Salah satu profesi yang keberadaan dan peranannya cukup penting dalam dunia publikasi dan penerbitan adalah editor atau penyunting.
Banyak yang mengira bahwa penyunting adalah pekerjaan yang mudah karena hanya mencari-cari kesalahan dalam tulisan ataupun karya. Padahal, lingkup kerja seorang penyunting sangatlah luas. Mulai dari meninjau proposal, draft, dan naskah utuh, membantu penulis mengembangkan ide tulisan, mengawasi proses publikasi, hingga menjaga hubungan baik dengan para penulis.
Oleh karena beban kerja yang tidak mudah itu, tidak semua orang bisa menjadi penyunting. Ada beberapa syarat keterampilan dan kemampuan yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi seorang penyunting.
Nah, dalam artikel berikut akan diuraikan beberapa keterampilan dasar yang secara umum harus dimiliki oleh penyunting.
- Keterampilan menulis yang baik
Untuk bisa menjadi penyunting, modal awal yang sebaiknya dimiliki adalah keterampilan menulis yang baik. Pada dasarnya, penyunting adalah ghost writer dari penulis utama. Maka, seorang penyunting harus memiliki keterampilan menulis yang sama baiknya dengan penulis. Seorang penyunting juga harus paham dengan kaidah-kaidah penulisan, mulai dari tata bahasa, ejaan, pengembangan ide pokok, dan seterusnya.
2. Perhatian terhadap detail
Salah satu tujuan penyuntingan yaitu mengolah naskah hingga layak diterbitkan. Untuk sampai pada tahap ini, perlu kejelian penyunting dalam memeriksa tiap-tiap detail naskah. Penyunting perlu memperhatikan fakta-fakta yang disampaikan penulis hingga kekonsistenan tulisan. Namun, penyunting tidak memiliki hak untuk mengubah substansi tulisan dan gaya tulisan. Detail ini sangat perlu diperhatikan agar ciri khas penulis dalam tiap-tiap tulisan tidak hilang.
3. Komunikatif
Seorang penyunting juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik sangat berpengaruh terhadap hasil suntingan dan perbaikan naskah. Selain itu, kegiatan menyunting bukan hanya melakukan evaluasi terhadap tulisan yang diolahnya, tetapi juga saran perbaikan yang harus dilakukan penulis. Untuk menyampaikan saran perbaikan ini dibutuhkan keterampilan komunikasi agar maksud perbaikan dapat dipahami penulis dengan baik.
4. Soft Skill
Selain keterampilan teknis, soft skill juga harus dimiliki oleh seorang penyunting agar penyunting bekerja sesuai alurnya. Beberapa soft skill yang harus dimiliki penyunting diantaranya, yaitu jujur dan bertanggung jawab. Seorang penyunting dilarang keras mencuri data dalam tulisan yang disuntingnya. Penulis juga harus bisa bersikap jujur dalam menilai sebuah tulisan. Selain itu, penyunting tidak boleh lepas tangan terhadap tanggung jawab dalam bentuk penerbitan formal yang telah disepakati antara penerbit dan penulis.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi penyunting bukanlah pekerjaan yang mudah, bukan? Oleh karena itu, apresiasi yang tinggi perlu kita sampaikan kepada para penyunting di luar sana.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Naskah Akademik Pembelajaran Koding Telah Diterbitkan, Gimana Penerapannya?
-
Takut Grogi? Ini 3 Contoh Teks MC Acara Isra Miraj di Sekolah Anti Gagal!
-
Serius Bentuk Ditjen Pesantren, Kemenag Libatkan Stakeholder untuk Masukan Susun Naskah Akademik
-
Contoh Kata Sambutan Ketua Panitia Natal Untuk Berbagai Momen
-
Setelah 1000 Tahun, Pesan Rahasia di Al Quran Biru Akhirnya Terungkap
Lifestyle
-
Anggun dan Stylish dengan 4 OOTD Sweet Feminine ala Sakura LE SSERAFIM
-
4 Gaya Kasual ala Seohyun SNSD, Nyaman tapi Tetap Fashionable!
-
Keren dan Minimalis, 4 Daily Outfit ala Lee Sun-bin yang Mudah Ditiru!
-
4 Look Simple dan Modis ala Karina aespa untuk Gaya Outfit Sehari-hari
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
Terkini
-
5 Poster Karakter Pemain Utama Film Korea The Old Woman with the Knife
-
Review Film Dead Teenagers: Lima Remaja Berjuang Bertahan Hidup dalam Ancaman
-
Dehumanisasi Digital: Saat AI Mengambil Peran Manusia
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik
-
Hajar Yaman, 3 Faktor Ini Buat Timnas Indonesia U-17 Sukses Menang Telak?