Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Aditya Prayogi
Kucing galak (Pexels/Michael Morse)

Lagi-lagi kasus rabies di Indonesia menjadi topik yang hangat diperbincangkan di sepanjang 2023 ini, bagaimana tidak?, penyakit ini sangat menakutkan dan berpotensi menyebabkan kematian, jika tidak ditangani dengan cepat sehingga banyak orang merasa was-was terhadap hewan di sekitar mereka.

Meski sebagian besar kasus rabies yang marak terjadi saat ini disebabkan oleh kera dan anjing liar. Namun, tidak menutup kemungkinan virus rabies juga menjangkiti kucing-kucing rumahan, hal ini bisa terjadi karena kucing juga termasuk hewan berdarah panas dan teritorial. Mereka bisa saja tertular melalui cakaran atau gigitan akibat perkelahian dengan hewan rabies.

1. Bekas gigitan

Tanda-tanda kucing terkena rabies dapat diketahui melalui bekas luka cakaran atau gigitan dari hewan lain. Ini bisa saja berasal dari hewan liar, seperti kucing atau bahkan anjing liar, yang mana bisa membawa penyakit rabies. Oleh sebab itu, jangan sembarang menyentuh kucing-kucing liar dalam kondisi yang tak wajar.

Selain itu, jika kamu bertempat tinggal dekat hutan atau dekat dengan satwa liar, seperti kelelawar, kera, musang, atau tupai. Jangan pernah ragu menghubungi dokter hewan.

2. Perubahan drastis pada perilaku

Tidak seperti anjing dan beberapa hewan lainnya yang menunjukkan perilaku agresif dan menyerang apa saja yang ada di dekatnya, kucing justru cukup sulit untuk diketahui. Melansir daily Paw, virus rabies pada kucing memiliki masa inkubasi dalam periode yang tak diketahui, bisa minggu atau bahkan tahunan. Meski begitu kucing yang terkena rabies dapat diketahui dengan perubahan perilaku yang cukup drastis. 

Misal pada kucing ekstrovert, coba perhatikan apakah mereka kini lebih senang murung atau mengisolasi diri dan begitu juga sebaliknya. Pastikan anabul tidak berinteraksi dengan hewan berdarah panas lainnya, seperti tupai, kelelawar, dan anjing liar.

3. Agresif

Kucing yang terkena rabies tahap lanjut umumnya cenderung merasa gelisah, sangat hipersensitif terhadap suara dan cahaya serta takkan segan menyerang apapun yang ada di dekatnya, termasuk hewan lain dan manusia. Kucing juga mungkin menunjukkan tanda-tanda kehilangan koordinasi, linglung, halusinasi,  gangguan saraf dan kejang-kejang. 

4. Hydrophobia/Takut air

Hydrophobia adalah kondisi medis yang ditandai oleh ketakutan atau kecemasan yang ekstrem terhadap air, atau bahkan lebih bahaya bisa kesulitan menelan cairan. Hewan yang terkena virus rabies biasanya menunjukkan reaksi takut berlebihan terhadap air diiringi busa di mulut dan suara erangan yang tak wajar. 

5. Kejang-kejang

Pada tahap akhir rabies, kucing akan mengalami kelumpuhan di kepala, leher, dan dada. Laring akan lumpuh dan kucing tidak akan bisa lagi bersuara atau menelan. Bila kucing terdapat busa di mulut, mereka bakalan sulit menelan makanan, sehingga terjadi penumpukan air liur berlebihan.

Seiring kelemasan berubah menjadi kelumpuhan, otot-otot yang mengendalikan pernapasan tidak dapat berfungsi lagi, menyebabkan kematian.

Tahap kelumpuhan rabies berlangsung dua hingga empat hari dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Sebaiknya jangan didekati!

Itulah tadi 5 tanda kucing terkena rabies. Kabar baiknya adalah kasus kucing terjangkiti rabies sangat jarang terjadi. Dilansir dari Alleycat, kucing memiliki kebiasaan dan insting alami untuk menghindari virus rabies ini, seperti tidak sembarangan berhadapan apalagi memakan hewan-hewan yang terjakiti rabies.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Aditya Prayogi