Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Aditya Prayogi
ilustrasi kerja (pexels/fauxels)

Berbicara soal digital marketing, apa yang bakal terlintas di benakmu? Pemasaran lewat media online atau jualan di berbagai platform sosial media? Yap, kamu benar! Menjamurnya teknologi informasi seperti saat ini, memungkinkan banyak perusahaan untuk menerapkan praktik digital marketing dalam kegiatan bisnisnya. Pasalnya selain murah, teknik marketing berbasis teknologi digital lebih efektif untuk menggait target customer potensial. 

Meski prospeknya menjanjikan, terdapat sejumlah keahlian umum yang mesti kamu kuasai dengan baik, mulai dari content marketing, content writing, basic design, SEO dan SEM spesialist, sosial media ads, KOL research, dan sebagainya. Sehingga, kamu butuh mengasah softskill berupa multitasking agar dapat mengelola pekerjaan dan waktu dengan baik. 

Oke, berikut adalah 4 tips tingkatkan skill multitasking untuk profesi digital marketing. Berikut adalah penjelasannya!

1. Tentukan deadline dan skala prioritasnya.

ilustrasi bekerja (pexels/Andrea Piacquadio)

Seperti yang diketahui, digital marketing adalah jenis pekerjaan yang paling dicari oleh banyak perusahaan guna mencapai tujuan pemasaran yang efektif dan efisien. Tak main-main, pekerjaan ini akan menuntut kamu untuk lebih cakap mengerjakan berbagai tugas sekaligus. Makanya, keahlian multitasking ini mesti kamu asah dan kuasai dengan baik. 

BACA JUGA: Nasib Pilu Istri Polisi Dijual Suami Ke Sesama Oknum Polisi Selama 5 Tahun, Begini Kronologinya

Nah, agar kamu tidak mudah stres dan bingung saat bekerja, kamu tentu perlu menentukan mana skala prioritas yang mesti didahulukan. Ok, mulailah dengan membuat daftar semua tugas yang harus dilakukan.

Kemudian, evaluasi setiap tugas dan tentukan prioritasnya berdasarkan tugas-tugas yang memiliki batas waktu yang paling mendesak atau yang paling mudah saja dulu, supaya kamu terhindar dari rasa khawatir dan stres saat mengerjakan tugas-tugas yang sulit nantinya. 

Jika sudah, pantau dan perbarui rencana kamu sesuai dengan perubahan situasi atau prioritas yang mungkin saja terjadi.

2. Kelompokkan berdasarkan pekerjaan yang saling berhubungan

ilustrasi bekerja (pexels/Andrea Piacquadio)

Nah, jika barusan adalah tugas paling mendesak atau paling mudah. Kamu tetap harus mengelompokkan tugas yang masih saling berhubungan untuk dikerjakan dalam satu waktu. Pasalnya, keahlian multitasking ini cenderung membuat seseorang mudah mengalami kelelahan secara fisik dan mental, jika mesti mengerjakan dua atau tiga hal berbeda sekaligus. 

Melansir neuroscientist, Saat kita berupaya mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus, kita sebetulnya sulit mendapatkan hasil yang bagus, apabila melakukan peralihan cepat ini. Alih-alih akan membuat kita merasakan kelelahan secara mental dan fisik. Sebab, glukosa teroksigenasi di otak, menghabiskan bahan bakar yang sama-sama dibutuhkan untuk fokus pada sebuah pekerjaan.

Oleh sebab itu, multitasker disarankan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang masih saling berhubungan untuk mengurangi kelelahan otak tersebut.

3. Latih diri supaya tidak mudah terdistraksi

ilustrasi bekerja (pixabay/RonaldCondaga)

Kita mungkin terkadang sulit berkonsentrasi, bila lingkungan sekitar tidak mendukung kita saat bekerja. Lebih-lebih di era teknologi seperti sekarang, jelas sulit untuk bisa lepas dari sejumlah notifikasi atau pesan yang mudah membuyarkan konsentrasi. 

BACA JUGA: Kritik Kebijakan Pemerintah di Media Sosial, China Siap Hapus dan Tangguhkan Akun

Nah untuk pencegahannya, kamu dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang, seperti menutup aplikasi tidak perlu di komputer, mematikan pemberitahuan di gawai, dan merapikan atau mendekorasi tempat kerja. Selain itu, musik bisa jadi iring-iringan yang cukup bagus untuk membantu kamu lebih semangat dalam bekerja.

4. Istirahatlah dengan rutin

ilustrasi kerja bagus (pixabay/geralt)

Apabila kamu sudah mengalami kelelahan dalam bekerja, namun otak memaksa menyelesaikan segenap pekerjaan. Sebaiknya, kamu mesti istirahat dari pekerjaan sejenak mulai dari sekarang. Alih-alih dapat selesai dengan baik, stres berkepanjangan justru akan membuat dirimu mengalami burnout

Burnout sendiri merupakan kondisi stres yang kronis di mana seseorang tak hanya mengalami kelelahan secara mental, namun juga dapat menyebabkan kelelahan secara emosional dan fisik akibat pekerjaan.

Nah, dengan kamu memberikan waktu terbaik untuk beristirahat, otak dapat memaksimalkan kinerja, alih-alih dipaksakan untuk mencapai target padahal kamu tengah capek luar biasa.

Pada akhirnya, kamu tidak dianjurkan terlalu memaksakan diri untuk bekerja secara berlebihan. Lebih-lebih menomorduakan kesehatan atas pekerjaan yang tengah kamu geluti sekarang. Bekerjalah seperlunya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Aditya Prayogi