Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari filosofi benda-benda di sekitar kita. Termasuk garam. Bumbu ini gak hanya bikin masakan jadi enak tapi jika dipikir-pikir lagi mengandung berbagai hikmah yang dapat diterapkan ke dalam kehidupan manusia, lho.
Seperti apa filosofi garam yang bisa kita tanamkan dalam hidup? Untuk tahu kelanjutannya, simak terus pembahasan di bawah ini, ya.
1. Tidak terlihat, tapi dirasakan
Di dalam masakan, garam itu tidak terlihat tapi bisa dirasakan. Pelajaran ini sebenarnya sangat penting terutama di zaman sekarang di era haus pengakuan dan popularitas.
Filosofi tersebut dapat diterapkan saat berbuat baik pada orang lain. Tak perlulah riuh tepukan untuk membantu orang. Cukup dengan orang lain bisa merasakan manfaat yang telah kamu berikan mestinya sudah bisa memberimu kebahagiaan.
Hal ini sangat perlu di mana zaman sekarang bahkan perilaku baik pun diuangkan. Orang melakukan kebaikan bukan murni inisiatif ingin membantu, melainkan demi mendapatkan uang dari Adsense. Bukankah itu sama saja mengeksploitasi kaum tak berpunya?
2. Meski murah tapi peranannya krusial
Harga garam boleh saja murah, tapi peranannya penting. Bayangkan makan tanpa garam. Mau bahan masakannya mewah, tapi kalau kurang garam tetap saja gak enak.
Begitu pula dengan nilai manusia. Jangan mengecilkan arti dirimu hanya karena kondisi finansialmu tidak semakmur orang-orang di sekitarmu, ya. Setiap manusia itu penting dan berharga. Yang perlu kamu fokuskan adalah gimana eksistensimu bisa bermanfaat untuk orang lain, minimal untuk keluarga terdekat dulu, deh.
3. Fungsi pengawet
Selain sebagai penambah rasa, garam juga digunakan sebagai pengawet supaya makanan tidak cepat busuk. Hal ini misalnya diaplikasikan pada ikan asin, telur asin, atau produk yang diasinkan lainnya.
Dari peran garam ini kita bisa belajar bahwa sebagai manusia, kita harus bisa ‘awet’ atau tahan dari segala pengaruh buruk pergaulan. Sekalipun lingkungan mendukung kita untuk menjadi ‘busuk’, tapi kamu bisa memilih untuk pasrah dan tidak melakukan apa pun sehingga jadi ‘busuk’, atau berubah agar mampu menangkal pengaruh buruk.
Itu tadi beberapa contoh filosofi garam yang bisa kita tanamkan dalam kehidupan. Gimana, ada yang mau kamu tambahkan?
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
10 Tahun Menanti, MV Mr. Chu Apink Akhirnya Capai 100 Juta Views di YouTube
-
Sheila On 7 Siap Mengguncang Jakarta Desember 2024, Ini Harga Tiketnya
-
4 Alasan Perempuan Cerdas Akan Berhati-hati saat Hendak Membuka Hati
-
4 Sikap yang Bisa Bikin Pasangan Selalu Setia, Anti Selingkuh!
-
3 Alasan Suami yang Selingkuh Tak Mau Cerai, Tetap Bersama Istri Sah!
Artikel Terkait
-
Stop Konsumsi Berlebihan! Ini 6 Makanan yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Tanpa Disadari
-
Pemerintah Terbitkan Permen Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan, Ini Kata Pengusaha
-
Pemerintah Keluarkan Aturan Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan
-
Perpres Sampah Mangkrak? Menteri LH Ungkap Kendala dan Janji Percepatan
-
Profil Hotma Sitompul: Kiprah dan Kontroversi Sang Pengacara Kondang
Lifestyle
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Anak Hukum tapi Stylish? 5 Look Simpel tapi Classy ala Ryu Hye Young
-
4 Look Girly Simpel ala Punpun Sutatta, Cocok Buat Hangout Bareng Bestie
Terkini
-
Baru Tayang Raih Rating Tinggi, 5 Alasan The Haunted Palace Wajib Ditonton!
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
Lingling Jadi Idol K-Pop Malaysia Pertama, Siap Debut Akhir Mei 2025
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Ketiga Lagu 1999 di Program 'Music Core'