Dewasa secara emosional bukan sekadar tentang usia atau berapa banyak tahun telah dilalui seseorang selama hidup, toh juga sekarang banyak orang dewasa yang masih suka bertingkah kekanak-kanakan, pada hakikatnya umur bukanlah penentu kedewasaan melainkan bagaimana seseorang sanggup mengelola perasaan dan menyikapi berbagai situasi dengan bijaksana.
Nah, apakah kamu termasuk orang yang sudah dewasa secara emosional? Yuk, kita buktikan melalui penjelasan berikut berdasarkan pandangan ahli, seperti disadur dari International Journal of Childhood, Counselling and Special Education, Holisticwisdom, dan verywellmind.
1. Lebih bisa berempati
Individu yang dewasa secara emosional cenderung memiliki kesadaran diri yang baik, dapat mengenali perasaan mereka sendiri dengan jelas, dan tidak terjebak dalam ledakan emosi yang tidak terkendali.
Ketika seseorang sudah mulai dewasa secara emosional, mereka dapat lebih merasakan dan menghargai perspektif emosional orang lain. Salah satunya, mampu mendengarkan sesuatu yang orang lain katakan tanpa menghakimi.
Menurut Lisa Lawless, Ph.D., seorang psikolog klinis di Holistic Wisdom, Inc., kecerdasan emosional berarti seseorang mampu merasakan empati dan menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Selain itu, mereka mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan cara yang sehat dan konstruktif, sehingga mampu memperlakukan orang lain dengan hormat dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain.
2. Mampu mengenali perasaan sendiri
Orang-orang yang telah mengembangkan kedewasaan emosional dapat mengenali perasaan mereka, dan juga memahami apa yang membuat mereka merasa demikian.
Menurut Dr. Nakagami, Jika seseorang dapat menyadari dan memahami perasaannya dengan baik, mereka akan lebih mudah memahami penyebab di balik reaksi emosional mereka sendiri. Hal ini penting agar seseorang dapat mencari cara-cara yang lebih sehat untuk menghadapi dan mengelola emosi mereka.
Sebagai contoh, daripada mengeluarkan perasaan dengan cara yang tidak tepat, seperti marah secara berlebihan atau mengekspresikan emosi dengan cara menyakiti orang lain, mereka dapat mengatasi dan melampiaskan emosi mereka dengan cara yang lebih konstruktif dan positif.
Menurut Chamberlain (1960), seseorang dikatakan dewasa secara emosional jika kehidupan emosionalnya terkendali dengan baik. Kedewasaan emosional merupakan kebutuhan bagi setiap orang yang ingin memiliki pemahaman yang benar tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Seseorang menjadi matang ketika mampu melihat dunia tanpa distorsi persepsi, yaitu dengan memahami fakta-fakta sebagaimana adanya.
Individu yang matang secara emosional juga mampu menemukan jalan keluar dalam berbagai situasi yang dihadapi. Misalnya, seorang anak yang stabil secara emosional dapat beradaptasi dengan baik dalam hubungan dengan diri sendiri, anggota keluarga, dan teman sebayanya.
3. Open minded dan fleksibel
Salah satu ciri penting dari individu yang dewasa secara emosional adalah bahwa mereka tidak kaku dalam berpikir. Kehidupan pada dasarnya penuh tantangan, dan orang yang matang secara emosional akan merespons tantangan-tantangan dalam kehidupan dengan pikiran terbuka dan kreatif.
"Seorang individu dikatakan telah mengembangkan kedewasaan emosional apabila mereka menjadi sosok fleksibel dan terbuka dalam menghadapi perubahan," kata Dr. Lawless. Mereka mampu mempertimbangkan ide-ide yang berbeda dari milik mereka sendiri, yang meningkatkan kemampuan mereka untuk kompromi dengan orang lain, tambah Dr. Lawless.
4. Menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab
Orang yang dewasa secara emosional dapat mempertimbangkan bagaimana tindakan mereka berdampak pada orang lain dan siap bertanggung jawab jika tindakan mereka menyebabkan kerugian bagi orang lain. Mereka lebih mudah meminta maaf ketika melakukan kesalahan dan menerima tanggung jawab atas tindakan mereka dengan memahami akibatnya dan selalu melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan terus belajar, sehingga mereka berusaha untuk menjadi lebih baik dan mencegah kesalahan serupa di masa depan.
"Mereka yang memiliki tingkat kedewasaan emosional yang tinggi dapat dengan mudah meminta maaf, bertanggung jawab, dan menerima konsekuensi atas tindakan mereka dengan memahami dan menerima akibatnya," kata Dr. Lawless. "Selain itu, mereka mengubah perilaku yang merugikan karena mereka melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar."
Dengan demikian, kedewasaan emosional memainkan peran penting dalam membentuk perilaku yang bertanggung jawab, penuh empati, dan menghargai dampak tindakan pada orang lain.
5. Mampu lepas dari masalah dan konflik
Konflik adalah hal yang emang tak dapat dihindari dan dapat timbul di berbagai situasi, baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, atau interaksi sosial. Namun, yang membedakan orang yang matang secara emosional adalah cara mereka menangani konflik tersebut.
Orang yang matang secara emosional tidak cenderung memperpanjang konflik atau mencari kesenangan dari kekacauan yang timbul akibat konflik. Sebaliknya, mereka berusaha menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan konstruktif. Mereka tidak menghindari atau mengabaikan konflik, tetapi berusaha menemukan solusi yang tepat.
Proses menyelesaikan konflik ini melibatkan pengembangan keterampilan emosional dan perilaku tertentu. Individu yang matang secara emosional adalah pendengar aktif yang baik, artinya mereka benar-benar mendengarkan dan mencoba memahami perspektif pihak lain. Mereka juga memiliki keterampilan dalam mencari resolusi atau solusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.
"Mereka yang matang secara emosional dapat menyelesaikan konflik secara efektif, karena mereka adalah pendengar aktif yang sangat baik dan terampil dalam menemukan solusi," kata Dr. Lawless. "Ketika mereka menghadapi agresi atau manipulasi, mereka mampu mengatasinya."
Itulah tadi 5 tanda kamu seseorang yang dewasa secara emosional. Kamu termasuk?? Kamu keren!
Tag
Baca Juga
-
5 Penemu Ini Menyesali Temuannya, Dihantui Rasa Bersalah meski Tak Membunuh
-
Ada Peringatan Hari Ciuman Internasional, Ini 6 Manfaat Ciuman Intim bagi Kesehatan Tubuh
-
Jangan Anggap Remeh, Waspadai 5 Tanda Kucing Terkena Rabies!
-
Ingin Makan Daging Tapi Takut Kolesterol? Atasi dengan 7 Sayuran Ini
-
4 Tips Batasi Penggunaan Media Sosial, Yuk Jadi Lebih Produktif!
Artikel Terkait
-
Adventure Tanpa Batas, 4 Rekomendasi Playground Dewasa di Jakarta
-
Sering Lakoni Adegan 'Panas', Jefri Nichol Tak Pernah Kasih Syarat: Gue Serahin ke Ceweknya
-
Bawa Pulang Piala Asia Pasifik, Yati Surachman Bagikan Trik Lakoni Adegan Dewasa di Film
-
Memahami Dunia Anak dari Perspektif Orang Dewasa Lewat Buku The World Called Children
-
Imigrasi Bali Deportasi Wanita Asal Ukraina Ulah Produksi Konten Porno, Benarkah Model Film Dewasa?
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg