Menyabotase diri sendiri atau juga disebut self sabotage adalah perilaku adaptif dalam melakukan suatu konteks. Setidaknya ada 3 tanda yang menunjukkan bahwa sedang melakukan perilaku sabotase terhadap diri sendiri.
1. Terlalu keras kepada diri sendiri
Diri sendiri itu perlu disayangi meski tidak boleh berlebihan. Jangan buat dirimu menjadi batu paling keras sehingga kamu dengan sendirinya bisa keras kepada diri sendiri. Kita semua perlu disayangi meskipun dosa yang tertumpuk tidak sedikit. Tapi tidak masalah, karena kita memang manusia yang tidak sempurna.
Kita boleh memaksa diri sendiri untuk tidak malas-malasan, tapi jangan memaksa kuat jika kamu memang ingin berkata lelah. Mental dan fisikmu perlu dijaga sebaik-baiknya. Kita juga tidak ingin diperlakukan oleh jahat orang lain. Jadi, jangan berlaku jahat juga untuk diri sendiri dan juga orang lain. Jadilah manusia yang berbelas kasihan untuk diri sendiri. Kita memang harus tegar tapi jangan sampai membuat dirimu memar.
2. Terlalu menutup diri
Semua orang pasti mempunyai masalah dan persoalan yang memang baiknya diceritakan kepada orang lain. Namun, saat kita menganggap hal-hal itu bukanlah suatu masalah, itu sudah menjadi salah satu tanda bahwa kita menutup diri berlebihan. Tidak masalah jika kita bercerita kepada orang lain dan juga meminta pendapat dari mereka.
Jangan menganggap bahwa kita itu tidak pantas bercerita dengan orang lain. Jika kamu merasa bahwa curhat kepada orang lain adalah suatu kelemahan, itu salah besar. Ucapan dan ceritamu bukan hal yang perlu ditutup-tutupi sampai melarang orang lain mendengarkannya. Mintalah pendapat mereka mengenai permasalahan yang sedang kamu hadapi.
3. Merasa rendah diri yang berlebihan
Jangan buat dirimu terhina karena perilakumu sendiri. Bangun rasa percaya dirimu dengan tidak merendahkan diri sendiri. Kamu berkualitas setara dengan orang lain. Siapa pun kamu, kamu juga mempunyai hak yang besar untuk mengakui bahwa diri sendiri mu itu hebat. Tidak ada yang pantas untuk menghina dan membuat dirimu rendah. Kamu harus menatap dirimu dengan sikap yang bangga. Membanggakan diri sendiri juga itu perlu tapi juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan, ya.
Jadi, harus digarisbawahi bahwa kebahagiaan jangan dipendam. Beberapa orang mungkin takut tertawa karena setelahnya menangis. Tapi, inilah kehidupan. Kita berhak bahagia dan bersedih dengan sewajarnya.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Baca Juga
-
Fakta Menarik dari 'Smugglers', Film Baru Korea yang Penuh Bintang Korea
-
Disney Rilis 'Haunted Mansion' Tayang Juli di Bioskop, Moviegoer Merapat!
-
Film 'Galaksi' Adaptasi Wattpad Tayang di Bioskop Agustus 2023, Sudah Siap?
-
Rumbling Lanjut, Attack on Titan Final Season Tayang Musim Gugur Mendatang!
-
Doraemon Nobita's Sky Utopia Hadir di Bioskop Indonesia Bulan Juli Ini!
Artikel Terkait
-
Taman Puring Ludes, 5 Fakta Kebakaran yang Bikin 500 Kios Hangus
-
Pramono Kecam Pak Ogah Sabotase Lampu Merah di Cawang: Bakal Saya Perkarakan!
-
Philosophy of Overthinking, Mengelola Overthinking Lewat Latihan Harian
-
Ulasan Buku Move It, Mencintai Diri Sendiri dengan Menjaga Pola Hidup Sehat
-
Ulasan Buku 22 Ways to Self-Love, Cara Praktis untuk Mencintai Diri Sendiri
Lifestyle
-
Vivo Y400 4G Segera Rilis ke Indonesia, Desain Layar HP Flagship dan Lulus Sertifikasi Tahan Air
-
Poco X8 Pro Resmi Hadir di Database IMEI, HP Xiaomi Bawa Dimensity 8500 Ultra Rilis Waktu Dekat
-
Rekomendasi 5 Laptop AI Murah 2025, Cocok Buat Kerja dan Ngonten
-
5 Ankle Boots Lokal Stylish yang Bisa Kamu Temukan di Shopee, Wajib Punya!
-
4 Ide Outfit Hangout ala Gracia JKT48, Tampil Kasual nan Trendi!
Terkini
-
Nasib Gerald Vanenburg Lebih Tragis dibanding STY di AFF U-23, Kok Bisa?
-
Sakitnya Pendukung Indonesia, Harus Saksikan Vietnam Catatkan 3 Rekor Sekaligus di SUGBK!
-
Key SHINee Bagikan Pesan Tentang Dirinya Sendiri di Album Solo 'Hunter'
-
Buku The Proudest Blue: Ketika Hijab Jadi Simbol Keberanian dan Identitas
-
Studio Rosid: Menyusuri Jejak Ingatan dalam Sunyi yang Terawat