Kendaraan menjadi hal yang sangat kita butuhkan saat ini. Karena fasilitas transportasi publik belum memadai, maka kita membutuhkan kendaraan pribadi untuk membantu mobilitas. Karena banyak orang yang sangat membutuhkannya, aktivitas jual-beli kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil menjadi banyak dilakukan. Baik kendaraan baru maupun bekas.
Dibanding membeli kendaraan baru, banyak orang memilih untuk memberi yang bekas. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh harga yang jauh lebih murah lagi. Apalagi jika ingin harga yang jauh lebih murah lagi, maka banyak orang yang menjual kendaraan baik sepeda motor atau mobil yang bodong atau surat-suratnya tidak lengkap.
Padahal, setiap kendaraan bermotor harus memiliki surat-surat seperti STNK dan BPKB. Jika kita membeli kendaraan bodong, maka kita harus siap akan berbagai macam konsekuensi yang akan dihadapi nantinya.
Berikut ini adalah 4 risiko membeli kendaraan bodong atau surat-suratnya tidak lengkap.
1. Asal-Usul Motor Tidak Jelas
Fungsi surat-surat kendaraan adalah untuk menunjukkan kepemilikan dan asal usul kendaraan tersebut. Hal ini sebagai bukti bahwa kendaraan tersebut adalah miliknya. Jika kita membeli kendaraan bodong, maka kita tidak mengetahui asal-usul kendaraan tersebut dengan jelas.
Beruntung jika memang kita membeli kepada pemiliknya. Namun bisa jadi kendaraan tersebut adalah hasil curian, atau hasil penggelapan, dan berbagai kemungkinan lainnya. Hal ini membuat kita harus berhati-hati.
2. Mudah Kena Tilang dan Ditarik Polisi
Kita sering menemukan razia atau operasi polisi dan jalan-jalan. Jika menjumpainya saat berkendara, maka kita diminta untuk menunjukkan surat-surat kendaraan yang kita gunakan. Jika tidak ada STNK, maka tentu saja kita akan kena tilang. Bahkan kendaraan bodong kita bisa ditarik atau disita polisi karena kita tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikan.
3. Ditarik Debt Collector
Jika kendaraan tidak lengkap surat-suratnya, misalnya tidak ada BPKB, maka ada kemungkinan motor tersebut belum lunas atau sedang dijadikan jaminan hutang di lembaga keuangan seperti bank atau leasing. Jika demikian, ada kemungkinan kendaraan tersebut bisa ditarik oleh debt collector di jalan karena menunggak angsuran.
4. Susah Menjual Kembali
Meskipun harganya jauh lebih murah, namun masyarakat kita sudah lebih peduli mengenai pentingnya surat-surat kendaraan. Jika kita membeli kendaraan bodong, maka kita akan kesulitan jika ingin menjualnya kembali. Mungkin kita harus menurunkan harganya jauh lebih rendah lagi agar kendaraan tersebut bisa laku.
Demikian 4 risiko atau akibat buruk jika kita membeli kendaraan bodong. Lebih baik membeli kendaraan yang lengkap meskipun lebih mahal.
Tag
Baca Juga
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Viral Isi Minyakita Hanya 750 ML, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
-
Mobil Terendam Banjir? Cegah Kerusakan dengan 5 Tips ini
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
Artikel Terkait
-
Robotaxi Elon Musk: Impian Futuristik yang Tersandung Politik Donald Trump
-
Pesona Motor dengan Nama Unik, Moto Morini X-Cape 700
-
Jangan Malas! Begini Cara Jitu Cek Tilang Elektronik untuk Mengetahui Kendaraan Aman dari Denda
-
Pesona Yamaha Cygnus Griffith 2025, Aerox Alpha Kalah Mahal
-
Daftar Perawatan yang Perlu Dilakukan Kendaraan Komersial Pasca Momen Mudik Lebaran
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
5 Tips Membaca Buku ala Raim Laode agar Lebih Mudah Paham
-
Tertarik Belajar Bahasa Korea? Cek Dulu Langkah Awal Ini
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
Terkini
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling
-
Resmi Bersaing, Jumbo dan Pabrik Gula Kini Selisih 500 Ribu Penonton