Kebiasaan adalah perilaku manusia yang dilakukan atas dorongan nurani dan diwujudkan dalam bentuk aksi, serta dilakukan secara berulang setiap harinya dalam hal yang sama. Kebiasaan yang dilakukan setiap hari lama-kelamanaan akan menjadi otomatis, dan cenderung merasa risau jika satu kali saja kebiasaan itu tidak dilakukan. Dalam poin ini penulis sedang membahas mengenai kebiasaan yang baik.
Kebiasaan pada dasarnya dapat tercipta karena sesuatu tersebut terlihat menarik dan menghasilkan kepuasan setelah melakukannya. Misalnya, sepulang bekerja kamu terbiasa singgah di kedai kopi dan duduk sejenak sambil mendengar lagu-lagu kesayangan diputar. Karena merasa penat setelah seharian bekerja, singgah di kedai kopi terlihat menarik dan menghasilkan sebuah kepuasan, yaitu kamu merasa rileks.
Atau contoh yang paling sederhana, saat kamu bangun tidur kamu terbiasa merapikan dulu tempat tidur, setelah itu baru ke kamar mandi. Hal menarik yang kamu lihat adalah tempat tidurmu terlihat rapi, dan kepuasan yang didapat adalah kamu bisa langsung menggunakannya saat tubuhmu merasa lelah.
Namun, membangun sebuah kebiasaan baik juga mempunyai tantangan tersendiri. Terlebih, jika kebiasaan baik ini baru akan kamu lakukan dan berniat menjadikannya sesuatu yang otomatis dilakukan layaknya kebisaan lama yang tanpa perlu berpikir langsung dilakukan. Dengan kata lain kamu ingin menumpuk kebiasaan baru tersebut di atas kebiasaan lama melalui sebuah perubahan kecil.
Hal tersebut sesuai dengan metode yang dijelaskan oleh James Clear dalam bukunya yang berjudul Atomic Habit.
Clear mengungkapkan bagaimana sebuah perubahan-perubahan kecil dapat merubah pola hidup yang sekian lama telah tertanam dengan 4 langkah sederhana sebagai berikut:
1. Menjadikannya Terlihat
2. Menjadikannya Menarik
3. Menjadikannya Mudah
4. Menjadikannya Memuaskan
Keempat langkah tersebut dapat terwujud hanya dalam waktu dua menit. Misal kamu ingin membuat kebiasaan baru yaitu menulis buku harian sebelum tidur, hal menarik yang kamu rasakan adalah kamu bisa bercerita atas apa yang telah terjadi hari ini di buku harian, kepuasan yang didapat adalah kamu merasa lega.
Lakukan kebiasaan baru tersebut dengan 4 langkah tersebut dikombinasikan dengan Aturan Dua Menit berikut;
Aturan Dua Menit
Dalam menciptakan kebiasaan baru tanpa metode yang tepat, hal itu akan bertahan hanya dalam waktu 1 minggu paling lama 1 bulan. Setelah itu kamu malas melakukan kebiasaan baru itu dan memutuskan untuk tidak melakukannya lagi karena merasa belum mencapai titik keotomatisan.
Jika kamu dalam posisi tersebut, coba lakukan cara ini:
Dalam minggu pertama lakukan kebiasaan baru itu setiap hari tapi hanya dalam waktu dua menit. Kamu bisa gunakan stopwatch untuk mengetahui kapan waktunya untuk selesai. Dan jika sudah dua menit meskipun kamu sedang asyik-asyiknya menulis langsung hentikan, tutup halaman menulis dan buka halaman lain, atau kamu bisa langsung menutup laptop dan pergi tidur.
Mengapa Hanya Dua Menit?
Dua menit waktu terbaik untuk seseorang memulai kebiasaan baru, karena jika sampai enam puluh menit hal itu akan menjadi beban dan kamu akan malas melakukannya. Lebih baik konsisten dengan waktu yang sedikit, daripada dengan waktu yang cukup lama tapi hanya bertahan sebentar.
Jika dalam minggu pertama berhasil, di minggu berikutnya kamu bisa menaikan durasi tersebut ke level lebih tinggi misal 15 menit atau 20 menit. Demi mencapai produktivitas lakukanlah secara bertahap. Meskipun dalam satu hari hanya menulis satu paragraph yang penting kamu secara konsisten menulis.
Dua Menit merupakan perubahan kecil tapi memiliki dampak yang signifikan. Waktu tersebut akan membantumu membuat kebiasaan baru dengan mudah. Kebiasaan dalam Dua Menit yang terkesan tak berarti apa-apa, tapi memberikan manfaat yang baik jika digunakan dengan tepat.
Baca Juga
-
Bikin Pekerjaanmu Jadi Lebih Mudah dengan 5 Aplikasi Kecerdasan Buatan Ini
-
Jangan Diremehkan, Inilah 5 Skill Dasar yang Harus Dikuasai Pekerja
-
Cari PTN yang Fleksibel? Simak Ulasan Kampus Universitas Terbuka Berikut
-
Inilah Alasan Mengapa Seseorang Memutuskan untuk Hiatus Media Sosial
-
Europe on Screen Kembali Digelar dengan Edisi Hybrid, Catat Jadwalnya!
Artikel Terkait
-
Jangan Normalisasi Jongkok di Toilet Duduk, Gunakan Sehakikatnya!
-
Jangan Sepelekan! 4 Kebiasaan Kecil yang Bisa Mengantarkan Pemotor ke UGD
-
Pandji Akui Kena Rasis di Luar Negeri, Publik Singgung Kebiasaan Kritik Pemerintah: Definisi Senjata Makan Tuan
-
Ulasan Buku Bad Habits, Kebiasaan Buruk Gen Z yang sering Dinormalisasi
-
Kebiasaan Baca Prabowo dan SBY Dibandingkan dengan Jokowi, Publik: Sukanya Komik
Lifestyle
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
-
Lebih Bahagia dengan Cara Sederhana: Mulai dari Micro-Moments of Happiness
-
Koreksi Diri, 3 Hal Ini Membuat Kita Terjebak dalam Pilihan Salah
-
Tampil Menarik dan Keren! Intip 4 Daily Outfit Edgy ala Yoon STAYC
-
4 Gaya Andalan Chaeyoung TWICE yang Bisa Kamu Tiru untuk Outfit Sehari-hari
Terkini
-
Piala Asia U-17: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Diprediksi akan Tampil Gemilang
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
-
Review Novel A Scandal in Scarlet: Acara Lelang yang Berujung Tragedi Mengerikan
-
5 Pilihan Film Netflix yang Tayang April 2025, dari Horor hingga Sci-Fi!
-
Sayang untuk Dilewatkan, Inilah 5 Anime yang Mengangkat Kisah Pemburu Iblis