Belajar adalah kata yang sudah tidak asing lagi dengan seluruh lapisan masyarakat. Proses belajar bisa bermakna adanya ketidaktahuan menjadi tahu setelah melalui proses-proses tertentu dari unsur-unsur belajar. Belajar bisa dilakuan berbagai cara, entah melalui membaca seperti buku ataupun artikel, atau bisa juga dengan cara melakukan pengamatan terhadap sesuatu.
Menurut James O. Whittaker, ia merumuskan bahwa belajar sebagai bentuk proses di mana tingkah laku ditumbuhkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dari sini dapat disimpulkan bahwa belajar adanya suatu perubahan, terlebih perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud di sini tentunya sesuai dengan keinginan pelajar, yang memang sesuai dengan kejiwaan seseorang dan mengarah pada hal positif.
Perubahan seseorang dari hal negatif, misalnya karena meminum minuman keras, sehingga menyebabkan gila, akibat tabrakan, dan lain sebagainya, bukanlah kategori belajar yang dimaksud. Jadi hakikat belajar itu sebenarnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang positif. Seperti yang diterangkan dalam buku “Psikologi Belajar” karangan Drs. Syaiful Bahri Djamarah, berikut ciri-ciri dari perubahan yang indikasinya pada perubahan tingkah laku.
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau setidak-tidaknya menyadari seseorang merasakan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah pula. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar, tidak termasuk dalam kategori perubahan belajar, karena individu tersebut tidak menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil dari belajar, tentunya terjadi perubahan pada individu manusia secara terus menerus dan tidak statis, artinya perubahan itu dapat terjadi secara berkelanjutan. Misalnya jika seseorang belajar menulis, maka ia akan memperoleh perubahan dari yang tidak tahu menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan itu berlangsung hingga kemampuan menulisnya menjadi lebih baik, dan memperoleh kecakapan-kecapan yang lain. Misalnya sudah dapat menulis surat, dapat membuat kesimpulan, hingga dapat menjadi penulis yang terkenal dan hebat sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses belajar sejatinya mampu memberikan perubahan secara positif pada individu manusia. Sejatinya dalam perbuatan belajar, perubahan itu akan selalu bertambah dan mengarah pada sesuatu yang lebih baik ketimbang yang terjadi sebelumnya.
Maka dari itu, semakin banyak usaha belajar yang dilakukan seseorang, maka makin banyak dan makin baik pula perubahan yang akan diperoleh. Sementara perubahan yang aktif maksudnya bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada usaha dari individu manusia. Artinya perubahan tidak akan terjadi begitu saja tanpa ada usaha yang dilakukan.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang dimaksud di sini tentunya harus bersifat permanen. Ini bertanda bahwa tingkah laku yang terjadi setelah perubahan akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seseorang dalam memainkan gitar setelah belajar, kecakapan itu tidak akan hilang melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang jika terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang jelas dan memang ingin dicapai. Selain itu, perubahan belajar tersebut akan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar bisa disadari.
Misalnya seseorang yang belajar mengetik, seseorang sebelumnya sudah mengetahui apa yang didapatkan setelah belajar mengetik. Artinya dalam perubahan belajar yang dimaksud di sini senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkan.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan selanjutnya setelah seseorang telah melalui proses belajar menyangkut perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Jika seseorang belajar sesuatu, maka ia akan memperoleh perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya seorang anak yang belajar naik sepeda, maka keterampilan yang paling tampak adalah kecakapan naik sepeda.
Tetapi sejatinya ia juga harus mengalami perubahan, seperti pengetahuan tentang kerja sepeda, pengetahuan alat-alat sepeda, cita-cita memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan lain sebagainya. Jadi, aspek perubahan itu saling berhubungan dengan aspek lainnya.
Nah, itulah enam perubahan diri dari proses belajar. Proses belajar akan mengarahkan pada perubahan tingkah laku secara positif dan bisa berkembang menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Maka dari itu, proses belajar mesti terus digaungkan hingga akhir hayat, tidak ada ruginya belajar dan sejatinya belajar harus mampu menjadi tuntutan hidup bagi tiap individu manusia.
Baca Juga
-
10 Cara Mengatur HP agar Bisa Melantunkan Al-Quran Semalaman Tanpa Khawatir Baterai Rusak
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
Infinix Note 50X 5G+ Masuk ke RI Bareng Note 50S 5G+, Harga Tidak Sama
-
Bad Hair Day? Nggak Lagi! Intip 5 Gaya Rambut Simpel ala Go Min Si
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP
-
Nggak Perlu ke Salon! 5 Hairdo Wonyoung IVE Ini Bisa Kamu Coba Sendiri
Terkini
-
Asnawi Comeback ke Timnas, Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars Bakal Jadi Kenyataan?
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!
-
PSS Sleman Belum Aman dari Zona Degradasi Walau Kalahkan Persija, Mengapa?