Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Dea Pristotia
Ilustrasi orang pamer di sosial media [Pexels/Campus Production]

Flexing atau pamer di sosial media akhir-akhir ini semakin menjadi populer. Apalagi setelah beberapa anak dari pejabat terciduk melakukan flexing dengan barang-barang mewah. Padahal setelah diselidiki netizen diketahui jumlah kekayaan orang tuanya dinilai tidak wajar dengan jabatannya. Tentu saja hal ini sebenarnya akan menjadi aib di kemudian hari.

Lalu apa yang membuat seseorang menjadi melakukan flexing? Atas dasar apakah orang tersebut melakukan pamer? melansir dari Lini Sehat, Sabtu (11/3/2023) terdapat 5 alasan orang melakukan flexing jika ditinjau secara psikologi. Berikut adalah alasannya.

1. Kebutuhan Eksistensi Diri

Seseorang melakukan flexing adalah karena ia memiliki kebutuhan akan eksistensi dirinya. Menurutnya pamer menjadi hal yang instan untuk mendapatkan perhatian orang lain di sosial media. Pamer mengenai kemewahannya atau pencapaiannya akan sangat mudah dilakukan. Apalagi dengan mengunggahnya di sosial media. Semakin banyak orang yang melihatnya dari jumlah suka, komentar, atau jumlah penayangan. 

2. Tidak Memiliki Empati

Adanya perilaku flexing dapat terjadi jika seseorang memiliki sikap kurang empati. Mereka cenderung tidak memperhatikan orang lain dan menurutnya apa yang ia lakukan adalah sebuah kewajaran. Rasa cuek inilah yang mendorong seseorang berperilaku apapun, bahkan membagikan sesuatu yang superior.

3. Pencitraan Diri

Menurut teori psikologi sosial, memamerkan sesuatu yang dimiliki mampu menunjukkan status sosial seseorang. Harapannya adalah menjadi lebih baik di mata orang lain, sehingga dapat memperluas pergaulan. Semua hal pamer tersebut dilakukan agar bisa dinilai luar biasa dan berkelas oleh orang lain. Seseorang yang melakukan flexing cenderung ingin membentuk citra diri yang ekslusif dan berkelas. 

BACA JUGA: Irish Bella Ngaku Bangga Punya Ammar Zoni Sebelum Sang Suami Terjerat Kasus Narkoba

4. Mengharap Orang Lain Terkesan

Secara nyata, orang melakukan pamer adalah dengan tujuan orang lain terkesan dengan apa yang ia pamerkan. Seseorang yang melakukan flexing berfikir bahwa orang lain akan menganggap ia memilik hal hebat. Perasaan senang ini muncul berkat stimulus dari dopamine, yaitu hormon yang membua suasana hati bahagia. Efeknya ia merasakan kebahagiaan setelah melakukan flexing. Dan ini dapat memicu ketagihan dan mendorong orang tersebut untuk terus melakukan flexing

5. Menutupi Rasa Insecure

Berdasarkan ilmu psikologi klinis, perilaku flexing ternyata sangat berkaitan erat dengan perasaan tidak aman dan rendah diri atau yang juga dikenal dengan istilah insecurity. Orang tersebut mungkin saja tidak memiliki suatu hal maka ia menutupinya dengan hal lain yang ia miliki, ia banggakan, agar kekurangannya tertutupi. Namun ada beberapa kasus juga bahwa flexing yang ia lakukan sebenarnya bukan karena ia memilikinya, Tapi justru karena tidak punya. Misalnya seseorang tidak memiliki mobil, lalu suatu hari ia dipinjami saudaranya, ia lalu foto-foto dan mengunggahnya ke sosial media. Berharap orang lain yang melihatnya beranggapan ia memiliki mobil. 

Itu adalah 5 alasan orang suka melakukan flexing jika ditinjau dari sisi psikologi. Semoga membantu kita memahami orang-orang yang suka pamer ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Dea Pristotia