Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Erni Rahmawati
Ilustrasi kebiasaan buruk dalam keuangan (freepik)

Setiap orang tentu memiliki keinginan untuk hidup bahagia tanpa perlu dipusingkan dengan perkara finansial. Berdasarkan riset yang pernah dilakukan di Princeton University, ternyata uang bisa membeli kebahagian asalkan kita tahu mau dipakai buat apa dan jumlahnya mencapai jumlah tertentu. Penghasilan kita bilamana mencapai 75 ribu Dollar Amerika per tahun ternyata disinyalir bisa membuat kita tenang. Jumlah tersebut jika dirupiahkan sekitar satu milyar lebih.

Ada orang yang bergaji awal 4 juta lalu naik menjadi 40 juta bahkan sampai 400 juta, tapi keuangan mereka tetap berantakan dan tidak pernah merasa cukup. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan baik itu tinggi akan terasa percuma jika masih melakukan kesalahan finansial yang bisa menjauhkan kita dari merdeka secara finansial.

Berikut ini 5 kebiasaan yang menghambat keuangan mencapai merdeka finansial.

1. Tidak membuat rencana keuangan

Urusan finansial tanpa rencana keuangan bisa sangat berbahaya. Salah satu yang mungkin terjadi adalah alokasi penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu penempatan dana di tabungan pembelian aset investasi ataupun pembelian barang bisa jadi tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang optimal untuk kita.

BACA JUGA: Viral Wanita Beli Lalapan Usus, Saat Bungkus Dibuka Auto Bikin Ngelus Dada

Punya rencana keuangan berarti kita harus dapat memprioritaskan tujuan utama menentukan kapan mau diraih dan bagaimana cara kita meraihnya.

2. Kebiasaan berhutang

Seseorang akan sulit mencapai financial freedom jika masih memiliki kebiasaan berhutang tanpa adanya perencanaan. Memiliki hutang sering menjadi pertimbangan karena bisa menunjang tercapainya kebutuhan seperti pembelian rumah tinggal.

Namun, jika berhutang tanpa kendali dan untuk menutup hutang-hutang lain yang sebelumnya sudah ada, tentu akan membuat masalahnya tidak akan pernah selesai. Hal ini juga termasuk dengan gampang menggunakan  pay later akibat kita memiliki gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilan.

3. Santai padahal tidak memiliki dana darurat

Setiap orang sebaiknya memiliki dana darurat tiga kali pengeluaran rutin bulanan. Dana darurat ini sebaiknya berbentuk aset yang likuid dan nilainya tidak naik turun.

Kamu bisa menyimpan dana darurat di tabungan, Deposito, Reksadana Pasar Uang, atau bahkan emas.  Jika saat ini kamu belum memiliki dana darurat, disarankan untuk menyisihkan paling tidak 5% dari penghasilan.

4. Tidak berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan utama

Pada umumnya ada dua pos investasi yang perlu disiapkan terutama bagi kamu yang sudah berkeluarga, yaitu dana pendidikan anak dan dana pensiun.

Perencanaan dana pensiun itu sangat penting dan vital untuk seseorang yang tidak rela menurunkan gaya hidup di masa depan. Idealnya 10% dari penghasilan saat ini kita sisihkan untuk kebutuhan masa depan.

BACA JUGA: Pelayan Karen's Diner Bongkar Fakta di Balik Viralnya Es Batu Diambil Pakai Tangan, Settingan Doang?

Dana pendidikan anak juga perlu disiapkan, jangan menunggu anak masuk sekolah baru direncanakan. Perencanaan ini bisa kita siapkan sejak anak masih kecil atau bahkan saat masih dalam kandungan.

5. Malas membangun aset produktif

Aset produktif akan memberikan kita penghasilan secara berkala untuk kebutuhan rumah tangga kita. Contohnya, suku bunga deposito setiap bulan, kupon oblogasi dari SBN ritel, hasil sewa properti atau bagi hasil virtupeer landing yang produktif.

Itu akan menjadi productive income yang pasif untuk kita di masa pensiun. Saat memasuki usia 35 tahun ke atas disarankan untuk membeli aset-aset yang bisa membuat kita memiliki penghasilan pasif di masa depan.

Untuk mencapai financial freedom memang butuh perjuangan berat. Bisa jadi tidak semua orang sanggup untuk mencapainya, tapi semua orang bisa mencapai financial independence dimana sudah tidak bergantung lagi pada orang tua sebagai dana darurat, tidak bergantung lagi pada anak sebagai dana pensiun, dan tidak menjadikan teman sebagai pay later, maka kamu sudah berhasil mencapai financial independence.

Lalu apakah angka dua milyar tadi sudah sangat penting? Setiap orang orang memiliki angka kemerdekaan finansialnya masing-masing, yang lebih penting adalah kita hitung dan kita mempunyai kemauan yang sungguh-sungguh untuk mencapainya. Kita juga harus mempunyai kemampuan pengendalian diri untuk menjauhi 5 kebiasaan yang bisa menghambat keuangan kita untuk mencapai kemerdekaan finansial.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Erni Rahmawati