Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Syifa Fauzia
Ilustrasi belanja (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada banyak orang yang sudah menyadari bahwa sifat boros dapat merugikan diri sendiri, terutama kondisi keuangan kita. Meski begitu, masih banyak pula yang tetap melakukannya seolah-olah perilaku tersebut sudah menjadi kebiasaan atau bahkan sudah menjadi bagian dari dirinya.

Jika dibiarkan berlangsung terus-menerus, maka kebiasaan ini akan semakin sulit untuk diubah atau dihilangkan. Tidak menutup kemungkinan, anak-anak kita nantinya akan meniru perilaku boros kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan agar dapat mengendalikan diri dan memperbaiki kondisi keuangan kita?

1. Jangan melabeli diri

Stop melabeli diri sendiri dengan keyakinan-keyakinan yang negatif, seperti "Aku kan emang boros orangnya." Padahal, boros merupakan perilaku yang bisa berubah dan bisa kita ubah.

Ada juga yang melabeli dirnya tidak bakat menabung, padahal ia hanya belum terbiasa menyisihkan uangnya. Alih-alih begitu, sebaiknya kita belajar tentang cara mengelola uang dan secara perlahan mulai menerapkannya. 

2. Jalin hubungan yang baik

Hubungan kita dengan keluarga dan juga orang lain, sangat mempengaruhi kondisi keuangan kita. Mengapa? Sebab jika kita tidak menentukan batasan, orang lain dapat memanfaatkan kebaikan kita untuk kepentingan mereka.

Misalnya, saudara yang terus menerus meminjam uang pada kita. Hal ini bukan lagi soal uang saja, tapi juga tentang cara berkomunikasi dengan baik tanpa menyakiti perasaan.  

3. Kenali polanya

Akui saja jika kita sering impulsif berbelanja sesaat setelah gajian atau FOMO ketika orang lain membeli sesuatu yang sedang tren.

Jika memang sudah sering terjadi, berarti ada pola atau kebiasaan yang dapat kita kenali tanda-tanda kemunculannya. Sehingga, kita bisa menghidari hal-hal yang menjadi pemicu kebiasaan buruk kita. 

4. Cari penyebab utama

Tanyakan pada diri, masalah apa yang menyebabkan kita berkeinginan melampiaskannya dengan mengeluarkan uang atau berbelanja?

Misalnya, ketika sedang sedih kita selalu membeli sesuatu hanya untuk mengalihkan perasaan. Sebaiknya gunakanlah uang sesuai kebutuhan, bukan untuk mengisi kekosonga atau sebagai pengalih perasaan.

5. Temukan alasan

Setelah menemukan penyebab perilaku boros kita, kemudian kita harus menemukan alasan yang kuat mengapa kita harus terus belajar mengendalikan diri?

Misalnya, kita harus belajar mengendalikan diri karena kalau tidak anak kita akan menjadi sandwich generation di masa depannya. 

6. Konsisten

Kebiasaan buruk kita dalam mengelola uang tentu tidak akan dapat langsung berubah begitu saja. Tentu harus dilatih secara konsisten, selama kita hidup.

Butuh kesadaran penuh bahwa kita sedang belajar mengendalikan diri kita. Sadari, bahwa tujuan finansial kita tidak akan terwujud tanpa ada konsistensi dalam prosesnya. 

Jangan pedulikan penilaian orang lain terhadap kita. Tujuan keuangan orang lain bukan urusan kita, dan juga tidak ada hubungannya dengan diri kita. Selalu apresiasi setiap kemajuan kita, sekecil apa pun itu. 

Syifa Fauzia