Manusia memiliki emosi dasar di dalam dirinya. Emosi dasar tersebut bukan hanya amarah melainkan ada emosi sedih, jijik, takut, terkejut, dan bahagia. Orang yang mudah emosi akan gampang merasakan hal-hal tersebut atau gampang terbawa perasaan.
Karena mudah mendahulukan emosi yang dirasakan daripada logika, orang yang mudah emosi cenderung memiliki sikap ceroboh dan semaunya.
Orang emosian sering kali mengekspresikan apa yang dia rasakan tanpa peduli efek negatifnya pada dirinya sendiri maupun orang lain. Bagi orang emosian, saat sedang merasa emosi, maka orang lain harus tahu bahwa dia merasakannya.
Berikut 3 ciri-ciri orang yang mudah emosi.
1. Sensitif atau gampang bawa perasaan
Orang yang mudah emosi akan lebih mudah sensitif terhadap apa yang dialami atau terjadi di sekitarnya. Dia akan mudah merasa benci, bahagia, jijik, takut, dan sebagainya. Hal tersebut terjadi karena dia selalu menggunakan perasaannya dalam setiap hal terjadi kepadanya.
Orang akan menganggap bahwa orang emosian akan mudah terbawa perasaan alias baper.
2. Kesulitan mengendalikan diri
Karena lebih mementingkan perasaannya, orang yang emosian akan mengutamakan dirinya sendiri. Dia akan dengan asal mengekspresikan apa yang dia rasakan seperti perasaan marah, jijik, kaget, bahagia, dan lain-lain tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Karena hal tersebut pula, dia menjadi lebih ceroboh dan asal-asalan dalam mengambil keputusan, sehingga dapat menyebabkan penyesalan di kemudian hari. Orang dengan pengendalian emosi yang buruk juga akan mudah merasakan sedih, marah dan emosi lainnya tanpa alasan yang jelas.
3. Tidak bisa mengenali emosinya
Mudah emosian dapat membuat seseorang kebingungan dengan emosi yang dia rasakan sendiri. Terkadang, mereka akan sulit memahami dan mengerti apa sebenarnya yang dia mau dan inginkan.
Dalam kondisi yang sudah tidak terbawa emosi, dia akan bingung mengapa dia dapat berekspresi atau mengambil keputusan yang sebenarnya tidak baik atau tidak dia inginkan.
Perasaan emosi yang dipendam akan berdampak buruk bagi kesehatan mental. Namun, mengekspresikan emosi tanpa menggunakan logika juga bukan merupakan tindakan yang tepat. Jadi, sebaiknya seimbangkan antara penggunaan emosi dan logika agar tidak menyesal di kemudian hari!
Baca Juga
- 
                      
              5 Rekomendasi Kafe Dekat ISI Jogja, Harga Terjangkau Nyaman Buat Nongkrong!
- 
                      
              5 Rekomendasi Tempat Camping di Purwokerto, Viewnya Memesona!
- 
                      
              5 Rekomendasi Wisata Keluarga di Klaten, Seru dan Menyenangkan!
- 
                      
              4 Kafe di Temanggung dengan View Gunung Sumbing dan Sindoro
- 
                      
              5 Kafe di Boyolali dengan View Gunung Merapi yang Memesona, Auto Bikin Betah
Artikel Terkait
- 
                
              Detoks Digital Bikin Hidup Kita Hepi di Dunia Nyata
- 
                
              3 Tipe Melepas Emosi, Kamu yang Mana Nih?
- 
                
              Viral Video Aksi Panggung Pinkan Mambo dengan Rok Mini hingga Bagian Sensitifnya Diekspos Kamera Penonton
- 
                
              Calm Before The Storm: Fakta tentang Takut Merasa Senang yang Jarang Diketahui
- 
                
              3 Manfaat Bernyanyi Bagi Kesehatan Mental, Sudah Tahu?
Lifestyle
- 
                      
              Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
- 
                      
              4 Daily Look Cozy Chic ala Jang Ki Yong, Bikin OOTD Jadi Lebih Stylish!
- 
                      
              4 Sunscreen Oil Control Harga Murah Rp50 Ribuan, Bikin Wajah Matte Seharian
- 
                      
              Gaya Macho ala Bae Nara: Sontek 4 Ide Clean OOTD yang Simpel Ini!
- 
                      
              Bukan Kaleng-Kaleng! 5 Laptop 7-10 Jutaan Paling Worth It Tahun Ini
Terkini
- 
           
                            
                    
              Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
- 
           
                            
                    
              Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
- 
           
                            
                    
              Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
- 
           
                            
                    
              Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
- 
           
                            
                    
              Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!