Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Finny Sarimata
Ilustrasi Anak sedang Bermain (pexels.com/cottonbro studio)

Dilansir dari prenagen.com, banyak anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Tidak ada patokan pasti umur berapa anak bisa bicara. Namun, ada tahapan proses belajar bicara anak yang perlu orang tua ketahui. Umumnya, saat usia anak 2-3 bulan, usia 4 bulan, usia 6-7 bulan, usia 6-12 bulan, sampai usia 18-24 bulan. 

Di usia 6-7 bulan anak mulai bisa menggunakan bibir dan lidahnya secara bersamaan dan bisa bicara kata sederhana seperti Ayah dan Ibu. Saat usia 6-12 bulan anak mengeluarkan kata-kata yang terdengar acak dan tidak bermakna. Di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak mulai belajar menjelaskan hal-hal yang dilihat, dirasakan, dipikirkan, atau yang diinginkannya.

BACA JUGA: Momen Nikita Willy Bikin Kejutan Ulang Tahun Buat Suami Tajir Melintir, Kesederhanannya Bikin Salfok

Faktanya, gambaran kondisi umum tersebut tidak selalu berjalan demikian, sebab tiap anak mempunyai perkembangan berbeda. Namun, jika bayi 16 bulan belum bisa bicara orang tua memang patut waspada. Simak tips-tips menurut Komunitas Tentang Anak berikut ini, untuk mendukung yang anak telat bicara!

1. Hindari hanya menunggu

Ilustrasi Orang Tua Membawa Anak ke Dokter (pexels.com/Los Muertos Crew)

Menurut komunitas Tentang Anak, orang tua yang menghadapi kondisi anak speech delay tidak boleh hanya membiarkan keterlambatan bicara pada anak "membaik" sendiri.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Pastikan membawa anak ke dokter untuk mendapat konsultasi dan penanganan terapi sampai tuntas agar penanganannya optimal. 

Mengapa perlu dibawa ke dokter? Ada beberapa penyebab kondisi speech delay pada anak, yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya masalah pada tubuh si kecil.

BACA JUGA: Mengapa Ada Benjolan di Miss V, Bolehkah Berhubungan Seks?

Dirangkum dari Hallo Sehat, beberapa masalah pada tubuh anak di antaranya: anak mengalami masalah pada lidah atau langit-langit mulut, gangguan mengendalikan gerakan, gangguan pendengaran & infeksi telinga, kondisi mulut yang kurang sempurna serta memiliki masalah perkembangan. 

2. Rutin ajak anak komunikasi

Ilustrasi Ayah Mengajak Anak Berbicara (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Ketika anak menyebutkan kata tertentu tapi hanya menyebutkan satu suku kata saja, maka cobalah membangun percakapan dengan anak sambil mengucapkan kata lain dengan benar dan jelas. 

Misalnya, jika anak mengucapkan kata "buku," Ayah atau Ibu dapat menanggapinya dengan "iya, ini buku" atau "adek mau buka buku?" atau dengan kata lainnya. Ayah atau Ibu bisa juga sembari memperagakan apa yang diucapkan untuk menekankan pada anak maksud kata yang disebut.

 Dengan mengamati kemampuan bahasa reseptif pada anak, dapat mempengaruhi keterampilan anak memahami suatu bacaan di masa depan.  

3. Siapkan area pojok baca

Ilustrasi Orang Tua Mengajak Anak Membaca (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ayah dan Ibu bisa menyiapkan area pojok baca agar menjadi rumah ramah literasi sebagai upaya mendukung motivasi membaca pada anak. Beberapa hal yang bisa Ayah dan Ibu sediakan antara lain: rak pendek agar anak mudah mengambil buku, karpet atau meja & kursi ukuran anak di dekat area buku agar si kecil nyaman membaca buku. 

BACA JUGA: Resep Herbal Bersih-Bersih Liver Ala Dokter Zaidul Akbar: Mudah Banget

Setelah itu, Ayah dan Ibu harus rutin membacakan buku sambil menunjuk gambar. Membacakan buku untuk anak dapat menambah ragam kosa kata baru. Membacakan cerita merangsang anak belajar alur cerita, merangkai kata, dan memperkuat ingatannya. 

4. Adakan waktu bermain khusus

Ilustrasi Orang Tua Mengajak Anak Bermain (pexels.com/Gustavo Fring)

Tips berikutnya, Ayah dan Ibu bisa membuat jadwal bermain khusus untuk meningkatkan keterampilan baca anak setiap hari. Berikut diberikan contoh sebagai panduan agar bisa diterapkan di rumah.

Senin, ajak anak memperhatikan warna, bentuk, simbol di sekitar anak. 

Selasa, membaca buku sederhana lalu tanyakan pertanyaan sederhana terkait cerita. 

Rabu, ajak bermain peran, bisa sesuai dengan cerita dal buku yang sudah dibaca atau bisa mencari referensi lain. 

Kamis, bermain tebak-tebakan dengan flashcard (kartu bergambar).

Jumat, ajak anak menggambar setelah membaca buku favoritnya. 

Sabtu, dorong anak membuat cerita sendiri sambil bermain.

Minggu, ajak anak merapikan buku dan memilih buku untuk dipajang di rak. 

Memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal tentu menjadi dambaan bagi setiap orang tua untuk anak-anak mereka. Untuk itu diperlukan keterlibatan aktif Ayah dan Ibu dalam setiap tahapannya, termasuk saat anak sudah mulai belajar bicara. Semoga beberapa tips di atas dapat membantu, ya. Semangat Ayah Ibu hebat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Finny Sarimata