Melontarkan candaan dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menghibur diri sendiri dan orang lain. Namun, penting untuk memperhatikan jenis candaan yang diberikan pada orang lain agar tidak mengganggu kenyamanan atau menyinggung perasaan.
Pasalnya cukup banyak orang yang menggunakan kalimat candaan negatif yang kurang menyenangkan hingga menjatuhkan mental seseorang.
Oleh karena itu, jenis candaan yang dilontarkan harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Berikut lima jenis candaan yang berpotensi merusak mental hingga perlu dihindari.
1. Candaan yang bersifat diskriminatif
Candaan diskriminatif seperti merendahkan suku, agama, gender, atau orientasi seksual tertentu sering kali mampu merusak mental seseorang.
Candaan semacam ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman karena cenderung merendahkan martabat seseorang, terutama jika orang tersebut telah mengalami diskriminasi sebelumnya.
2. Candaan yang mengolok-olok kekurangan fisik
Candaan yang mengolok-olok kekurangan fisik seseorang juga dapat sangat merusak mental. Orang yang mengalami cacat fisik mungkin sudah mengalami tekanan batin dan kecemasan karena kekurangan yang dia miliki.
Jika masih ditambah dengan candaan terkait kondisinya tersebut, beban mental yang dirasakan bisa saja semakin besar.
3. Candaan yang meremehkan orang lain
Candaan yang meremehkan atau merendahkan orang lain juga mampu merusak kestabilan mental seseorang. Orang yang menjadi sasaran candaan tersebut akan merasa tidak dihargai atau diabaikan.
Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit emosional yang besar dan membuat seseorang merasa terasing dari lingkungan sosial mereka.
4. Candaan yang mengabaikan perasaan orang lain
Ada kalanya kalimat candaan terkesan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain. Hal ini tentu saja akan membuat tidak nyaman hingga merusak mental seseorang.
Misalnya, candaan yang tidak memperhatikan kesedihan atau kecemasan seseorang yang berujung pada perasaan diabaikan dan tidak dihargai. Korban candaan semacam ini kemudian akan merasa kesepian dan berpotensi mengalami depresi.
5. Candaan yang mengejek kegagalan orang lain
Candaan yang mengejek kegagalan seseorang juga dapat sangat menjatuhkan mental. Orang yang sedang berjuang atau baru saja mengalami kegagalan mungkin saja sedang merasa tidak percaya diri.
Ujungnya, candaan semacam ini hanya akan menambah beban mental mereka dan memicu kecemasan, depresi, serta masalah mental lainnya.
Dalam menjalin hubungan sosial, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki batasannya sendiri dan sensitivitas terhadap topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebaiknya pastikan dulu kalau candaan yang dilontarkan tidak melebihi batas dan selalu memperhatikan perasaan orang lain.
Baca Juga
-
Kegagalan di BAC 2025, Taufik Hidayat: Fasilitas Ada, Apa Sih yang Kurang?
-
Tim Sudirman Cup Dirilis, Eng Hian: Komposisi Mengacu Prestasi Individual
-
Pelatnas PBSI Lakukan Rotasi Pelatih, Alasan Kesehatan Jadi Pemicu
-
Skuad Indonesia di Sudirman Cup 2025, Kombinasi Atlet Senior dan Junior
-
Fakta Menarik BAC 2025, Juara Baru hingga Catatan Minor Indonesia
Artikel Terkait
-
Kembali Diperbincangkan, Teman dan Rekan Sebut Mental Justin Bieber Kacau
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
Duka yang Diabaikan: Remaja Kehilangan Orang Tua, Siapa Peduli?
-
Dituding NPD, Baim Wong Jalani Tes Kesehatan Mental Sampai HIV
-
Dukungan Sosial atau Ilusi Sosial? Realita Psikologis Ibu Baru
Lifestyle
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Anak Hukum tapi Stylish? 5 Look Simpel tapi Classy ala Ryu Hye Young
-
4 Look Girly Simpel ala Punpun Sutatta, Cocok Buat Hangout Bareng Bestie
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern