Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Suci Amalia Putri
Ilustrasi Generasi Stroberi (DocPribadi/Suci Amalia Putri)

Sudah tak asing membaca istilah Generasi Stroberi? Atau kamu merasa dirimu adalah salah satu generasi stroberi? Buah stroberi dipilih karena terlihat mengkilap dan cerah, tetapi mudah mengkerut juga rapuh dan hancur apabila diberi tekanan. Istilah ini menggambarkan kondisi anak muda zaman sekarang yang memiliki ide-ide cemerlang dan kreativitas tinggi, tetapi sering kali kesulitan menghadapi berbagai tekanan hidup, kurang daya juang dan mudah menyerah. 

Semakin berjalannya  hidup, maka akan semakin banyak pula tantangan yang akan menekan kita. Kita akan menemukan banyak masalah dalam hidup hingga persoalan yang rumit baik pribadi maupun sosial. Kalau begitu, apa jadinya jika baru selangkah maju sudah menyerah, sedikit-sedikit langsung tersinggung, sekali gagal tidak mau mencoba lagi, apakah kita bisa bertahan dalam kemelut tantangan zaman? Apakah kita mau benar-benar menjadi rapuh.

Bukankah sayang, jika ide, gagasan dan kreativitas yang kamu miliki terhalang oleh mental yang rapuh? Oleh sebab itu, kita perlu mengenal sebuah skill yang bernama resiliensi. Reivich dan Shatte (2002) mendefinisikan resiliensi merupakan kemampuan individu dalam mengatasi, melalui, dan kembali pada kondisi semula setelah mengalami kesulitan.

Biar lebih mudah, Resiliensi itu ibarat sistem kekebalan tubuh yang bekerja saat diserang virus. Orang yang terkena virus mungkin akan mengalami demam, pilek, meriang, dan lain-lain, tetapi dalam keadaan ini, sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras melawan virus dan membentuk antibodi. Sehingga, ketika virus sudah  berhasil dikalahkan oleh sistem kekebalan tubuh, maka tubuh akan kembali sehat bahkan akan lebih kebal lagi terhadap virus yang sama. Resiliensi dapat menjadikanmu tahan banting, mampu bangkit dari kegagalan, bahkan berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Orang yang resilien adalah orang yang mampu mengelola energinya. Jika kamu merasa lelah, jika kamu merasa stress, jika kamu merasa jenuh, nikmatilah. Manusia wajar merasakan semua perasaan tersebut. Kamu tidak perlu menolak semua perasaan negatif, kamu hanya perlu menerimanya dan memberikan dirimu waktu untuk istirahat sejenak. Setelah energimu kembali, barulah kamu menyelesaikan apa yang harus kamu selesaikan. Satu demi satu, langkah demi langkah, tahap demi tahap.

Resiliensi bukan sesuatu yang stagnan. Artinya, resiliensi dapat dikembangkan dalam diri seseorang. Ada 5 langkah untuk membangun atau memperkuat resiliensi seseorang untuk mencapai mimpinya di masa depan.

BACA JUGA: 5 Aturan untuk Memiiki Hidup Disiplin, Dijamin Ampuh!

1. Mulai dengan tujuan utama dan tanamkan keyakinan

Kamu perlu menentukan tujuan besar yang ingin kamu capai. Tujuan besar ini dibuat agar kamu memiliki alasan yang kuat mengapa kamu harus melakukan sesuatu yang mungkin akan menguras banyak energimu. Namun, tujuan yang kamu buat haruslah realistis, artinya tujuanmu bukan tujuan yang sifatnya imajinasi seperti bermimpi memiliki kekuatan teleportasi. Sehingga, kamu pun bisa meyakini bahwa kamu pasti bisa mencapainya.

2. Cari role model

Banyak sekali tokoh-tokoh tangguh yang dapat dijadikan role model, salah satu contohnya Nabi Muhammad SAW. Role model cukup penting dimiliki untuk memotivasimu agar tidak menyerah dan kuat mengatasi tekanan yang kamu hadapi.

3. Memecah tujuan menjadi target kecil

Memecah tujuan menjadi teget-terget kecil ini berguna agar kamu bisa lebih produktif dalam mencapai tujuan dan energimu tidak dipakai dalam satu waktu bersamaan.

4. Refleksi diri

Sisihkan waktu untuk merasakan dan mengevaluasi emosi, perilaku, motivasi, perspektif, dan keinginan yang kamu miliki. Jangan lupa, lakukan juga apresiasi terhadap diri sendiri setelah melakukan sesuatu sebagai bentuk syukur dan ucapan terima kasih kepada diri sendiri.

5. Merekam momen perjuanganmu

Langkah terakhir adalah merekam momen perjuangan yang sudah kamu lakukan baik hal-hal yang kamu anggap kecil sekalipun. Merekam dapat dilakukan melalui tulisan, gambar, foto, video, ataupun rekam suara. Tujuannya agar di masa depan kamu bisa yakin bahwa dirimu adalah orang yang tanggung karena sudah banyak melewati berbagai macam rintangan, sehingga kamu bisa semakin yakin akan mampu melewati masa yang sulit di kemudian hari.

Daripada terus berlarut-larut dengan sebutan generasi stroberi, ayo berlatih memperkuat resiliensi agar menjadi generasi muda yang kreatif dan tahan banting. Di mulai dari 5 langkah di atas ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Suci Amalia Putri