Menyakiti dan disakiti seolah menjadi siklus yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik disengaja atau tidak. Meski lumrah terjadi, tapi ada sebagian orang yang merasa jadi sosok yang paling tersakiti saat ada yang melukai hatinya.
Sayangnya, 'drama' yang cukup sering dijumpai dalam pergaulan sosial semacam ini tidak seharusnya terus dimainkan seperti sedang berakting di layar kaca.
Berhenti merasa jadi orang yang paling tersakiti dengan merenungkan deretan alasan berikut ini. Hidup jangan dibuat terlalu 'drama'!
1. Boleh jadi lukamu adalah balasan dari rasa sakit orang lain
Tidak menampik kemungkinan bahwa luka hati yang kamu rasakan saat ini ada potensi wujud dari karma hidupmu. Bukankah karma memang akan kembali pada pemiliknya, entah itu baik atau buruk?
Boleh jadi situasimu saat ini merupakan balasan atas perbuatanmu dulu yang pernah menyakiti orang lain.
Menyadari adanya kemungkinan ini akan membuat pikiranmu lebih terbuka. Andai kamu tidak pernah menyakiti orang lain, pasti tidak akan ada orang yang menyakitimu juga seperti sekarang.
Solusinya cuma satu, terima lalu maafkan tanpa adu nasib dan merasa jadi sosok yang paling menderita dibanding orang lain.
BACA JUGA: 3 Hal yang Sebaiknya Tidak Kita Lakukan saat Merasa Tersakiti
2. Bisa jadi asa sakitmu gak seberapa dibanding milik orang lain
Andai mau melihat dari sudut pandang yang lebih luas, setiap rasa sakit itu sebenarnya berbeda-beda bentuk dan kadarnya. Kemampuan seseorang menanggung beban luka pun tidak sama dan kamu tidak berhak menghakimi bahwa luka yang kamu rasakan lebih berat dibanding milik orang lain.
Merasa jadi orang yang paling tersakiti hanya akan membuatmu 'buta' pada sekitar. Sebab di luar sana masih banyak orang yang merasakan sakit lebih berat dan belum tentu kamu bisa menanggungnya jika berada di posisi tersebut. Semua sudah sesuai porsi masing-masing, jadi kamu tidak perlu merasa paling menderita.
3. Tidak akan membuat hidupmu jadi lebih baik
Disadari atau tidak, saat kamu merasa jadi orang yang paling tersakiti, tandanya hidupmu sudah terlalu 'drama'.
Rasa sakit yang sebenarnya tidak seberapa dibanding milik orang lain malah kamu besar-besarkan demi sebuah empati. Perilaku semacam ini tidak akan membuat hidup jadi lebih baik, bahkan tidak mengubah apa pun.
Orang yang menjadi penonton 'drama' hidupmu bukannya bersimpati tapi malah merasa malas menanggapi hingga jadi antipati dengan sikap dan perilakumu.
Bahkan kamu akan dianggap sebagai pribadi yang manja akibat terlalu mendramatisir situasi dan rasa sakit yang sebenarnya tidak seberapa.
BACA JUGA: 5 Hal yang Dapat Menyakiti Hati Wanita, Jangan Lakukan!
4. Semua keinginanmu tidak lantas terwujud lewat 'drama' tersakiti
Satu hal yang pasti, saat perilaku yang memperlihatkan kalau dirimu yang paling tersakiti sudah dicap sebagai drama murahan, orang akan mulai tidak nyaman dengan keberadaan dirimu. Respons yang sebenarnya diharapkan, seperti perhatian, kepedulian, dan dukungan, tidak akan bisa kamu dapatkan.
Orang lain seolah sudah melihat motif yang melatarbelakangi sikapmu dan memilih acuh pada keinginanmu. Pada akhirnya, kamu hanya akan merasa lelah karena sibuk menunjukkan luka dan rasa sakitmu, tapi keinginanmu tidak akan pernah bisa kamu dapatkan sama sekali.
5. Kamu hanya akan dicap sebagai drama queen, duh!
Ujungnya, kamu hanya akan diberi label sebagai drama queen sejati saking seringnya mendramatisir rasa sakit yang mengeksploitasi lukamu sendiri di hadapan orang lain.
Tidak ada orang yang bakal menyukai sosok drama queen di kehidupan nyata. Mereka hanya akan bertepuk tangan melihat kemampuan akting yang kamu suguhkan tanpa mau meresponsnya.
Parahnya lagi, orang akan mulai menjauh darimu dan enggan bergaul terlalu dekat serta terlibat dalam skenario yang kamu ciptakan.
Bahkan saat kamu benar-benar menderita dan merasakan sakit luar biasa, orang akan tampak santai dan biasa saja karena sudah terbiasa menonton 'drama' hidupmu.
Tidak selamanya pamer rasa sakit yang dialami akan mendatangkan respons positif dari orang lain. Seringkali justru dampak negatif yang malah kamu dapatkan. Jadi, berhentilah merasa menjadi orang yang paling tersakiti dengan mempertimbangkan kelima alasan tadi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
5 Parfum Cewek Low Budget, Under 200K Udah Dapat Wangi yang Tahan Lama!
-
Mengenal Gamofobia: Tanda, Alasan, dan Cara Mengatasi Rasa Takut Menikah
-
Pacaran Sama Gemini Nggak Pernah Mudah, Kenapa Ya?
-
5 Zodiak yang Lebih Suka Tetap Single, Pilih Bahagia Tanpa 'Drama Cinta'
-
Skandal Pengaturan Skor Mencuat, Atlet Bulu Tangkis PB Djarum Terseret
Artikel Terkait
-
Ditanya Isu Jokowi Presiden Tiga Periode, Kaesang Pangarep Malah Pamer Kaos Bergambar Puan Maharani
-
Berbeda 15 Tahun Usia, Pesona Sabda Ahessa Tak Terbantahkan dalam Perspektif Wulan Guritno
-
Prilly Latuconsina Putuskan Tak Ingin Nikah Muda: Aku Belum Siap Jadi Istri
-
Ternyata Ini Alasan Bunda Corla Pilih Luna Maya daripada Syahrini
-
Pergoki Putra Siregar Selingkuh, Septi Siregar Sampai Datangi Rumah Eks Karyawannya tetapi Malah Diusir
Lifestyle
-
Ngampus Tetap On Point! Ini 4 OOTD Xaviera Putri yang Bikin Auto Stylish
-
Bukan Skincare Biasa! Brand Lokal Rilis Serum dari Rambutan dan Alga Hijau
-
Runway Virtual: 3 Game Fashion Show untuk Para Fashionista di Roblox
-
Lagu Timur Lagi Ngehits! Tren Musik yang Bikin Anak Muda Ikut Bergoyang
-
War Tiket Anti Gagal: 7 Jurus Jitu Biar Gak Cuma Dapet Tulisan Sold Out
Terkini
-
Takluk dari Arab Saudi, Bukti Gagalnya Tim Kepelatihan Terbaik di Timnas!
-
Dulu Ramai, Kini Sepi: Kisah Redupnya Pusat Buku Taman Pintar Yogyakarta
-
Les Temptes de la Vie: Ketika Musik, Paris, dan Badai Hidup Menyatu
-
A24 Hadirkan Rom-Com Afterlife Paling Menyentuh Lewat Film Eternity
-
Matahari Mata Hati: Mimpi yang Tumbuh dari Pesantren dan Persahabatan