Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Anisa Rachma Agustina
Ilustrasi Selingkuh (Pexels/RODNAE Productions)

Dalam sebuah rumah tangga konflik adalah bumbu pemanis di dalamnya, namun apabila konflik yang ada tidak dapat diselesaikan maka sepasang suami istri tersebut akan memilih jalur perceraian, atau memilih jalannya sendiri-sendiri. Berbagai problematika perceraian yang membuat sepasang suami istri memilih untuk mengajukan gugatan ke pengadilan. Nyatanya orang yang paling terdampak dalam perceraian adalah anak.

Banyak anak broken home yang menjadi korban dari perceraian orang tuanya, mereka harus tinggal bersama nenek dan kakeknya karena orang tuanya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Alhasil banyak anak broken home yang kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka, beberapa dari anak broken home bahkan menjadi liar karena tak pernah diurus lagi oleh orang tuanya.

Sudah seyogyanya meskipun orang tua sudah bercerai, mendidik dan mengasuh anak adalah tanggung jawab bersama, anak-anak tersebut lahir tanpa meminta keluarga mereka broken. Dalam artikel ini kami akan membahas 5 cara melindungi kesehatan mental anak dari perceraian, harapannya adalah supaya mereka tetap merasa memiliki keluarga utuh meskipun orang tuanya telah berpisah.

Berikut merupakan 5 cara melindungi kesehatan mental anak dari perceraian.

1. Tidak Bertengkar di Depan Anak

Salah satu alasan perceraian adalah ketidak cocokan dari kedua belah pihak. Sebelum memilih untuk bercerai biasanya kedua belah pihak akan saling menyalahkan dan terus terjadi pertengkaran. Maka dari itu usahakan untuk tidak bertengkar di depan anak. Mereka sudah sangat terpukul dengan perpisahan kamu dan pasangan, jangan tambah beban pikiran mereka dengan bertengkar di depan mereka.

2. Tetap Mengadakan Quality Time Bersama

Mungkin setelah kalian berpisah kalian akan mengambil jalan masing-masing, namun yang harus kalian ingat bahwa kalian memiliki anak yang butuh kasih sayang utuh dari kedua orangtuanya. Maka dari itu agendakan sesekali untuk mengadakan quality time bersama, dan hilangkan ego kalian masing-masing.

3. Tidak Memperebutkan Anak

Salah satu hal yang sering terjadi setelah perceraian adalah perebutan hak asuh anak, sudah seyogyanya kalia merawat bersama tanpa memperebutkan hak asuh anak. Kalian bisa mengkomunikasikan masalah ini, tanpa memperlihatkan kekacauan di hadapan anak.

4. Memberikan Hak Anak

Dengan siapapun kelak kalian akan membina rumah tangga kembali, usahakan untuk  tetap memberikan hak untuk anak, bukan hanya memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan materi, namun juga hak kasih sayang dan hak kenyamanan untuk hidup. Selalu limpahkah kasih sayang dan perhatian untuk anak supaya meskipun mereka hidup dalam keluarga yang terpecah, mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang.

5. Menghadirkan Rasa Hangat, dan Menjadikan Keluarga Utuh Meskipun Telah Bercerai

Pada poin kelima sebagai orang tua kamu dan mantan pasangan harus senantiasa memberikan rasa hangat dalam keluarga, jangan sampai anak menjadi korban karena perceraian. Banyak anak broken home yang kabur dari rumah, hingga terluntang lantung di jalan untuk menemukan kehangatan dan keluarga. Maka dari itu meskipun kamu dan pasangan sudah bercerai usahakan untuk tetap memberikan perhatian terhadap anak.

Itu merupakan 5 cara melindungi mental anak dari perceraian, setiap pasangan selalu ingin hidup bersama pasangannya hingga tua, namun pada kenyataannya beberapa orang memilih untuk bercerai karena beberapa faktor. Apabila perceraian memang pilihanmu maka tetap berikan hak untuk anak-anakmu.

Anisa Rachma Agustina