Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | 🌸🌸Lily 🌸🌸
ilustrasi menulis artikel (pexels.com/cottonbro)

Kini menulis artikel di media online bisa menjadi sumber penghasilan hingga makin banyak orang yang memilih berkarier sebagai penulis online, baik full time maupun freelance. Namun, menjadi penulis di media online juga bukannya tanpa hambatan atau bebas dari aturan, lho. Beberapa orang bahkan sempat mengalami penolakan saat mengirimkan artikel ke media online.

Penolakan artikel tersebut biasanya erat kaitannya dengan alasan yang khas dan seringkali gak bisa diganggu gugat. Berikut tiga alasan utama yang membuat artikelmu ditolak editor. Pernah mengalami?

1. Tidak sesuai dengan aturan dan panduan menulis yang berlaku

ilustrasi menulis artikel (pexels.com/cottonbro)

Setiap media online pasti punya aturan dan panduan tertentu terkait artikel yang layak diterima dan tidak. Seringkali, alasan penolakan editor pun berkaitan dengan ketidaksesuaian artikel yang dikirim dengan aturan dan panduan menulis yang berlaku.

Misalnya, batas minimum kata yang wajib dipenuhi, aturan terkait gambar yang dipakai, atau bentuk artikel yang diminta. Kalau beruntung, artikel hanya akan mampir ke kolom revisi untuk diperbaiki. Namun, gak jarang juga bakal langsung ditolak editor dengan keterangan alasan yang sudah final.

BACA JUGA: Jefri Nichol Unggah Foto Bareng 'Pacar', Perempuan Ini Malah Ngaku-Ngaku Pacarnya

2. Sudah pernah ditulis oleh member lain

ilustrasi menulis artikel (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Meski sudah sesuai dengan aturan dan panduan menulis yang berlaku, tapi artikelmu tetap berpotensi ditolak kalau tema serupa sudah ditulis member lain. Media online dan editor tentu gak mau mengambil risiko menerbitkan artikel yang mirip meski berasal dari penulis yang berbeda.

Kondisi ini bakal membuat artikelmu cepat di-reject tanpa menunggu hitungan hari. Jadi, ada baiknya melakukan cek dan ricek dulu apakah tema yang ingin kamu tulis sudah pernah diterbitkan atau belum. Selain meminimalisir kemungkinan penolakan, kamu juga gak perlu buang-buang energi dengan menulis artikel yang sama hingga berujung penolakan editor.

3. Terbukti melakukan plagiat

ilustrasi menulis artikel (pexels.com/cottonbro)

Plagiat merupakan kesalahan fatal yang tak termaafkan dalam dunia kepenulisan. Jadi, gak heran kalau penolakan editor menjadi keputusan mutlak saat artikel yang kamu kirim terbukti melakukan plagiat. Parafrase memang diperbolehkan, tapi bukan menjiplak tulisan orang lain untuk diakui kepemilikannya. 

BACA JUGA: Akui Raffi Ahmad 'Masih Kepincut Ibu-Ibu', Salim Langsung Antar Bunga ke Artis Senior Ini

Sebagai pencegahan, ada baiknya kamu juga melakukan pengecekan ulang secara mandiri sebelum submit, apakah ada indikasi plagiat dalam artikel yang kamu tulis atau tidak. Gak butuh waktu lama dan pastinya antiribet, pengecekan ini bisa dilakukan lewat aplikasi atau situs plagiarism checking yang ada saat ini.

Video yang kamu lewatkan.

🌸🌸Lily 🌸🌸