Berkarier sebagai penulis media online sudah menjadi pekerjaan yang cukup banyak dilirik millenials. Pasalnya, penulis online juga bisa memiliki pendapatan yang tidak kalah menjanjikan dari pegawai kantoran. Namun, tantangan dan hambatannya pun tidak kalah menyulitkan seperti pekerjaan lain pada umumnya.
Terlepas dari hambatan, kesulitan, dan tantangan yang dihadapi para penulis media online, terkadang masih saja ditambah dengan kekhawatiran yang terbilang menyita pikiran. Bahkan cukup banyak kekhawatiran yang sebenarnya tidak beralasan sebab hanya ada di pikiran mereka sendiri.
Bukan hanya menyerang penulis pemula, empat kekhawatiran berikut ini juga dialami hampir semua penulis media online. Kamu pernah mengalami juga?
1. Peluang artikel yang terbit lebih banyak untuk penulis lama
Pemikiran semacam ini memang cukup meresahkan penulis, terutama yang baru saja terjun di dunia kepenulisan online. Padahal, media online sendiri menjanjikan keadilan pada semua penulis tanpa melihat lamanya bergabung.
BACA JUGA: Terkuak! Titi DJ Pernah Lakukan Operasi Pengecilan Payudara, Apa Sih Alasannya?
Satu-satunya yang berperan besar pada terbitnya sebuah artikel adalah kualitas artikel itu sendiri. Terlepas dari status penulis baru atau lama, selama kualitas artikel layak terbit pasti akan lolos proses moderasi.
2. Hari Minggu adalah hari libur penerbitan
Cukup banyak penulis yang beranggapan bahwa hari Minggu merupakan waktu libur penerbitan. Layaknya karyawan kantoran, editor media online dianggap sedang libur hingga proses moderasi terhenti atau terhambat dan artikel yang dikirim sulit terbit.
Padahal editor media online justru terus bekerja tanpa kenal warna di kalender. Beberapa media mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk meloloskan artikel saat akhir pekan. Namun, jeda ini pun tidak terlalu lama dan masih sangat bisa ditoleransi.
3. Artikel direvisi berpotensi ditolak editor
Penolakan artikel terkadang memang tidak bisa selalu dihindari. Pasalnya, ada panduan menulis yang mungkin tidak terpenuhi dalam artiket tersebut hingga butuh perbaikan. Namun, artikel yang ditolak tentu berbeda cerita dengan dikembalikan untuk direvisi.
BACA JUGA: Ide Kado Valentine Spesial dan Romantis di Bawah Harga 50 Ribu
Revisi bukan penolakan, hanya butuh penyesuaian yang dinilai kurang tepat dari editor. Selama poin yang disoroti sudah disesuaikan dan diperbaiki, artikelmu pasti akan lolos kurasi dan segera terbit.
4. Pending terlalu lama diartikan tidak akan terbit
Berbeda dengan reject dan revisi yang sudah jelas arahnya, artikel pending adalah sumber kekhawatiran terbesar bagi penulis online. Tidak adanya kepastian terbit atau ditolak membuat pikiran semakin cemas. Imbasnya, artikel yang pending lama dianggap tidak akan terbit.
Padahal, bisa saja artikelmu terlewat oleh editor saking banyaknya antian untuk dikurasi. Tidak ada salahnya untuk submit ulang demi memastikan status artikel. Namun, akan lebih baik lagi untuk terus mengirim artikel sebanyak apa pun jumlah yang masih berstatus pending. Anggap artikel pending sebagai tabungan yang suatu saat akan terbit.
Itulah 4 kekhawatiran tidak beralasan yang mungkin sering menghantui penulis media online. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Malaysia Masters 2025: Apri/Febi Satu-satunya Wakil Indonesia di Semifinal
-
Jadwal 4 Wakil Indonesia di Perempat Final Malaysia Masters 2025
-
Malaysia Masters 2025: Srikandi Indonesia Unjuk Gigi, Lolos Perempat Final
-
Match Recap Malaysia Masters 2025: Indonesia Loloskan Empat ke Perempat Final
-
Malaysia Masters 2025: Hasil Minor Wakil Tunggal Putra Indonesia
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Kejebak Diskon? Yuk, Kenali Bedanya Impulsive Buying dan Unplanned Buying!
-
Youthful! Ini 4 Ide OOTD ala Hana FIFTY FIFTY yang Pasti Cocok Buatmu
-
5 Gaya Outfit Kasual ala Morgan Oey yang Boyfriendable Abis, Wajib Coba!
-
4 Mix and Match Dua Warna ala Mimi OH MY GIRL, Bikin OOTD Makin Stylish!
-
4 Rahasia Fashion dan Hairdo Go Min Si yang Bikin Penampilan Makin Classy!
Terkini
-
Menari di Antara Batas! Kebebasan Berekspresi di Sekolah vs Kampus
-
Antara Ronggeng dan Revolusi: Potret Sosial dalam Novel Dukuh Paruk
-
Ulasan Buku B.J. Habibie: The Power of Ideas
-
Latar Ijen: Resto Bergaya Mewah dan Nyaman di Kota Malang
-
Review Film There's Still Tomorrow: Drama Emansipasi yang Bikin Getir