser gindaran dan memencet papan tutsnya. 

Saya diajarkan untuk membuat berbagai jenis bentuk surat menggunakan mesin tik, yang di mana saat saya sudah hampir selesai membuat suratnya, ada huruf yang seharusnya tidak saya pencet, akhirnya terjadi kesalahan dan membuat nilai berkurang. Apalagi saat guru sudah menyuruh kami untuk jangan salah saat memencet papan tutsnya, agar tulisan selalu rapi. Sepertinya harus butuh kesabaran dan juga ketelitian saat membuat surat saat itu.

2. Makin Berisik Saat Mengetik, Maka Makin Jelas Hasil Tulisannya

Ilustrasi mesin ketik dengan selembar kertas (Pexels/Jimmy Chan)

Jika komputer, biasanya ada keyboard yang hanya tinggal klik. Jika mesin tik, saya rasa harus sedikit ditekan kencang, agar tinta tulisannya terlihat jelas pada kertas. 

Saat saya melakukan pengetikan di ruangan mesin tik, suara yang dihasilkan itu sangatlah berisik. Namun, memanglah harus seperti itu, agar hasil tulisan surat yang saya buat, terlihat bagus dan jelas dibaca.

3. Sesekali Jari Masuk ke Dalam Sela-Sela Papan Tuts

Ilustrasi papan tuts (Pexels/Leah Kelley)

Tidak jarang jari-jari masuk ke dalam papan tuts saat sedang mengerjakan tugas menggunakan mesin tik. Itulah yang memang pernah saya alami. Memang agak kaget dan sedikit sakit, tapi itulah yang menarik saat mengetik dengan mesin tik manual. 

Semua itu saya pernah rasakan saat belajar mengetik 10 jari dengan mesin tik dan memang tidak mudah. Namun, itulah hal menarik yang saya rasakan. Walau sekarang saya tidak pernah lagi menggunakan mesin tik.

Delia Sanjaya