Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | oce blue
Ilustrasi kata minta maaf (Pexels.com/Brett Jordan)

Menjadi seorang pemaaf adalah suatu keharusan yang tidak mudah dilakukan. Semakin besar kesalahan orang lain, tentunya kita mungkin semakin sulit untuk memaafkan orang tersebut.

Namun, menjadi seorang pemaaf adalah suatu langkah yang hebat. Ada 4 kesalahpahaman tentang memaafkan yang belum semua orang menyadarinya. 

1. Memutuskan bukan tentang perasaan

Perlu kita sadari bahwa memaafkan bukanlah tentang perasaan, melainkan sebuah keputusan. Dua hal ini jelas berbeda. Jika kita berbicara mengenai perasaan, tentunya rasa sakitnya masih ada.

Namun, jika sebuah keputusan, kita akan tetap memaafkan meski kita masih merasakan sakit. Mempunyai keputusan untuk memaafkan orang lain adalah hal luar biasa. Jadilah orang yang memiliki sikap ini!

2. Memaafkan tidak bisa melupakan

Sebuah maaf yang diberikan tidak bisa membuat kita lupa akan hal menyakitkan tersebut.  Tapi kita melepaskan kejadian itu dan berusaha untuk tidak mengingat persepsi negatifnya.

Terkadang kita mungkin bisa melupakan kejadian itu, tapi pada kenyataan yang sebenarnya, memori itu tidak akan bisa sepenuhnya hilang.

Semakin kita berusaha melupakannya, justru semakin kuat ingatan itu. Jadi, berusahalah untuk merelakan mengenai kejadian tersebut.  

3. Sebenarnya semua orang mampu untuk memaafkan

Sering kita mengira bahwa memaafkan adalah perkara sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Mungkin memang terasa sulit, tapi semua orang bisa melakukannya.

Berilah kelebaran hati agar kita bisa memaafkan orang lain. Karena jika kita pernah berbuat salah, kita tentunya juga ingin dimaafkan oleh orang lain. 

4. Memaafkan tidak berarti harus selalu menerimanya lagi

Setelah kita menerima sebuah kekecewaan dari orang lain, membuat batasan dengan dirinya adalah hal wajar. Bukan berarti dendam, tapi tentunya kita tidak bisa bersikap sama lagi sebelum kejadian yang membuatmu sakit hati.

Kita boleh untuk sedikit menjaga jarak dengannya. Sudah memaafkan kesalahannya, tapi kita juga berhak untuk tidak lagi mempercayainya dengan sepenuhnya. 

Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan. Semakin emosional kejadian itu, tentunya semakin membuat kita semakin sulit untuk memaafkan. 

Namun, lama kelamaan kita seharusnya sadar dan bersedia memaafkan kesalahannya. Bukan hanya dirinya, kita juga pasti pernah berbuat kesalahan.

oce blue