Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi pasangan bertengkar (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Kekerasan dalam rumah tangga menjadi salah satu topik yang masih bergentayangan dalam berita dan ranah kehidupan rumah tangga. Dari masyarakat biasa sampai kalangan artis nasional, isu-isu hubungan rumah tangganya tidak bisa menampik adanya kekerasan.

Padahal kekerasan itu apabila tidak segera dihentikan, maka akan menyudutkan dan mengarah kepada ancaman, depresi, hingga kematian. Maka sebenarnya, ini menjadi poin yang cukup serius untuk disadari bersama-sama mengenai apa saja yang dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Karena sebagian dari kita mengira bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah hanya berbentuk sebuah siksaan atau tindakan main tangan oleh salah satu pihak. Padahal, kekerasan dalam rumah tangga itu bisa sederhana perkataan saja, lho!

Tulisan ini ditulis agar ketika kita memang menjadi korban atas kekerasan tersebut, kita bisa merasa sadar dan mengambil langkah yang tegas. Sayang sekali, apabila kita sudah menjadi korban, tapi bahkan kita tidak tahu sama sekali bahwa perbuatan tersebut dikategorikan sebagai sebuah kekerasan dalam rumah tangga.

Nah, berikut ini merupakan beberapa jenis kekerasan dalam rumah tangga yang patut untuk kita simak bersama-sama. Beberapa poin di bawah ini mengutip dari alodokter.com.

1. Kekerasan emosional

Kategori kekerasan dalam rumah tangga yang pertama adalah kekerasan emosional. Kekerasan emosional ini merupakan hal-hal yang kerap kali terjadi dalam hubungan rumah tangga di mana sebagian dari kita tidak memahami bahwa hal-hal ini termasuk dalam kategori kekerasa. Apa contohnya?

Contoh yang pertama adalah ketika pasangan mengkritik atau menghina kamu di depan umum. Pernah mengalaminya? Tentu saja, diberikan kritik di depan umum bukan hal yang menyenangkan. Hal itu akan sangat melukai hati. Bukan karena kritikannya, tapi lebih kepada bagaimana kritik itu disampaikan. Karena di depan umum, pasti kita akan merasa malu dan privasi kita terganggu, bukan?

Selain itu, bisa juga ketika pasangan sering menuduh kamu berselingkuh hanya karena kamu berbicara dengan lawan jenis. Tuduhan-tuduhan yang mengalun tanpa bukti adalah sebuah kekerasan dalam rumah tangga yang dikategorikan sebagai kekerasan emosional. Menyikapi tuduhan tanpa bukti itu akan membuat kamu merasa lelah, tertekan dan tidak merasa bahagia dalam hubungan rumah tangga yang kamu jalani.

BACA JUGA: Di Tengah Kabar Nikah, Luna Maya dan Gading Marten Terciduk Jalan Bareng di Jepang

Ketika kamu harus mengubah banyak hal agar pasangan tidak marah di mana hal tersebut menuntut kamu untuk tidak menjadi dirimu sendiri, kamu dianggap pantas mendapatkan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan, atau banyaknya larangan dalam rumah tangga yang membuat kamu merasa tertekan dan takut kepada pasangan merupakan sebuah kekerasan emosional.

2. Intimidasi dan ancaman

Pasangan yang sudah mengalami kekerasan dalam rumah tangganya, biasanya juga dibuntuti oleh intimidasi dan ancaman. Hal-hal ini seolah sebagai sebuah paket komplit permasalahan dalam rumah tangga.

Intimidasi dan ancaman tersebut bisa seperti ketika pasangan seringkali membuang atau menghancurkan benda yang kamu miliki. Hal ini merupakan sebuah bentuk tanda bahwa pasangan tidak bisa menghargai apa yang menjadi kepemilikan dirimu.

Selain itu, pasangan yang seringkali mengikuti kamu dan harus mengetahui keberadaanmu juga merupakan tanda dari KDRT. Bayangkan, kamu yang hanya menjalani kehidupanmu secara biasa, terus dibuntuti oleh pasangan sendiri seolah-olah kamu sedang melakukan kejahatan. Hal ini seringkali membuat kita merasa malu kepada rekan kerja atau orang-orang yang mengenal kita, bukan?

BACA JUGA: Dito Mahendra Dicari KPK, Fitri Salhuteru Sentil Nindy Ayunda: Jadi Pacar Kasih Tahu Lah

Menjalani kehidupan itu seringkali memang ada hal-hal pribadi yang tidak kita ingin bagi kepada siapapun, termasuk pasangan sendiri. Atau paling tidak, kita tidak merasa nyaman ketika pasangan atau orang lain mengetahui hal tersebut. Misalnya seperti buku diary atau pesan singkat dalam handphone. Ketika pasangan tidak bisa menghargai hal tersebut dan terus memaksa untuk tahu, maka hal tersebut termasuk kekerasan yang bersifat intimidasi dan ancaman.

Bahkan, pasangan yang membatasi uang yang kamu pegang sehingga kamu tidak bisa dengan leluasa membeli kebutuhan diri sendiri dan anak-anak juga termasuk dalam kekerasan. Pelecehan terhadap agama, cacat atau kekurangan fisik, etnis, ras, atau strata sosial antarpasangan juga dapat dikategorikan sebagai KDRT.

Lebih parahnya lagi adalah pasangan yang seringkali mengancam untuk bunuh diri, membunuh kamu atau membunuh anak kalian adalah kategori kekerasan yang bersifat intimidasi dan ancaman yang paling mudah untuk dikenali dan paling menakutkan. Oleh karenanya, sadari hal tersebut dan lakukan langkah yang tepat untuk menanganinya.

3. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah salah satu kekerasan yang paling mudah dipahami oleh seseorang yang mendapatkan KDRT dari pasangannya. Karena hal ini menyangkut perilaku kasar dalam keseharian yang seringkali terjadi setiap hari.

Misalnya adalah tindakan memukul, menampar, menendang, mencekik, menjambak, atau bahkan membakar anggota tubuh kamu atau anak kamu. Lekas sadari dan jangan mau saja mendapatkan perlakukan yang sedemikian kejinya.

Biasanya KDRT yang bersifat kekerasan fisik seringkali dipicu oleh konsumsi minuman keras ataupun pengaruh obat-obatan terlarang. Namun demikian, hal tersebut tetap tidak dibenarkan. Seharusnya, kita punya kontrol diri yang lebih baik agar bisa menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

4. Kekerasan seksual

Kekerasan seksual merupakan KDRT yang harus kamu pahami juga. Karena seringkali kamu menganggap bahwa kamu dan pasangan memiliki kewajiban untuk saling memenuhi kebutuhan seksual atau secara psikologis. Tapi, kamu juga harus memahami bahwa kekerasan seksual itu merupakan hal yang tidak boleh kamu biarkan.

Tanda dari kekerasan seksual adalah ketika pasangan memaksa kamu untuk melakukan hubungan seksual dengannya. Padahal sebaiknya, hubungan seksual itu dilakukan mau sama mau agar tidak menyakitkan. Ketika kamu dipaksa untuk berhubungan seks oleh pasangan, tentu hubungan itu tidak berjalan menyenangkan, bukan?

Intinya, hubungan seks yang didasari dengan pemaksaan baik itu bagaimana cara dia memperlakukan kamu, bagaimana cara kalian harus berhubungan seks, menyentuh anggota tubuhmu dengan cara yang tidak layak, bahkan ketika pasangan memaksa kamu untuk berhubungan seks dengan orang lain merupakan sebuah KDRT yang harus kamu tindak dengan tegas dan jangan biarkan hal tersebut terjadi berulang-ulang.

Pelaku KDRT biasanya akan bersikap manis setelah apa yang menjadi keinginannya terpenuhi atau tersalurkan. Dia akan meminta maaf dan memberikanmu banyak hal manis agar kamu bisa bertahan dan menutup apa yang telah dia lakukan dari orang lain.

Namun pada kenyataannya, tak berselang lama hal-hal tersebut akan kembali terjadi atau bahkan lebih parah dan semakin kasar. Oleh sebab itu, alangkah lebih baik apabila kamu sadar dengan hal-hal kecil yang termasuk dalam KDRT sehingga kamu bisa mencegah KDRT atau lepas dari hubungan yang tidak sehat itu dengan segera dan memiliki kehidupan yang lebih baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Mutami Matul Istiqomah