Dilansir dari prenagen.com, banyak anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Tidak ada patokan pasti umur berapa anak bisa bicara. Namun, ada tahapan proses belajar bicara anak yang perlu orang tua ketahui. Umumnya, saat usia anak 2-3 bulan, usia 4 bulan, usia 6-7 bulan, usia 6-12 bulan, sampai usia 18-24 bulan.
Di usia 6-7 bulan anak mulai bisa menggunakan bibir dan lidahnya secara bersamaan dan bisa bicara kata sederhana seperti Ayah dan Ibu. Saat usia 6-12 bulan anak mengeluarkan kata-kata yang terdengar acak dan tidak bermakna. Di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak mulai belajar menjelaskan hal-hal yang dilihat, dirasakan, dipikirkan, atau yang diinginkannya.
BACA JUGA: Momen Nikita Willy Bikin Kejutan Ulang Tahun Buat Suami Tajir Melintir, Kesederhanannya Bikin Salfok
Faktanya, gambaran kondisi umum tersebut tidak selalu berjalan demikian, sebab tiap anak mempunyai perkembangan berbeda. Namun, jika bayi 16 bulan belum bisa bicara orang tua memang patut waspada. Simak tips-tips menurut Komunitas Tentang Anak berikut ini, untuk mendukung yang anak telat bicara!
1. Hindari hanya menunggu
Menurut komunitas Tentang Anak, orang tua yang menghadapi kondisi anak speech delay tidak boleh hanya membiarkan keterlambatan bicara pada anak "membaik" sendiri.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Pastikan membawa anak ke dokter untuk mendapat konsultasi dan penanganan terapi sampai tuntas agar penanganannya optimal.
Mengapa perlu dibawa ke dokter? Ada beberapa penyebab kondisi speech delay pada anak, yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya masalah pada tubuh si kecil.
BACA JUGA: Mengapa Ada Benjolan di Miss V, Bolehkah Berhubungan Seks?
Dirangkum dari Hallo Sehat, beberapa masalah pada tubuh anak di antaranya: anak mengalami masalah pada lidah atau langit-langit mulut, gangguan mengendalikan gerakan, gangguan pendengaran & infeksi telinga, kondisi mulut yang kurang sempurna serta memiliki masalah perkembangan.
2. Rutin ajak anak komunikasi
Ketika anak menyebutkan kata tertentu tapi hanya menyebutkan satu suku kata saja, maka cobalah membangun percakapan dengan anak sambil mengucapkan kata lain dengan benar dan jelas.
Misalnya, jika anak mengucapkan kata "buku," Ayah atau Ibu dapat menanggapinya dengan "iya, ini buku" atau "adek mau buka buku?" atau dengan kata lainnya. Ayah atau Ibu bisa juga sembari memperagakan apa yang diucapkan untuk menekankan pada anak maksud kata yang disebut.
Dengan mengamati kemampuan bahasa reseptif pada anak, dapat mempengaruhi keterampilan anak memahami suatu bacaan di masa depan.
3. Siapkan area pojok baca
Ayah dan Ibu bisa menyiapkan area pojok baca agar menjadi rumah ramah literasi sebagai upaya mendukung motivasi membaca pada anak. Beberapa hal yang bisa Ayah dan Ibu sediakan antara lain: rak pendek agar anak mudah mengambil buku, karpet atau meja & kursi ukuran anak di dekat area buku agar si kecil nyaman membaca buku.
BACA JUGA: Resep Herbal Bersih-Bersih Liver Ala Dokter Zaidul Akbar: Mudah Banget
Setelah itu, Ayah dan Ibu harus rutin membacakan buku sambil menunjuk gambar. Membacakan buku untuk anak dapat menambah ragam kosa kata baru. Membacakan cerita merangsang anak belajar alur cerita, merangkai kata, dan memperkuat ingatannya.
4. Adakan waktu bermain khusus
Tips berikutnya, Ayah dan Ibu bisa membuat jadwal bermain khusus untuk meningkatkan keterampilan baca anak setiap hari. Berikut diberikan contoh sebagai panduan agar bisa diterapkan di rumah.
Senin, ajak anak memperhatikan warna, bentuk, simbol di sekitar anak.
Selasa, membaca buku sederhana lalu tanyakan pertanyaan sederhana terkait cerita.
Rabu, ajak bermain peran, bisa sesuai dengan cerita dal buku yang sudah dibaca atau bisa mencari referensi lain.
Kamis, bermain tebak-tebakan dengan flashcard (kartu bergambar).
Jumat, ajak anak menggambar setelah membaca buku favoritnya.
Sabtu, dorong anak membuat cerita sendiri sambil bermain.
Minggu, ajak anak merapikan buku dan memilih buku untuk dipajang di rak.
Memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal tentu menjadi dambaan bagi setiap orang tua untuk anak-anak mereka. Untuk itu diperlukan keterlibatan aktif Ayah dan Ibu dalam setiap tahapannya, termasuk saat anak sudah mulai belajar bicara. Semoga beberapa tips di atas dapat membantu, ya. Semangat Ayah Ibu hebat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kamu Harus Menyerah Terhadap 6 Hal Ini Kalau Ingin Sukses
-
3 Skill Manajemen Diri yang Harus Dimiliki untuk Menjadi Pribadi Sukses
-
Sadari dan Kendalikan, Ini 3 Penyebab Tingkat Fokus Anak Muda Sekarang Rendah
-
5 Tanda Luka Batin Kamu Mulai Sembuh, Sudah Merasakannya?
-
Mau Tetap Bahagia Disaat Sulit? Coba Lakukan 7 Kebiasaan Ini!
Artikel Terkait
-
Anak Thom Haye Sakit: Mungkin Ada Sesuatu yang Salah
-
Anak Abah dan Ahoker Dukung Pramono-Rano, Ahok: Negara Lebih Penting dari Ras dan Agama
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
-
Fuji Ajak Gala Sky Berbagi dengan Anak Yatim, Netizen Kagum pada Pola Asuh Keluarga Haji Faisal
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino