Momen bulan ramadan banyak dimanfaatkan untuk menjalani usaha. Pada dasarnya, saat memutuskan menjadi pebisnis juga diperlukan beberapa keahlian keuangan yang mumpuni.
"Setiap bulan Ramadan, aku seneng deh banyak hampers berseliweran, tandanya #temanPrita banyak yang semangat jalanin usaha untuk penghasilan tambahan," ujar Prita Ghozie, dikutip dalam akun instagram resminya @pritaghozie.
Melansir dari Instagram Perencana Keuangan Prita Ghozie, terdapat kesalahan keuangan yang perlu dihindari oleh pebisnis saat memulai usaha di bulan ramadan.
“Kali ini aku mau share 3 Kesalahan Keuangan Pebisnis yang perlu dihindari saat start usaha di bulan Ramadan,” katanya.
Lalu, apa saja kesalahan pebisnis yang perlu dihindari? Simak 3 kesalahan kelola keuangan ini perlu dihindari pebisnis yang telah dirangkum, pada Jumat (14/4/2023).
1. Jangan Campurkan Keuangan Rumah Tangga dan Keuangan Bisnis
Menurut Prita, meskipun sulit untuk usaha rumahan mempunyai keuangan yang terpisah, tetapi tetap harus dipaksakan agar rincian pemasukan dan pengeluaran lebih terstruktur.
Caranya yakni dengan membuat catatan keuangan bisnis. Selain itu, bisa juga dengan menggunakan rekening yang berbeda antara operasional rumah dan operasional bisnis, misalnya dengan memakai rekening bisnis untuk keuangan usaha.
2. Tidak Membedakan Penghasilan Sebagai Owner dan Pengurus Bisnis
Biasanya, saat bisnis masih merintis owner akan turun tangan langsung sebagai CEO alias Chief Everything Officer. Namun, perlu disadari antara owner dan manajemen merupakan dua kegiatan yang berbeda.
BACA JUGA: 5 Manfaat Minum Kopi Bersama Teman Dekat, Menjalin Hubungan Semakin Baik!
Oleh karena itu, Prita menyarankan agar owner yang mengurus bisnis juga digaji setiap bulannya. Kemudian, hasil usaha di akhir periode baru dibagikan sebagai bonus (dividen) untuk owner.
3. Kejar Pertumbuhan Revenue (Pendapatan), Tanpa Pertimbangkan Kelancaran Cashflow (Arus Kas)
Selanjutnya, sering kali terjadi yaitu usaha berjalan lancar, namun tidak mempunyai kas untuk membayar tagihan rutin. Hal ini bisa terjadi karena sistem pembayaran tunda, fasilitas cicilan untuk pembeli atau tertundanya pencairan dana dari platform.
Sebaiknya, jadikan barang persediaan yang kurang laku agar lebih mudah diubah menjadi uang tunai dengan cara menjual secara berkelompok. Tak hanya itu, berikan harga diskon untuk pembeli yang membayar secara tunai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
5 Manfaat Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula yang Baik untuk Kesehatan
-
Jangan Langsung Resign! 5 Tips Mengatasi Rasa Tidak Suka terhadap Pekerjaan
-
Kulik Isu Pernikahan Dini, Angka Perceraian di Indonesia Kian Melejit
-
3 Alasan Perempuan Harus Berpendidikan, Jangan Takut Nggak Dapat Jodoh!
-
Konsumsi Gula Berlebih Picu Diabetes Usia Muda? Berikut 4 Cara Mencegahnya
Artikel Terkait
-
RI Perlu Lompatan Pertumbuhan Ekonomi Agar Keluar dari Jebakan 'Batman'
-
Prabowo Ingin Ekonomi RI Terbang 8 Persen, Faktanya Tahun Depan Makin Berat
-
Kocar-kacir Kelas Menengah RI, Rata-rata Tabungannya Tinggal Rp1,8 Juta
-
Menteri Bappenas Bingung, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mandek di 5% Selama 20 Tahun Terakhir
-
Amerika Serikat dan Indonesia Optimis untuk Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dalam Pemerintahan Baru
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino