Media sosial saat ini berada di tingkat paling atas keberadaanya, pengguna yang berasal dari berbagai kalangan ini membuat siapapun dapat memiliki akun untuk mengakses berbagai platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, Youtube, dan lain-lain. Penggunaan media sosial sangatlah beragam, ada yang menggunakannya hanya sebagai hiburan, sebagai tempat untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, mencari teman, mendapat informasi/pengetahuan baru, dan lain sebagainya.
Manfaat Media Sosial
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga menyebutkan bahwa rata-rata pengguna internet menghabiskan waktu 60 hingga 180 menit setiap harinya untuk mengakses media sosial.
Jika digunakan secara bijak, media sosial banyak memberi manfaat positif yang bisa meningkatkan kualitas hidup. Bermodal jaringan internet, dan ponsel pintar, dengan mudah kamu bisa mencari informasi apapun yang ingin kamu ketahui. Tak hanya itu, saat ini banyak peluang usaha yang muncul dari adanya media sosial, seperti berjualan secara online, menjadi seorang konten kreator dengan segala kreativitasnya, menjual jasa, dan masih banyak lagi.
Namun, perlu diketahui jika media sosial juga memiliki dampak buruk apabila digunakan secara tidak bijak, dan tidak sesuai aturan.
Banyaknya informasi yang bertebaran di media sosial membuat sejumlah oknum memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi, seperti membuat berita hoax, berita yang tidak jelas kebenaran, dan sumbernya. Tak hanya itu, belakangan ini banyak orang yang tak segan mempublikasikan kehidupan pribadi mereka hanya untuk mendapat banyak like, bahkan tak jarang membuat sesuatu yang bersifat negatif.
Media sosial saat ini bukan lagi tempat untuk menampilkan kreativitas, melainkan tempat untuk saling memamerkan apa yang mereka miliki. Tentang apa yang telah mereka capai, apa yang mereka beli, dan apa yang mereka punya yang orang lain tidak punya.
Bagi orang yang berpikiran positif menganggap hal itu wajar-wajar saja, bahkan ada yang menganggap bahwa itu hanya untuk hiburan semata.
Namun, lain cerita bagi orang yang merasa bahwa yang mereka pamerkan adalah sesuatu yang belum bisa dia dapatkan, dan merasa apa yang diterima saat ini sangat jauh dari standar yang dia lihat di media sosial. Hal tersebut menimbulkan rasa iri dan menyebabkan kesehatan mental mereka terganggu.
Hal inilah salah satu pemicu mengapa ada orang yang memutuskan untuk hiatus dari media sosial.
Apa itu Hiatus Media Sosial ?
Hiatus adalah jeda, yang memiliki makna suatu kegiatan dihentikan untuk sementara waktu. Maka hiatus media sosial sendiri berarti istirahat sejenak dari media sosial guna mendapat ketenangan pikiran. Sebetulnya, hiatus dari media sosial memang perlu dilakukan secara berkala, tujuannya tidak lain agar pikiran negatif yang ada di otak dapat dinetralisir sehingga pemikiran dapat kembali jernih.
Saat memutuskan untuk hiatus, kamu bisa memanfaatkan waktu luang tersebut untuk melakukan aktifitas yang lebih bermanfat, seperti membaca buku, menulis artikel atau buku harian, berolahraga, mengikuti pelatihan, membaca koran, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.
Mengapa Seseorang Memutuskan untuk Hiatus ?
Banyak faktor yang memicu mengapa mereka memutuskan untuk hiatus. Salah satunya karena perasaan insecure, insecure di sini memiliki arti merasa tidak percaya diri dengan apa yang dimiliki, misalkan insecure terhadap bentuk tubuhnya, merasa dirinya tidak sebaik dan sesempurna dengan orang yang mereka lihat di media sosial. Terlalu banyak membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.
Padahal apa yang dilihat di media sosial belum tentu sesuai dengan kenyataannya, media sosial terlalu banyak hal yang dimanipulatif. Menjernihkan kembali pikiran dengan hiatus dari media sosial adalah pilihan yang bijak, hidup dengan apa adanya tanpa banyak hal yang harus dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan. Setelah mental kembali pulih, kamu bisa kembali ke media sosial dengan sudut pandang baru, yaitu memandang bahwa semua yang ada di media sosial belum tentu sesuai kenyataannya.
Gunakan waktu luangmu untuk hal yang lebih bermanfaat, sekalipun kamu menggunakannya untuk bermain media sosial, bijaklah dalam memanfaatkannya. Pilihlah informasi apa yang perlu kamu terima, dan yang paling penting jangan pernah membandingkan diri sendiri terhadap pencapaian orang lain, tapi sebaliknya gunakan hal itu sebagai motivasi.
Baca Juga
-
Bikin Pekerjaanmu Jadi Lebih Mudah dengan 5 Aplikasi Kecerdasan Buatan Ini
-
Jangan Diremehkan, Inilah 5 Skill Dasar yang Harus Dikuasai Pekerja
-
Cari PTN yang Fleksibel? Simak Ulasan Kampus Universitas Terbuka Berikut
-
Terapkan Aturan Dua Menit, Inilah Cara Efektif Membentuk Kebiasan Baru
-
Europe on Screen Kembali Digelar dengan Edisi Hybrid, Catat Jadwalnya!
Artikel Terkait
-
Australia Bikin RUU Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Jika Dilanggar Dendanya Mencapai Rp500 Miliar
-
Nonton Indonesia vs Arab Saudi, Prabowo Diduga Tertipu Live Streaming Game PES di YouTube
-
Soobin TXT Tulis Surat untuk Fans Usai Dilaporkan Hiatus Demi Kesehatan
-
Jadi Tren Lagi di Medsos, Apa Itu Independent Women?
-
Media Sosial TikTok: Ancaman atau Hiburan bagi Generasi Muda?
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg